"Aku butuh seorang petarung jarak jauh, petarung jarak dekat, ahli strategi, punya kemampuan mata-mata yang mumpuni, dan pandai berakting." Big B berkata tegas. Tatapannya menyapu ruangan, menatap satu persatu delapan orang yang sudah ia kumpulkan.
"J, aku butuh semua kemampuanmu dalam menggali informasi," ucap Big B sembari menatap pria yang duduk tenang di ujung kanan ruangan.
Pria yang dipanggil J itu mengangguk kecil. "Baik, Pak."
"Lalu...." Big B kembali mengedarkan pandangannya, lantas berhenti tepat pada seorang wanita berambut panjang yang hari ini dibiarkan tergerai. "K, kamu akan bergabung dengan J untuk menyelesaikan misi ini."
"Apa?!" Wanita yang dipanggil K itu melotot tak percaya. "Sama dia?" Telunjuk rampingnya mengarah lurus pada pria di hadapannya, J.
"Iya, kenapa?"
Keiko Arumi, seorang agen rahasia dengan kode nama K itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia ingin menolak, tapi itu sangat tidak profesional. "Bukan apa-apa." Akhirnya ia hanya bisa mendesah pasrah.
Sementara itu, Damian Janendra, pria yang tadi dipanggil J itu hanya melipat bibir. Menahan seringai tipisnya.
"Kalau begitu, yang lain boleh bubar dan kalian berdua tetaplah di sini. Aku akan menjelaskan apa yang harus kalian kerjakan."
Tanpa menunggu perintah dua kali, enam orang lainnya segera meninggalkan ruangan. Menyisakan Big B, Damian dan Keiko yang masih bersungut-sungut.
"Ada apa, Keiko?" tanya Big B saat melihat wajah Keiko masih terlipat.
"Bukan apa-apa," sahut Keiko ketus.
"Baiklah, kita langsung ke intinya saja. Kalian mendekatlah!"
Keiko dan Damian menurut. Keduanya beranjak dari kursi masing-masing, berpindah ke kursi paling dekat dengan Big B.
"Jadi begini, aku menerima laporan bahwa ada rumah yang menyimpan obat-obatan terlarang dalam jumlah besar. Rumah itu terletak di komplek Mutiara Indah. Hanya saja, tidak ada bukti jelas di mana barang terlarang itu disimpan. Jadi aku minta kalian berdua untuk mengawasi rumah itu," jelas Big B panjang lebar.
Keiko menghembuskan nafas lega. Ini bukan misi yang rumit, mereka bisa menyelesaikan misi ini mungkin dalam waktu seminggu saja. Itu artinya, Keiko tidak perlu menghabiskan banyak waktu dengan Damian, musuh bebuyutannya.
"Aku sudah menyewa rumah untuk kalian tempati. Rumah itu berjarak dua rumah dari rumah yang harus kalian awasi. Karena itu kawasan komplek perumahan, kalian juga harus bisa berakting dan berbaur dengan warga sekitar."
Dari sini, Keiko mulai memicing curiga. Ia melirik Damian yang masih duduk tenang di sisi kanan Big B.
"Kalian akan berpura-pura menjadi pasangan suami istri, berbaurlah dengan warga sekitar, cari informasi sebanyak-banyaknya. Laporkan padaku dua kali seminggu kecuali jika ada informasi penting."
"Apa?!" Suara Keiko kembali melengking tajam. "Pasangan suami istri?!"
Damian melirik Keiko yang sudah berdiri, ia menghela nafas. Sejak pertama kali mengenal Keiko saat remaja, bagi Damian, wanita bermata bulat itu selalu bereaksi berlebihan. Lebay.
"Kenapa harus pasangan suami istri? Memangnya nggak bisa kita langsung menyelinap masuk ke rumah itu, mencari informasi sebanyak-banyaknya?" Keiko mencoba berargumen.
Big B menggeleng. "Tidak bisa, Kei. Rumah itu bisa menjadi markas untuk seorang bandar narkoba. Isinya orang-orang bersenjata. Sehebat apapun kalian, dikepung 20 orang bersenjata lengkap, kalian akan tetap kewalahan. Karena itu, sebelum kita menentukan langkah selanjutnya, aku ingin kalian mengawasi dulu rumah itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Love-possible | ft. Bluesy
Romance"Kalian akan berpura-pura menjadi sepasang suami istri, awasi rumah itu dan laporkan padaku dua kali seminggu kecuali jika ada informasi penting," perintah Big B, direktur sebuah organisasi intelijen. Keiko Arumi, seorang agen rahasia dengan kode na...