1

417 27 4
                                    

"bangsat, kau akan mati di tanganku bodoh" emosi sedang menguasainya hanya karena masalah sepele bagi orang lain tapi tidak dengannya.

Teman-teman disekitarnya hanya menatap sendu seseorang yang sedang dihajar habis-habisan, salahnya sendiri mencari masalah dengan orang yang tidak tepat. Andai saja tadi dia tidak mengatakan sesuatu yang buruk tentang keluarga teman mereka, mungkin nasibnya tidak akan seburuk ini.

"sampai kapan kita akan membiarkannya?" tanya salah satu teman mereka yang sedari tadi hanya menonton tayangan live didepan mereka sekarang.

"tunggu saja hingga dia sudah meluapkan semuanya, salahnya sendiri berani mengatakan yang tidak seharusnya dikeluarkan dari mulut kotornya itu" ucap temannya yang lain.

Memandangi sahabatnya yang sedari tadi tidak berhenti untuk memukuli sang musuh sudah bukan hal yang mengejutkan, mengingat bahwa sahabatnya sangat tidak suka jika keluarganya dibawa dalam urusan pribadinya.

"kau sudah cukup untuk menyentuh rokok itu, kau masih kecil, jaga kesehatanmu" menatap orang yang paling muda untuk berhenti menghisap benda yang mematikan itu.

Matanya sedari tadi memang mengikuti sahabat-sahabatnya untuk melihat live smackdown di depan mereka, tapi ujung matanya tidak bisa dipungkiri untuk menatap sang adik kecil mereka yang sedari tadi sepertinya sangat percaya diri dengan menghisap lebih dari 2 batang.

"diamlah phi, kau bahkan sedari tadi terus menghisapnya dan aku tidak masalah dengan itu" jawabnya ketus, dirinya hanya ingin membuang semua penat yang sedang memenuhi isi kepalanya, namun kenapa semua kakak-kakaknya yang ada disini malah melarangnya?

"ck, kau itu masih kecil, dan lagi kenapa kalian membawa rokok didepan anak kecil ini?" protesnya tidak suka. Menatap semua sahabatnya yang seakan tidak perduli dengan ucapannya sudah bukan hal biasa, mata mereka semua memang menatap ke depan, hanya saja telinga mereka bisa mendengar semua protes dan keluhan dari salah satu sahabatnya.

"matikan atau kau akan menjadi korban selanjutnya yang akan kami tonton adik kecil, kau harus mendengarkan semua perintah kakak-kakakmu" ucapnya sambil menghembuskan asap terakhirnya, ia akan sudahi acara merokoknya sekarang karena jika tidak maka semua sahabatnya disini makin menyalahkannya.

Tanpa mereka lihat pun adik kecil mereka itu mematikan rokok yang baru saja ia nyalakan, menyebalkan memang tapi ia merasa dijaga disini, sahabatnya disini memang menyebalkan namun tidak dengan hati mereka. Semua sahabatnya disini mungkin memang orang kejam, tapi ia tahu semua itu dilakukan karena kesalahan orang-orang pada mereka.

"friend, aku mulai bosan dengan ini, bisa kau menghentikannya dari pada hanya menontonnya bak serial netflix?" tanya salah satu sahabatnya, jujur saja tontonan ini memang asik hanya saja malam ini mereka punya hal yang begitu serius untuk dikerjakan dibanding hanya menyakiti seseorang yang tidak ada apa-apanya dibanding mereka semua.

Seseorang yang sedari tadi dengan tenang meminum minuman mahalnya hanya melihat sekilas pada sahabatnya itu, lalu kembali menatap ke depan. Aksi sahabatnya memang tidak dibenarkan hanya saja ia tidak ingin ikut campur dengan semua permasalahan itu. Bukan dirinya tidak bisa menghentikan seseorang yang sedang mereka tonton, ia hanya tidak suka mencampuri urusan orang lain.

Menatap jam dipergelangan tangannya lalu kembali menatap kedepan dengan wajah tenangnya, ia hanya tersenyum simpul.

"sebentar lagi dia akan selesai" ucapnya membuat semua atensi berada pada dirinya.

"dia akan mati sebentar lagi" lanjutnya dengan enteng, mereka semua panik, bukan ini yang mereka inginkan.

"kita harus menghentikannya" salah satu dari mereka berdiri dari kursinya ingin menghampiri seseorang yang sedari tadi menjadi tontonan untuk mereka, namun langkah kakinya terhenti ketika mendengar sesuatu yang ia lupakan "dia tidak akan bodoh dengan membunuh seseorang hanya karena menjelekkan nama keluarganya, otaknya masih bisa bekerja" menatap sinis sahabatnya yang sudah dekat dengan orang yang sedang asik berkelahi itu, ia yakin jika sahabatnya ini melupakan sesuatu.

Berandal cantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang