3

215 20 8
                                    

"rokok tidak baik untuk kesehatan dan tubuh kamu" ucap seseorang mengejutkan friend yang sedang bersantai di atas rooftop sekolahnya, ia sedari tadi melamun memikirkan kejadian tadi malam yang menurutnya sangat aneh.

"masuklah, atau kau akan bermasalah dengan guru bk nanti, ini masih jam pelajaran sekolah" lanjutnya, melihat friend yang sepertinya acuh tanpa memperdulikan ucapannya membuat ia mendengus kesal. Ia seperti sedang berbicara dengan patung.

"aku tidak mengenalmu, lebih baik kau pergi" ucap friend sambil mematikan rokok yang baru saja habis, terhitung ia sudah menghabiskan 2 batang, padahal ia baru saja keluar setengah jam, dan itu juga karena ia bosan berada didalam kelas, pelajarannya membosankan baginya.

"lebih baik kau ikuti kata-katanya, dia osis disini" ucap salah satu temannya yang membuat friend menatap mereka berdua dengan intens dari atas sampai bawah, benar mereka osis dari jas yang mereka gunakan.

"kau bagian bidang apa?" tanya friend menunjuk seseorang yang baru saja berbicara padanya.

Friend melangkahkan kakinya mendekati 2 orang gadis yang sedari tadi menunggunya untuk masuk ke dalam kelas kembali.

"aku bertugas hari ini untuk berkeliling, sebaiknya kau kembali sebelum aku yang akan menghukummu" ucapnya lagi.

Friend mengangkat alisnya dengan penasaran, siapa seseorang yang sedari tadi berani sekali menegurnya ini? apa ia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?

Mencoba mencari name tag dari 2 orang yang berada di hadapannya lalu mengangguk setelah mendapatkan namanya.

"rebecca dan irin, itu nama kalian?" tanya friend.

"syukurlah kau tidak buta" ucap irin.

"kau sedari tadi berbicara terus menerus, sudah seperti burung beo saja, kau lapar?" tanya friend dengan wajah tanpa berdosanya itu membuat irin mendengus kesal, dirinya memang lapar tapi harus ia tahan karena ini belum waktunya makan siang.

"kau..." menunjuk wajah friend yang dengan cepat friend tepis karena tidak suka.

"sudahlah nona, aku tidak ingin berbicara denganmu, lalu disampingmu ini kenapa ia hanya diam? apa dia terpesona padaku?" percayalah bahwa sekarang irin sudah ingin menampar wajah cantik di depannya ini.

"hati-hati jika berbicara nona" ucap becky.

Friend berbinar ketika mendengar suara becky yang mengalun indah di telinganya, ia rasa sudah menyukai gadis ini sekarang.

"oh suara mu cantik seperti orangnya" goda friend membuat irin melototkan matanya, ia ingin melangkah maju menghajar friend hanya saja becky lebih dulu menahannya.

Irin memperhatikan friend dari atas hingga bawah, anak ini sangat cantik, dan juga tampan secara bersamaan, kharismanya sangat kuat untuk seseorang yang disebut dengan nakal. Menggelengkan kepalanya, apa yang baru saja ia pikirkan? ia memuji gadis yang sedari tadi sangat nakal ini?

"terima kasih, kalau begitu silahkan kembali, atau aku akan menghukum mu" ucap becky masih menatap friend.

"aku sudah siap dihukum, ayo mau dimana?" friend masih saja menggoda gadis dengan nama rebecca ini.

Becky yang memang tau maksud dari friend membulatkan matanya dengan wajah yang mulai kesal, ia sedari tadi menahan kekesalannya, hanya saja ia pikir untuk ini tidak.

"jangan berpikiran terlalu jauh nona, aku hanya bertanya kau mau menghukum ku dimana? mencuci toilet? atau berdiri di lapangan? membersihkan lapangan?" ucapan friend seakan menyadarkan otak becky yang mulai sedikit terkontaminasi oleh kekotoran, ia menggeleng dengan kuat dan kembali menatap friend yang sekarang sudah tertawa dengan menyebalkan untuk dilihat.

Berandal cantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang