2

149 13 3
                                    

"aku tidak akan memaafkan kalian" ucapnya kesal.

Semua yang berada dalam mobil sedang menatap malas, mereka bahkan hanya terlambat beberapa menit dan sudah mendapatkan hadiah berupa pukulan di perut, apa itu tidak cukup baginya? apakah mereka juga harus mendengarkan semua ocehan yang tidak jelas dari orang ini?

"bagaimana kalau kita tendang saja orang ini dari dalam mobil?" usul talong.

"ide bagus, dimana lokasi yang teapt untuk membuangnya?" tanya ahenjoy yang sedari tadi sudah muak, perutnya masih sakit.

"sudah lah lisa, kau tidak harus mengoceh sepanjang jalan hanya karena kami telat menjemputmu, kau tahu... ini masih jam sekolah jika kau lupa" jelas friend.

"dan lagi,  kami semua baru saja istirahat karena dihukum, jadi lebih baik kau diam, dari pada aku membalas apa yang kau lakukan padaku tadi" lanjutnya membuat lisa mengernyit heran.

"kau memanggil namaku tanpa embel phi? yang benar saja, aku akan menjadi iparmu jika kau lupa" ucap lisa.

Jisoo yang mendengar itu langsung memukul kepala sahabatanya ini, sudah dari tadi ia menahan untuk tidak membalas rasa sakit yang diterimanya.

"awss sakit jichuuu" rengeknya memproutkan bibirnya kebawah.

Nuttli yang hanya menyimak langsung memukul bahu lisa sedikit keras.

"kau ada masalah apa adik kecil" tanya lisa sambil mengusap bahunya yang sakit, pukulan nuttli tidak bisa diremehkan.

"diam lah phi, kau bertingkah menjijikkan, ingat umur" ucap nuttli pedas membuat semua yang ada di dalam mobil menahan tawa mereka.

Jika nuttli sudah berbicara, maka artinya itu cukup mengganggu.

"kalian sangat jahat padaku, tapi aku benar mengatakan bahwa aku akan menjadi ipar dari friend" kekeh lisa tidak mau mengalah.

Friend yang sedang duduk di depan dengan santai langsung menoleh menatap lisa sengit.

"apa? tidak terima?" tantang lisa.

"aku jamin p'jennie tidak akan mau padamu, ia naksir p'jisoo" ungkap friend.

Talong tertawa dengan keras melihat ekspresi lisa yang melotot menatap jisoo, memang sudah sedari dulu jennie selalu menunjukkan ketertarikannya pada jisoo, hanya saja manusia absurd itu tidak pernah menyadarinya, hatinya sudah penuh dengan gadis tupainya.

"tapi dia sudah mempunyai tambatan hatinya" tunjuk lisa pada jisoo.

"turunkan tanganmu itu manoban" jisoo menepis jari lisa yang berada tepat di depan wajahnya.

"kau bilang tadi kalian habis dihukum, siapa yang berani menghukum kalian semua? apa ia tidak mengetahui sedang berhadapan dengan siapa?" cerca lisa membuat friend sedikit berpikir.

Ia tidak mengetahui siapa yang menghukum dirinya tadi, karena mata dan telinganya selalu fokus pada sahabat-sahabatnya itu.

"jangan bilang kau tidak tahu siapa pelakunya friend" ucap ahenjoy.

Friend hanya menunjukkan deretan giginya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dirinya memang tidak tahu siapa yang menghukumnya tadi pagi, ia hanya menjalankan hukumannya tanpa melihat siapa yang memberinya hukuman.

"jangan pernah bertanya pada friend, manusia ini selain buta, dia juga tidak pernah perduli dengan sekitarnya" ucap talong.

Lisa mengangguk membenarkan, tapi meskipun begitu rasa penasarannya masih menumpuk, ia masih ingin tahu siapa yang berani menghukum sahabatnya hingga membuat mereka semua nampak kelelahan.

Berandal cantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang