Lost and Found

2.1K 201 24
                                    

Tok...tok...tok...

Tok...tok...tok...

Sunyi. Tidak ada yang membukakan pintu. Sakura mundur lalu mengambil jalan memutar menuju pintu belakang.

Tok...tok...tok...

Tok...tok...tok...

Masih tidak ada jawaban. Jam makan siang apakah selalu seperti ini? Dimana para pegawai pelayanan publik itu?

Gadis itu menghela nafas. Dompet hitam di tangannya terasa berat. Mungkin dia harus antarkan ke pos polisi dekat stasiun karena pon yang satu ini sama sekali tidak bekerja sesuaj fungsi.

Matanya melirik pada jam tangan. Setengah jam lagi dia harus tiba di lokasi ujian masuk penerimaan mahasiswa baru Universitas Konoha. Terlambat sedikit saja maka dia harus siap mengucapkan selamat tinggal pada impiannya.

Dia mempercepat langkah. Kemudian dia berlari. Lumayan cepat untuk ukuran perempuan yang benci berolahraga.

Tiba di pos polisi nafasnya sudah sangat tidak teratur. Jantungnya juga berdegup kencang.

Lima belas menit lagi. Lokasi ujian tidak jauh dari sini. Setelah menyerahkan dompet dia harus segera berlari ke sana.

"Permisi," katanya pada seorang polisi wanita yang berjaga. "Aku ingin mengantarkan dompet ini. Aku menemukannya jatuh tidak jauh dari sini."

"Oh, baiklah." Polisi itu mengambil dompet dari tangan Sakura. Belum sempat dia menanyakan nama dan mengucapkan terima kasih, Sakura sudah pergi dari sana. Dia berlari kencang bahkan tak peduli dengan puluhan orang di depannya.

Saat membuka dompet untuk melihat identitas pemilik, sang polisi tertegun. Di dalam dompet ada foto seukuran 4x6 yang terpajang dengan rapi. Yang menarik adalah subjek foto itu. Di sana terpampang wajah Sakura yang sedang tersenyum ke arah kamera. Sedangkan ketika melihat kartu identitas yang tersalip di antara beberapa kartu lain, justru nama yang tertulis adalah Uchiha Sasuke.

***

Dompetnya hilang. Itu membuat fokusnya kacau saat mengerjakan soal ujian tadi. Sekarang dia hanya bisa pasrah. Kemungkinannya lulus diterima di universitas idamannya tinggal sebesar biji apel. Memang tidak ada penanggalan untuk hari sial.

Setelah menyelesaikan ujiannya dia bergegas mencari dompetnya. Dia menyusuri jalan-jalan yang tadi pagi dilewatinya. Siapa tahu dompetnya jatuh di sana.

Namun, setelah mencari hampir satu jam barang itu tidak juga berhasil ditemukan. Pilihan terakhir adalah mendatangi kantor polisi, berharap ada orang baik yang menemukannya dan menitipkannya di sana.

Di kantor polisi pertama nihil. Tidak ada dompetnya di sana dan dia juga harus menahan kesal karena para polisi yang bertugas sama sekali tidak profesional. Sangat menyebalkan.

Jadi dia mendatangi kantor polisi kedua. Jaraknya dekat dengan stasiun. Sambil berdoa dalam hati, dia berharap dompetnya ada di sana.

"Permisi," ucapnya. "Apa ada yang menitipkan dompet hilang di sini?"

Polisi wanita yang menyambutnya langsung berdiri dan menganggukkan kepala. "Tunggu sebentar." Tak lama dia kembali dengan membawa dompet hitam bersamanya.

"Apa namamu Uchiha Sasuke?"

Sasuke mengangguk. Dia merasa lega. Dompetnya tidak jadi hilang.

"Tadi ada gadis cantik yang menitipkannya." Cerita si polisi. "Aku tidak tahu namanya. Tapi, maaf jika aku lancang, gadis di foto yang ada dalam dompetmu itu mirip sekali dengan gadis yang mengantarkan dompetmu kemari."

Sasuke meneguk ludah kasar. Dia terkejut setengah mati. Dia juga khawatir. Bagaimana kalau Sakura membuka dompetnya dan melihat ada fotonya di sana. Apa yang akan dipikirkan oleh gadis itu?

"Ahh... begitu ya." Kata Sasuke canggung.

Dia dan Sakura adalah teman sekolah. Memang tidak sekelas, tetapi mereka berdua sudah saling kenal sejak zaman dititipkan di daycare karena orangtua mereka bekerja.

Dan semenjak SMP atau sejak puber, Sasuke sudah naksir berat pada gadis itu. Dengar-dengar Sakura juga menyukainya. Tapi sampai sekarang hubungan mereka masih tak lebih dari sekedar teman.

"Aaa... permisi. Apa pemilik dompet itu sudah kemari?"

Lamunan Sasuke bubar ketika Sakura yang terengah-engah berdiri di sampingnya.

"Oh! Hai, Sasuke." Sapa Sakura yang juga baru menyadari kehadiran Sasuke di sana akibat terlalu ngos-ngosan berlari.

"Hai, Sakura." Jawab Sasuke malu-malu. Di dalam hati dia bersyukur karena sepertinya Sakura hanya sekedar menemukan dompetnya tapi tidak membukanya melainkan langsung menyerahkannya ke pihak berwajib.

"Dompetnya sudah kembali ke pemiliknya." Kata si polisi wanita menginterupsi mereka. Wajahnya terlihat sedang menggoda mereka. "Pemuda ini pemiliknya. Dan sepertinya... dia punya perasaan padamu."

"Ha?" Sakura bingung. Sementara wajah Sasuke sudah merah padam.

***

Dia berhasil lulus. Sungguh keajaiban. Dan kabar baik lainnya, itu berarti dia kembali bersekolah di tempat yang sama dengan Sakura meski mereka beda jurusan.

Kabar baik lainnya sekarang mereka sudah resmi pacaran.

Semenjak kejadian di pos polisi yang sungguh memalukan untuknya itu, dia dan Sakura justru semakin dekat. Pulang dari pos polisi waktu itu kedua langsung singgah makan pizza bersama-sama. Sasuke bilang itu ucapan terima kasihnya pada Sakura, padahal dia hanya modus mendekati sang pujaan hati.

Dua minggu setelah itu mereka resmi pacaran. Semua prosesnya cepat karena perasaan mereka sudah sejalan sejak lama. Bahkan bahan candaan mereka untuk satu sama lain adalah aib-aib ajaib mereka waktu masih bocah. Mulai dari aib Sasuke di daycare yang legendaris karena dia satu-satunya balita di sana yang pup dalam popok tiga kali dan terus diceritakan dari waktu ke waktu hingga aib Sakura yang ngompol waktu mereka TK.

"Mau merayakannya dimana?" Tanya Sakura. Tangan mereka saling bergandengan. Wajah bahagia terpancar dari keduanya.

"Aku tidak suka makan es krim. Tapi kalau kau menyukainya, ayo makan es krim." Jawab Sasuke.

Sakura bersorak riang. Dia memberi Sasuke kecupan di pipi. Sasuke memang berada di wilayah abu-abu antara romantis dan tidak romantis. Namun justru itu daya tariknya.

"Selesai makan es krim nanti, aku mau dicium di bibir." Ucap Sasuke terus terang tanpa malu-malu sama sekali.

Sakura langsung mengiyakan. "Itu gampang. Kita cuman perlu menyatukan bibir lalu... cup cup cup... selesai!"

Mereka tertawa. Orang-orang di sekitar sana memandang mereka bingung. Siapa yang peduli jadi pusat perhatian orang-orang banyak? Yang mereka tahu mereka sedang bahagia.

●●●

BEGONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang