Prolog

8 0 0
                                    

Prolog

Ini mungkin perkenalan yang sudah sering di pakai oleh orang-orang, tapi bagaimana pun itu, izinkan aku memperkenalkan diri. Namaku Ham Dan-Yi, seorang gadis berusia 17 tahun. Akhirnya aku akan menjadi salah satu siswi baru di sebuah sekolah menengah setelah sepuluh hari berlalu.

Aku lahir dan dibesarkan oleh keluarga yang tergolong biasa saja, berpenampilan ala kadarnya dengan karakter yang tak menarik untuk didengar. Aku hanyalah seorang gadis yang menjani kehidupan seperti pada umunya, tak ada yang menarik dari hidupku.

Kehidupan ku berjalan begitu saja, tak ada yang spesial hingga umurku mencapai empat belas tahun.

Lalu, kau tau apa yang terjadi dalam hidupku setelah aku menginjak umur ke empat belas tahun?

Ini sangat mengerikan, menjijikan. Astaga, aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya hanya dengan beberapa kalimat yang singkat ini.

Untuk menjelaskan apa yang telah terjadi, aku akan bertanya satu hal padamu. Pernahkan kamu mendengar tentang webnovel? Itu adalah sebuah seri buku yang bisa di akses lewat internet, web ini sangat populer di kalangan remaja. Diisi dengan berbagai macam novel seperti kisah seorang pewaris remaja yang terlihat selebriti, namun suka membolos dan berulah. Tetapi dia berhasil mendapatkan kedudukan sebagai siswa terbaik di sekolahnya. Untuk beberapa alasan, sang tokoh utama ini akan jatuh cinta pada seorang gadis yang menurut pandangan orang lain hanyalah gadis biasa.

Mengangkat topik yang tidak terduga ini, mungkin sedikit membingungkan. Tetapi, untuk menjelaskan tentang kehidupanku, hal ini perlu untuk dibicarakan. Maksudku, aku bersungguh-sungguh tentang ini.

Pasal 1. Tokoh Utama Wanita? Dia Tinggal di Sebelah Rumah.

Tanggal 2 Maret 2008 adalah hari di mana aku akan menjalani upacara sekolah menengah pertamaku. Pada malam sebelumnya, aku hampir tidak bisa tidur karena merasa gugup dan jantungku berdebar-debar. Beberapa kali aku berguling di atas tempat tidur, lalu membaca buku. Ketika mataku mulai terpejam, aku langsung meletakkan buku yang aku baca. Ketika aku membuka mata kembali, matahari telah bersinar memasuki kamarku. Aku bangun dari tempat tidur dengan keadaan rambut yang berantakan, aku menoleh ke samping dan mendapati buku yang semalam belum selesai kubaca habis.

Tak ada yang spesial pagi itu, aku keluar kamar dan berjalan ke ruang tamu. Terlihat ibuku sedang membuatkan sarapan pagi, sementara aku ke kamar mandi untuk mencuci muka, menggosok gigi dan merapikan rambutku. Aku berdiri di depan lemari pakaian dengan pikiran yang tenang, namun aku terdiam ketika melihat seragam sekolah milikku. Seragam dengan warna putih dari ujung kepala hingga ujung kaki telah tergantung di pintu kamarku.

Apa? Alisku menyatu tatkala melihat seragam itu, beberapa kali aku mengucek mataku. Tak ada yang berubah, seragam itu masih sama saja. Aku membenturkan kepalaku ke dinding, namun tetap saja tak ada yang berubah dari seragam itu.

Apa ini? Aku memegang seragam itu, melihat seragam itu lebih dekat. Aku mengamati setiap bagian seragam itu, terlihat seperti baju rumah sakit jiwa. Seragam dengan jaket dan roknya berwarna putih dengan warna krim muda pada rompinya. Jika aku mengenakan seragam ini dan mengancingkan jaketnya, aku akan terlihat putih dari ujung kepala hingga kaki.

Terlepas dari semua itu, aku beruntung karena seragam itu bukanlah seragam yang akan aku pakai ke sekolah. Seragam milikku berwarna biru tua, bukan seragam yang seperti ini.

Setelah memikirkan seragam aneh ini, pranku kosong. Akhirnya aku bertanya pada ibuku,

"Bu, di mana seragamku?"

"Apa?"

Ibuku mendekat ke pintu kamar yang baru saja selesai mencuci piring. Aku mengibas seragam putih itu dan bertanya lagi pada ibu.

Inso's Law (Translate Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang