Kalau ada salah kata dan kalimat mohon diingatkan🙏
——————.
"Kenalin nama gue Kenzo Galih Aryasatya. Panggil aja Kenzo."
Sebenarnya, itu bukan nama asliku. Namaku Kenaya. Ya, aku sebenarnya cewek, tapi kenapa aku tiba-tiba jadi Kenzo? Itu... cerita yang panjang.
*Flashback*
Suatu hari seorang gadis bernama Kenaya sedang pergi berbelanja di toko swalayan, untuk keperluan di panti asuhan tempatnya bekerja. Setelah ia selesai berbelanja, ia kembali dengan berjalan kaki.
Saat gadis itu ingin menyebrang, ia melihat seorang wanita tengah berjalan ke arah jalan raya yang sedang ramainya. Kenaya terkejut, reflek ia berlari ke arahnya dan menariknya kepinggir jalan.
"Bu, ibu ngga papa?" Tanyanya.
Wanita itu hanya diam, ia menatap jalanan kemudian beralih menatapnya.
"Bu, lain kali hati-hati ya? Ini jalanan lagi rame banget, untung ada saya tadi." Ujar Kenaya yang kemudian merapikan barang-barangnya.
"Ken.. Kenzo..?" Ucap wanita itu lirih. Ia meraih tangan Kenaya, lalu satu tangannya mengusap wajah gadis itu. "Kenzo.. kamu beneran Kenzo sayang..?" Wanita itu menatap Kenaya sendu, tiba-tiba bulir air mata wanita itu jatuh membasahi wajah cantiknya.
"Ma-maaf, Bu, kayaknya ibu salah orang, saya bukan Kenzo." Ucap Kenaya sedikit bingung. Wajah wanita itu seketika murung, "Ngga, kamu pasti Kenzo anak mama. Kenzo kenapa kamu lupa sama mama, mama kangen banget sama Kenzo..."
Wanita itu menangis sambil memeluk Kenaya yang sedang kebingungan, ia juga terus mengucap nama Kenzo.
Siapa itu Kenzo? Kenapa wanita ini terus memanggilnya? Sepertinya hubungan mereka adalah ibu dan anak, tapi apa hubungannya dengan Kenaya? Berbagai pertanyaan muncul di kepalanya. Kenaya tak tahu harus berbuat apa, ia hanya bisa diam saat wanita itu memeluknya.
Ditengah kebingungannya, tiba-tiba beberapa orang berjas hitam dan seorang pria paruh baya menghampirinya. Pria paruh baya itu terlihat sangat cemas, wajahnya benar-benar penuh dengan keringat.
"Nyonya...! Astaga nyonya, akhirnya saya menemukan anda. Bagaimana anda bisa ada disini? Apa anda baik-baik saja?" Berbagai pertanyaan ia lontarkan, sudah seperti wartawan saja.
Sesaat ia tak sadar, kemudian ia menoleh menatap orang yang sedang dipeluk nyonya nya. Matanya terbelalak, ia terkejut melihat sosok yang tak asing baginya. Spontan ia berkata, "Tu- Tuan muda... Kenzo..?!" reflek ia menutup mulutnya.
"Hah?" Apa ia tak salah dengar? Kenapa orang-orang ini selalu mengira ia Kenzo, apakah karena ia mirip seorang laki-laki. Kenaya memang dikenal sebagai cewek tomboi, dengan gaya pakaian yang seperti laki-laki , potongan rambut pendek sebahu, juga suaranya yang sedikit berat. Tapi, pantaskah mereka seperti itu?
"Maaf paman, nama saya Kenaya bukan Kenzo dan saya ini perempuan." Celetuk Kenaya sedikit kesal karena daritadi ia selalu disalah pahami. Sebenarnya ia tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Tetapi itu sedikit mengganggunya, mereka menatap dan memanggilnya dengan nama orang lain seolah dirinya adalah orang itu.
Mendengar celetukan Kenaya, pria paruh baya itupun tersadar. Ia kemudian meminta maaf, "Ah.. maafkan saya, saya sedikit terkejut tadi. Saya sempat mengira kamu adalah orang yang saya kenal." katanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Merasa bersalah, ia pun mencoba untuk membantunya terlepas dari pelukan majikannya itu. Pria itu mencoba berbagai cara untuk melepaskannya, tapi tidak terlepas. Wanita itu masih setia memeluknya dengan erat.
"Kenzo.. jangan tinggalin mama, mama ngga mau pisah sama Kenzo, mama ngga mau kamu pergi lagi.." wanita itu menatap nanar ke arah Kenaya. Wajahnya menyiratkan bahwa ia benar-benar merindukan sosok putranya itu.
Melihat hal ini, hati Kenaya terasa sesak seketika. Meskipun ia belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, tapi ia tahu betapa wanita ini mencintai anaknya. Terlihat jelas dari mata wanita ini, ia jadi tidak rela untuk melepaskan pelukannya. Ia akan merasa sangat bersalah jika membuat wanita ini bersedih untuk kedua kalinya. Sepertinya terjadi sesuatu pada anaknya itu, tapi ia tidak tahu itu apa.
Beberapa saat kemudian, wanita itu mulai tenang akan tetapi ia tetap tidak melepaskan pelukannya. Sehingga dengan berat hati Kenaya pun ikut mengantar wanita itu pulang ke rumahnya.
Sesampainya di sana, Kenaya dikejutkan dengan rumah wanita itu. Sangat besar bak istana, bagaimana bisa ada rumah sebesar dan semegah ini? Kenaya berdecak kagum melihatnya. Jika rumahnya semewah ini, pasti pemiliknya orang yang sangat kaya kan. Kalau boleh Kenaya ingin sekali bekerja di rumah ini, jadi pelayan pun tak apa, ia yakin gajinya pasti sudah seperti pekerja kantoran.
Setelah mereka turun dari mobil itu, wanita itu tetap tidak mau melepaskan Kenaya. Mereka benar-benar menempel seperti perangko. Pelayan yang menyambut mereka pun juga heran, mereka bertanya-tanya siapakah orang yang sedang bersama Nyonya mereka itu.
"Selamat datang Nyonya, kami akan mengantar anda ke kamar untuk membersihkan diri. Tuan sudah menunggu anda di ruang makan sejak tadi." Ucap salah satu pelayan sebut saja Jinan. Dia seperti kepala pelayan di rumah ini.
"Iya, nanti. Sekarang aku ingin bersama Kenzo dulu." Mendengar jawaban wanita itu semua orang terkejut, terutama Jinan. Mereka menoleh menatap orang yang disamping wanita itu. Jujur saja Jinan cukup terkejut melihat Kenaya, namun yang ditatap malah diam saja sambil tersenyum daritadi.
Sebenarnya Kenaya merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka. Rasanya sangat canggung, ia belum pernah berada di situasi seperti ini. Siapapun bawa Kenaya pergi dari sini, ia sudah tidak kuat lagi ༎ຶ‿༎ຶ
"Nyonya.. anda tidak boleh seperti itu, nona Kenaya ah maksud saya tuan muda pasti merasa tidak nyaman. Ia juga butuh istirahat." Kata pria paruh baya tadi.
"Tapi aku masih mau sama Kenzo..." Ucap wanita itu sedih, kemudian ia menatap Kenaya dalam. Setelah diamati sepertinya Kenaya terlihat sedikit kelelahan meski tak menunjukkannya.
Wanita itu menyadarinya, ekspresinya kini menjadi khawatir. "Ya ampun sayang, kamu keringetan begini! Pasti kamu capek ya? Maafin mama ya sayang?" Wanita itu jadi merasa bersalah, ia senang bertemu Kenzo tapi ia justru membuatnya kelelahan.
"A-Aku ngga papa kok tan- eh ma! Aku cuma gerah hehe." Rasanya canggung saat memanggil orang asing sebagai mama. Apakah aku boleh seperti ini.
Setelah melalui banyak hal, akhirnya kini Kenaya tengah berada dimeja makan bersama anggota keluarga rumah ini. Tentu saja anggota keluarga itu tidak banyak, hanya ada sepasang suami istri yang merupakan tuan rumah serta Kenaya disini.
Wanita tadi terus menerus membujuk Kenaya untuk ikut makan malam. Suami wanita itu juga tidak keberatan dan mengizinkannya begitu saja. Sementara Kenaya merasa sangat tidak enak ikut makan malam bersama mereka seperti ini.
Tentu saja itu karena dia kan hanya orang asing di rumah ini, mana mungkin dia bisa ikut makan disini dengan tenang. Entahlah apakah nanti perutnya bisa mencerna semua makanan yang ia makan, karena suasana meja makan saat ini membuatnya merasa mual.
—————.
Hehe, maaf kalo misal tulisan ku masih kaku dan kurang menarik soalnya aku masih belajar kak:)
Tolong maklumi ya kakak' sekalian🙏🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZONAYA
General FictionKenzo Galih Aryasatya Putra semata wayang keluarga Aryasatya, dinyatakan meninggal diusianya yang masih muda, namun suatu keajaiban terjadi... Kenzo yang dinyatakan meninggal itu, telah muncul kembali! Siapakah ia?