Dipagi menjelang siang di saat orang orang sedang di sibukkan akan kegitan nya , tapi berbeda di suatu rumah sakit di satu ruangan yang di isi dengan sepasangan suami istri serta satu anak lelaki yang sedang berderaian air mata , di karna kan baru saja mendengar bahwa permata yang baru saja melihat duniawi harus pergi menuju ke asalnya kembali karena di lahirkan bukan pada saatnya.
" Mas bayi kita mas "lirih wanita yang sedang berbaring di brangkar, ALINA ALDELAS wanita yang baru saja melahirkan sang buah hati yang di nanti nanti kan itu , begitu terpukul saat mendengar bahwa sang buah hati telah berpulang ke asalnya.
Sedangkan pria yang di panggil mas itu hanya diam ,ia ARIK AFFANDI ALDELAS yang merupakan suami dari ALINA, ia juga sama terpukul nya dengan sang istri .
Sedangkan Anak laki laki yang sejak tadi hanya diam juga sama terpukul nya dengan orang tua CHANDRA ALDELAS Yang merupakan putra sulungnya ARIK, begitu sedih di saat adik yang sangat di nanti nanti kan akan kelahiran sudah tiada dahulu bahkan di saat ia belum melihat sama sekali karna setelah dilahirkan sang adik harus di masukkan ke inkubator.
Arik melihat istri tidak sadarkan diri bergegas memanggil dokter ,dan ia serta Andra putra sulungnya menunggu di luar ruangan.
Sesaat kemudian dokter yang memeriksa istri keluar dengan raut wajah yang seduh seperti akan mengabarkan berita buruk , Arik menepis semua pikiran buruknya dan bergegas menghampiri sang dokter.
" Maaf tuan, istri anda lebih memilih menyusul bayi nya " ucap dokter itu .
" Haa apaa tidak ,TIDAK MUNGKIN KATAKAN ISTRI SAYA MASIH HIDUP ISTRI SAYA BAIK BAIK SAJA HAAA JAWABBB" bentak Arik frustasi Manarik kerah baju dokter tersebut.
" Arik sudah boy " sela seorang pria yaitu ARNAWAMAN ALDELAS yang merupakan sang Ayah dari Arik , melepaskan tangan sang anak yang mencengkram kerah baju dokter itu dan setelah terlepas dokter itu menjauh dari situ .
" Istri dan bayi ku Ayah , mereka _" lirih Arik tidak sanggup melanjutkan perkataannya lantaran begitu terpukul di tinggalkan oleh permata yang di tunggu tunggu serta dunianya yaitu istrinya di waktu bersamaan ,ia tidak bisa mendeskripsikan betapa terpukul nya ia , bisa kah ia melanjutkan hidupnya disaat permata dan dunianya meninggalkan ia dan putra sulungnya di sini dengan keadaan begitu terpukul.
" Sudah boy , ikhlaskan mereka, lihat Andra juga sama terpukul nya , kau harus kuat demi putra mu " ucap Awam menenangkan sang anak , sebenarnya ia juga cukup terpukul tapi bagaimana pun ia harus terlihat tegar demi sang anak dan cucunya.
Arik melihat putra sulungnya yang menatap kosong ke pintu di mana sang istri berada , " Andra ".
Andra tidak bergeming sama sekali , walaupun ia baru duduk di bangku dasar tapi ia tau apa yang tegah terjadi ini , ibunya menyusul sang adik dan meninggalkan ia dan Papah nya berdua di sini dengan persaan kehilangan yang cukup mendalam.
" Andra dengar Papah, masih ada Papah di sini untuk kamu " lirih Arik menenangkan putra nya yang di mana padahal wajahnya masih terus menerus mengeluarkan air matanya, tapi bagaimana pun ia harus tegar walaupun itu cukup sulit .
" Pahh ,dedek bayi sama mamah tinggalin Andra" lirih Andra kecil meneteskan air matanya saat papahnya memeluknya.
" Andra disini dengan Papah okee, Andra jangan sedih okee " bisik Arik dengan air mata yang senantiasa keluar dari kedua matanya.
" Apa Andra bisa ikut mamah sama dedek bayi ?" tanya Andra lirih.
Arik mendengar putranya berbicara seperti itu mengurai pelukan perlahan, menatap mata sang anak yang penuh air mata itu ," Andra dengar Papah, kalau Andra ikut mamah sama dedek bayi , Papah dengan siapa di sini hemm , jadi Andra di sini aja yaa temenin Papah di sini yaa".
Andra mengangguk kepala nya dan kembali memeluk sang Papah dan menyembunyikan wajah nya di ceruk leher sang Papah.
Arik semakin mengeratkan pelukannya dengan putra di saat jenazah istri nya di dorong oleh beberapa perawat untuk segera di bersihkan dan di urus pemakaman nya , ia tidak ingin putra semakin terpukul saat melihat jenazah ibu nya.
Sementara di sebuah mansion sedang dalam keadaan kacau balau , dengan di penuhi suara tembakan yang saling meyaut di berbagai sudut mansion.
"Mass baby kita di ambil " pekik seorang wanita di telfon .
" Mas menuju ke sana sayang , kamu jangan panik jaga anak anak kita " sahut pria di sebrang telfon.
Sesaat kemudian sambung telfon terputus, dan pria itu seketika panik, akan keselamatan istri dan juga anak anak nya , ia sungguh panik di saat ia tidak bersama keluarganya saingan bisnis gelap nya malah menyerang keluarga yang pasti nya untuk menjatuh kan nya .
Sementara itu tepat di subuah panti asuhan seorang pria yang sedang mengendong bayi yang hanya di lapisi bedong bayi ,itu bergegas meletakkan bayi itu di depan pintu panti dan segera pergi dari sana .
" Maaf menjadi tempat balas dendam ku " lirih pria itu sebelum pergi dari sana.
Di mansion Aldelas di penuhi oleh orang orang yang memakai baju serba hitam dimana dua orang keluarga Aldelas yang berharga sudah pergi meninggalkan orang orang yang sangat menyayangi nya .
setelah selesai pemakaman Alina istri nya dan bayi nya Arik kembali ke mansion, ia kini berada di kamarnya dan sang istri ia duduk di atas ranjang dengan pandangan kosong nya , memang sudah tidak ada air mata yang keluar tetapi pikiran nya di penuhi akan istri dan bayi nya sanggup kah ia mengurus putranya tanpa bantuan sang istri.
Andra yang mengintip dari sebalik pintu kamar orang tua nya , manatap sedih ke arah sang Papah, Papah berusaha tegar saat bersama ia tapi saat Papah nya seorang diri baru lah telihat kerapuhan nya sang Papah yang biasanya berwajah tegas penuh wibawa kink hanya tatapan kesedihan serta kehilangan yang amat mendalam.
Kini Arik dan keluarga Aldelas lainnya sedang berkumpul bersama di ruang keluarga.
Arik yang sedang memangku putranya menatap sang kepala keluarga, " Ayah aku dan Andra akan pindah ke London".
" Huff jika itu keinginan mu baiklah Ayah akan menemani mu" ucap Awam setuju aja permintaan sang anak, ia tau penyebab sang anak ingin pindah , pasti sang anak tidak mau terus menerus berlarut dalam kesedihan yang mendalam jika ia terus berada di sini, pasti sang anak akan selalu mengingat akan mendiang sang istri, ia tidak mau sang anak terpuruk seperti di saat istri nya atau ibu dari anak nya itu menghembuskan nafas terakhir nya anak nya itu hampir saja depresi untung nya ia berhasil menghibur sang anak dan memberikan pengertian agar sang anak mengikhlaskan ibunya.
•
•
•
•Segitu dulu buat pertama
vote nya jangan lupa .
KAMU SEDANG MEMBACA
Anca Sebastian
Teen FictionSebastian Syah, yang biasa di panggil Syah , anak yang di temukan di depan pintu panti asuhan oleh pengurus panti saat masih bayi yang hanya berbalut kan selapi kain. Ia menjalani hidup dengan penuh rintangan yang di mana ia selalu di cap anak haram...