Tubuh White Queen

272 18 0
                                    

Dalam ruang serba putih, nampak seseorang tidur terlelap di atas kasurnya yang hangat dan nyaman. Dia sesekali berganti posisinya saat tidur, memeluk guling dan terkadang dia melindur dengan kata-kata aneh.

Nama pria itu adalah Ira Falleni, seorang penulis novel internet yang kurang terkenal. Namun, dia tidak menyerah pada karyanya.

Pria itu memiliki rambut hitam, wajahnya 40% feminim dan 60% maskulin. Dia terlihat cukup tampan, dengan tubuh rampingnya beberapa orang mungkin salah mengira dia wanita jika rambutnya sepanjang punggung.

"Bangun, bagunlah. Wahai rencarnator yang terpilih oleh takdir, bagunlah!" Suara sosok wanita dengan nada lembut mencoba untuk membangun pria tersebut.

Namun, selang beberapa detik pria tersebut tidak bangun dari tidurnya. Dia malah terus meliuk-liuk seperti ular di atas kasurnya dan memeluk gulingnya. Bahkan liurnya sudah membentuk danau di dekat bantalnya.

Sang pria tertidur pulas tanpa tahu dimana dia berada, sepertinya dia tidak peduli atau tidak tahu? Hanya dia sendiri yang tahu.

"Wahai yang terpilih, bangunlah." Pemilik suara itu nampaknya tidak menyerah, dia masih mencoba membangun pria tersebut.

Akan tetapi pria itu menjawab, "Berisik! Aku mau tidur 5 menit lagi!"

Terdiam sejenak, suara wanita tersebut lalu berkata. "Fufu, baiklah 5 menit lagi."

Dengan sabar, sosok pemilik suara tersebut menunggu 5 menit. Tapi, setelah 5 menitnya berakhir, pria yang tertidur itu sekarang sudah seperti batang kayu, tidak! Dia sudah seperti mayat karena tidak bergerak sama sekali.

Pemilik suara mencoba membangunkannya, "Wahai yang terpilih, ini sudah 5 menit. Sudah waktunya Anda bangun."

"Ck, sumpah! Berisik amat sih!" Mendecakan lidah, pria tersebut kembali bergulir ke arah lainnya, membuat liur yang sudah menjadi danau membasahi pipinya.

"Tapi..." Suara wanita itu terdengar khawatir, tapi dia masih tidak menyerah membangun pria tersebut dengan sabar.

Secepat mungkin Ira menjawab, "Gak ada tapi! Aku cuma mau tidur! Kumohon jangan menggangguku! Dasar tidak sopan! Kamu ini siapa? Sudah seperti nenekku saja!"

Setelah mendengar perkataan pria tersebut yang menyinggung kata nenek, kesabarannya langsung menurun melebihi angka minus, dia sepertinya benar-benar marah.

"Nenek?" Dia mengucapkan kata tersebut dan seketika suara petir menyambar terdengar.

"Bangun dasar bodoh, kamu sudah mati!"

Begitu mendengar suara gemuruh petir yang menyambar dan suara marah wanita tersebut. Tiba-tiba, pria tersebut langsung bangun dari tidurnya dengan panik.

Pipi kanannya terlihat berlendir karena bekas liur masih menempel beberapa, sebenarnya cukup banyak. Bisa dikatakan, seluruh wajah bagian kanan ditutupi liurnya.

Ira berkata, "Serius? Aku sudah mati?"

Karena pria yang ingin dia bangunkan dari awal sudah terbangun, pemilik suara wanita yang terdengar indah mencoba untuk tenang. Suaranya seperti seseorang mencoba untuk menarik nafas dan menghembuskan nafas, hingga beberapa kali.

Setelah sesaat, akhirnya pemilik suara wanita itu sudah tenang, beralih memperhatikan pria di atas kasur tersebut.

Sedangkan pria yang berada di atas kasurnya yang hangat dan nyaman, melihat sekitarnya. Ira mendapati tengah berada di sebuah ruang serba putih yang seakan-akan tidak memiliki ujungnya.

Sejauh mata memandang hanya ada warna putih, tidak ada dinding ataupun atap. Semua tempat sangat putih, anehnya matanya tidak terasa sakit melihat warna seperti itu.

Date a live : I'm White Queen, So what?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang