Klaim

298 29 1
                                    

Tantai Jin membaringkan tubuh lemah Mingye pelan-pelan takut akan tergores sedikit saja, tangannya terulur menyentuh dagu mulus itu , jempolnya dengan lembut mengusap bibir bawah pemuda itu yang masih bermata memohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tantai Jin membaringkan tubuh lemah Mingye pelan-pelan takut akan tergores sedikit saja, tangannya terulur menyentuh dagu mulus itu , jempolnya dengan lembut mengusap bibir bawah pemuda itu yang masih bermata memohon. Kedua tangan Mingye menahan tangan Tantai Jin itu namun Ia terkejut merasakan jempol laki-laki itu masuk kedalam mulutnya, membuat refleks menghisap pelan jari itu.

"Emh..". Lenguhan Mingye membuat Iblis tersebut kembali tersenyum puas mendapatkan pemandangan yang tidak akan perna ia lihat dalam hidupnya. Lidahnya langsung menyerang leher putih jenjang itu dengan ganas, membuat tubuh Mingye semakin menggeliat tak nyaman meremang memanas. Bercak-bercak kissmark yang keunguan muncul menghias polosnya kulit lembut itu.

"Tan-taii jinnh". Erangan Mingye membuat seseorang yang di sebutkan namanya itu menoleh, memperhatikan betapa parahnya seorang dewa perang di hadapannya. Mingye mengeluarkan lebih banyak bulir-bulir keringat jagung ketika tubuhnya mulai polos tanpa sehelai kain hanfunya, Ia menghalangi tubuhnya dengan tangan karena merasa malu namun segera di tepis lembut Tantai Jin yang langsung menjilat tubuhnya.

Ia menjilat dari ujung pangkal pahanya yang putih, hingga naik perlaha ke bawah perutnya, lalu naik menjilat perut berpostur roti itu menuju kedua puting Mingye yang mencuat.
"Ahh......enghh..tan-tai..jin!". Desah pertama dari mulut itu membuat Tantai Jin melepas hanfunya sendiri membuat Mingye kehilangan akal tergoda melihat tubuh yang indah sama sepertinya itu mulai merangkak di atasnya . Jantung nya berdetak kencang sekaligus membuat kedua tangannya meremas kuat kasurnya, matanya sayu basah melihat bagiamana Tantai Jin memandangnya seduktif.

"Ku-ku mohon ....jan-ngan...shh". Lirih Mingye yang merasakan bagiamana miliknya dan milih Tantai Jin di satukan lalu di pijit secara perlahan membuat keduanya mendesis nikmat dan geli untuk submissivenya.

"Ah...emhh....akh..ini..". Tantai Jin tersenyum puas menyadari bahwa lelaki tersebut sudah nyaman dan merasa nikmat bersamaan, Ia melirik milik mereka yang saling berdenyut merah karena semakin terangsang untuk lebih.

Tantai Jin langsung mengangkat dan melebarkan kedua paha Mingye yang sudah hilang akal karena terbawa suasana. Perlahan Ia memasukkan miliknya dari kepalanya yang sudah membuat lelaki tersebut langsung berjengit nyeri dan memeluk erat leher yang dominan.

"Akhhh...enghh..per-rih...hiks". Raung kecil Mingye yang berbisik membuat Tantai Jin Langsung mengecup lembut dahi berkeringat nya yang berkerut.

"Tenanglah sayangku..". Bisik Tantai Jin lembut menatap mata Mingye , tangannya mengusap lembut pipi mulus itu menenangkan. Setelah berdiam sebentar Ia langsung membawa bibir itu kedalam ciumannya yang dalam dan lembut penuh perasaan, dengan sekali hentakan kuat miliknya memenuhi lubang surgawi Mingye .

"Akhhhhh...emhh...ah...mwah". Desah kuat Mingye merasakan sesuatu memasukinya dengan kasar , bibirnya yang terbuka langsung di isi dengan lidah hangat Tantai Jin yang sekarang lebih dalam mengajaknya berciuman panas.

"Ahhh...enghh..Mingye... kau...". Tantai Jin tidak bisa melanjutkan perkataannya di sela geramannya, merasakan begitu sempit dan nikmat yang di rasakan . Dengan tempo normal pinggulnya mendorong masuk dan keluar lubang itu hingga berbunyi tabrakan kulit yang lengket dan basah.

"Ah...ah...ah..hiks..Tan-taii..Jinn...sungguh argh ini nikmat sekali". Lenguhan Mingye membuat orang itu semakin menghentakkan nya dalam dan menaikkan temponya menjadi lebih cepat. Laki-laki yang ditusuk lebih dalam seperti itu sekarang sudah kewalahan mendesah kencang hingga matanya menetes air mata kenikmatan, dan miliknya membengkak basah terus mengeluarkan cairan kental di perutnya begitupun sebaliknya.

"Akh..enghh..kalau begitu..ah aku akan membuatmu tidak akan melupakan rasanya sayanghhh..emhh". Tutur Tantai Jin membalikkan tubuh itu membuatnya menungging di atas kasur, lalu kembali memasukinya tanpa aba-aba menggunakan tempo lebih cepat lagi.

"AKHH.Ah..ahh.ah..ah..argh..hiks.tantai-jin!...itu apa awhhh..ah..Ah..Argh". Jerit Mingye sudah kepala berkabut nafsu merasakan sebuah titik nya di tumbuk begitu kasar dan keras hingga membuatnya kembali mengeluarkan air pejuh. Mendengar itu Tantai Jin segera mengunci kedua tangan Mingye kebelakang dan semakin mendorong kasar pinggulnya menghajar lubang itu yang semakin memerah basah karena penuhnya juga sudah siap-siap meledak .

"Ah..Ah...argh ...shh.emmhh Aku tak tahan... ahhhh... ah... ah.. ah". Gumam Mingye yang akhirnya kembali mengeluarkan sperma yang terkuras habis , Tantai langsung menghentakkan sekali dengan kuat mengeluarkan miliknya hingga meluber keluar benihnya di dalam Mingye. Submissive nya langsung jatuh lemas, bernafas memburu yang perlahan membuat nya menutup mata lelah dan tertidur. Menyisakan Tantai Jin yang segera membungkus nya dengan kain hanfu lalu menggendongnya keluar dari kamar itu.

Di luar istana sangat kacau, banyaknya pertumpahan darah dan juga pertarungan yang tak terelakkan, Tian huan Berusaha mempertahankan istananya bersama pengawal dan pasukannya.

"Tian Huan!, panggil Mingye sekarang kita tidak mampu melakukan pertarungan lebih dari ini". Protes Dewi ruang, ratu Phoenix itu menggunakan kibasan sayapnya yang besar membunuh banyak pasukan iblis.

Tian Huan tidak peduli apa yang di bilang olehnya, Ia sedang menahan banyak mahluk-mahluk alam bawah  masuk dengan membuat tembok penghalang. Semua mata terfokus pada satu hal yang baru muncul membuat mereka terkejut, Tantai Jin menggendong Mingye yang tidak sadarkan diri ke atas langit surgawi. Mereka semua tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, seorang dewa iblis telah matting dengan dewa Perang, dengan kekuatannya Tantai Jin Ia meminta restu langit untuk mengikatnya dengan Mingye sebagai pasangan. Kedua dahi lelaki itu muncul tanda simbol baru sebagai tanda pasangan belahan jiwa sehidup semati.

"Tantai Jin!". Gumam Tian Huan menahan emosi yang ketara, melihat bagaimana Mingye sudah di rebut darinya dengan mudah, Ia sudah begitu lama mengejar dan berharap memiliki hati Mingye tapi sekarang semua itu hancur.

"Tian Huan ". Gumam kecil Tantai Jin yang tersenyum puas mengejek menyombongkan kemenangannya dan mendapatkan apa yang seharusnya miliknya. Sedetik kemudian sosoknya menghilang membawa Mingye , sekaligus pasukan iblis dan orang-orang nya dalam sekejap dari istana surgawi.

"Para tetua dan dewa-dewi, Dewa Mingye telah berkolusi dengan iblis! ". Seru Tian Huan kuat, menarik semua atensi orang-orang disana untuk mendengarkan.

"Tidak!, Tian Huan jaga omongan mu!". Sanggah dewa jize tak terima temannya di fitnah seperti itu . Membuat Tian Huan akhirnya berlutut menghadap mereka dan memberi hormat dengan tatapan sedih untuk meyakinkan.

"Saya sadari tadi dan sebelumnya sudah memohon bantuan kepada dewa Mingye, tetapi beliau mengusir saya dan terus mengatakan bahwa ia tidak ingin di ganggu, lalu mengatakan bahwa kita bisa mengurus masalah ini sendiri tanpanya". Tuturnya mengutarakan sebuah fakta bohong, Ia berusaha mencuci otak di sana sekaligus menjauhkan dirinya dari masalah karena ia sendiri.

"Tian Huan!". Protes Dewi waktu ikut tak terima dengan kenyataan tersebut, perasaan nya kuat mengatakan kepribadian Mingye yang tidak perna mengkhianati dan melepas tanggung jawab dengan mudah seperti itu.

"Jika Anda sekalian tidak percaya, apa yang haru di jelaskan dengan keadaan beliau yang tanpa busana tersebut di dekapan dewa iblis, dan matting di depan mata kita semua". Tuturnya menambahkan penjelasan, membuat spekulasi orang-orang mulai menerima fakta menghebohkan tersebut, dan mulai tak terima.

"Benar yang dikatakan nona Tian Huan, kita harus segera menangkap dewa Mingye dan meminta pertanggungjawaban nya". Salah satu tetuah mengeluarkan pendapat nya, menerima banyak persetujuan dan sepakat dengan lainnya. Di balik tundukan kepala, senyum liciknya terukir miring . Di benak nya adalah, apabila dia tidak bisa mendapatkan apa yang menjadi miliknya maka dewa iblis juga tidak bisa mendapatkan Mingye , baik itu hidup dan mati.

"Kita harus membawa Mingye ke sini, baik dalam keadaan sekarat sekalipun. Dia pantas mendapatkan hukuman petir untuk menebus dosanya". Perintahnya pada para pengawal sekaligus memberikan sarannya yang sok bijak kepada tetuah lainnya. Dewa jize dan dewa waktu tidak dapat berkata-kata, mereka berharap Mingye aman bersama dewa iblis daripada mengenai ajal di surgawi.



Same , but Not SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang