37.

4.3K 417 66
                                    

Ngga enek jejak. Tapi protes, tak kaplok raimu.




..



Membanting setir saat beberapa pengendara seolah dengan sengaja mengganggu mereka.

Andai kata Dia dalam keadaan santai, dia pasti akan membunuh mereka.

Fokusnya Ia serahkan pada jalanan depan yang kini mulai lenggang.

Hingga saat sudah sepi. George mulai menambah kecepatannya dan membuat para pengendara lain bersumpah serapah.

Fred yang berada di bangku penumpang hanya diam sembari menunggu kabar titik tentu di mana mereka akan menemukan Azura.

"Emang ngga becus." George sedari tadi menggerutu.

Kesal pada siapa saja yang telah menyembunyikan fakta hilangnya Azura setelah sekian lama.

Bagaimana tidak adanya hasil, dari tindakan boros yang telah mereka lakukan. Siapa sebenarnya yang mereka utus, hingga tak dapat menemukan satu pun pelaku atas hilangnya kekasih hatinya.

Itu menyedihkan, saat semua Orang bertindak ketakutan dan khawatir, meskipun yang mereka lakukan tidaklah lebih dari berdiam menunggu hasil.

Tidak ada yang bisa George benarkan dari tindakan mereka. Dia benar-benar marah.

Fred menepuk lengannya keras. "Jangan ke distract! Lu mau mati apa?!"

Bentak Fred setelah George melambatkan kecepatan mobilnya.

Dia melihat ke depan, di mana ada turunan curam yang beruntungnya Fred menyadarkannya.

Jika tidak mereka berdua benar-benar akan mati. Fred menghela nafas. mengencangkan sabuk pengamannya.

"Lanjut!"

..

Azura bergerak mundur. Langkahnya sudah tak jelas dan sedikit terseok ke belakang.

Tangannya meraba-raba pagar balkon.

Teriakan Callian memang berisik dan kencang. Namun Azura tak tahu apa yang di ucapkan. Dia tak bisa mendengarnya dengan jelas.

Itu hanyalah wajah Callian yang makin panik dan sedikit mendekat ke arahnya.

"Stop."

Suara lirih Azura menghentikan Callian. Remaja itu terlihat kalut dan pucat.

"Aku ngga mau mati di tangan kamu, Callian." Ucap Azura setelah sekian lama terdiam.

Dia memandang Callian dengan penuh penolakan yang menyedihkan. Hati Callian nyeri bak tertusuk senjata tajam.

Dia tak bermaksud. Sudah Callian bilang Dia tidak bermaksud membunuh Azura. Dia hanya ingin mengancam pujaan hatinya agar mau bersamanya.

Callian menelan kenyataan pahit bahwa sebenarnya memang Azura sangat sulit untuk di taklukan.

Dia harus apa lagi? Segalanya telah di lakukan.

Mengapa begitu sulit hanya untuk bersatu bersama Azura dengan kedua hati yang saling menyayangi.

Mengapa hanya Callian yang memiliki perasaan menyakitkan ini?

Azura (New seasons)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang