bab 2 pecinta kucing

22 17 2
                                    

Cakra sedang berada di cafe ashel saat ini, Cakra duduk di kursi yang kosong tidak ada pengunjung yang menempati nya.

ia melihat seluruh ruangan cafe itu, bernuansa vintage dengan banyak nya kucing kucing yang kesana kemari, tak lupa dengan rumah rumah kucing yang menempel dan sudah di desain di dinding bercat coklat itu. lengkap dengan tangga nya agar kucing nya gampang naik ke rumah mereka.

"gila sih, bener bener pecinta kucing banget" ucap Cakra, ia duduk seorang diri sembari menunggu ashel membawakan coffe pesanan nya.

setelah Cakra tadi bercerita, alin dan ashel tertawa meratapi kebodohan Cakra dengan memberikan kopi milik nya ke kucing mamah nya.

bagaimana tidak mati, jika kucing malang itu di beri kopi oleh majikan nya, Cakra tidak mengetahui jika kopi bisa membunuh kucing dan membuat nya mati karena minuman tersebut mengandung zat yang berbahaya bagi kucing.

Cakra sedang kabur dari amukan mamah nya rencana ia akan beristirahat di toko alin, namun setelah alin bercerita ke Cakra jika ashel mempunyai banyak kucing, ia menyarankan untuk datang mengunjungi cafe ashel, siapa tahu ia akan tertarik membeli satu kucing sebagi ganti kucing mamah nya yang tak sengaja dia bunuh.

ashel datang dengan nampan berwarna putih, dan di atas nya secangkir coffe latte pesanan Cakra.

"dengan pesanan pak Cakra sudah siap!!" ucap ashel lalu sedikit menunduk mempersilahkan Cakra meminum coffe tersebut.

"iya iya gue minum kok, duduk" ucap Cakra menyuruh ashel untuk duduk di kursi yang berada di depan nya.

"kucing Lo banyak juga, pantas nama cafe nya ada cat cat" ucap nya sambil melihat melihat kucing yang sedang lompat kesana kemari dan beberapa yang sedang bermain dengan anak pengunjung cafe.

"yang coklat itu nama nya kari, lalu yang abu abu itu Oby, yang putih itu Loly, terus yang hitam itu oyen" ucap ashel memperkanalkan kucing kucing milik nya sambil menunjuk nya agar Cakra paham.

"warna nya hitam masa nama nya oyen sih, kalau warna nya orange terus di panggil oyen itu baru nyambung"

"gakpapa, biar aneh dikit" ucap ashel tertawa

Cakra terus memandangi ashel yang sedang menangkap satu ekor kucing berwarna putih "ini dia si Loly!" Cakra melihat perempuan itu sangat menyukai kucing kucing, berbeda dengan diri nya yang kurang suka dengan kucing, jangankan suka, Cakra saja sebenarnya takut dengan kucing, namun dia sedang berhadapan dengan seorang perempuan, Cakra harus menjaga perilaku nya sebagai laki laki.

Cakra pikir seorang ashel pasti mempunyai sang kekasih, tak mungkin jika ia tidak mempunyai kekasih.

"shel, gue boleh nanya ga?" tanya Cakra, ashel hanya mengangguk sebagai balasan nya, ashel sedang sibuk bermain dengan Loly yang berada di gendongan nya.

"lu punya pacar gak?" ucap chat dengan tiba tiba

jemari tangan ashel yang tadi lincah menggelitik Loly, kemudian berhenti saat mendengar ucapan Cakra, ia menurunkan Loly dari gendongan nya dan membiarkan nya ia bermain.

ashel menatap Cakra lalu tersenyum "emm kenapa emang?"

"gakpapa, gak mungkin gak punya toh lu aja cantik" ucap Cakra pelan namun ashel masih bisa mendengar nya.

"iya gue punya"

Cakra berhenti mengetuk ngetuk meja cafe itu yang terbuat dari ukiran kayu "oh, siapa?"

ashel sedikit terganggu dengan ke-kepoan Cakra yang ingin mengetahui siapa kekasih nya, ashel hanya diam dan memainkan jari jemari nya di bawah meja.

"gak usah di jawab kalau Lo merasa terganggu, gue minta maaf" seolah peka, Cakra menyuruh ashel tetap diam saja dan tentang pertanyaan nya tadi tidak usah di jawab.

ashel tersenyum "dia sibuk, jadi gak sempet kabarin aku"

Cakra menaikkan satu alis nya sibuk? kerjaan apa yang mampu membuat laki laki itu sibuk dan membiarkan ashel mungkin jadi over thinking

"wa kan ada, chat aja"

"udah kok tapi belum di bales, kayak nya dia lagi bareng temen dia"

"dia gak pernah ngabarin Lo, tapi Lo bisa tau kegiatan dia?"

ashel tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi nya membuat Cakra gemesh "hehe liat dari sosmed nya dia uplode foto bareng temen temen nya"

Cakra mengambil cangkir coffe milik nya dan menyeruput nya setelah itu ia letakkan kembali "dia gak balas chat lu dan sengaja diemin Lo, padahal aktif di sosmed aja itu udah closure"

ashel menarik nafas nya dalam dalam, seolah tertampar oleh perkataan Cakra dan menusuk dada nya.

😼🌼

kini sudah larut malam, sekitar jam sepuluh malam, cakra sudah pulang terlebih dahulu saat pukul delapan, cafe ashel sudah tutup dan ashel kini sudah memakai piyama bergambar kucing,  Kirana belum juga pulang entah sang kakak dimana

"dek.. kakak belum pulang?" ucap kakek nya yang berdiri di depan pintu kamar ashel

ashel lalu Bagun dari kursi belajar nya, dan menghampiri sang kakek "belum kek sheli udah telfon kakak tapi nomor kakak gak aktif, sheli juga khawatir"

uhuk! uhuhkk! "Kirana tidak pernah mendengarkan kakek"

ashel diam mendengarkan kakek, kakek nya benar, Kirana keras kepala dan tidak pernah mendengarkan nasihat sang kakek.

Kirana memiliki sifat yang keras kepala, sedikit tomboy dan nakal, Kirana suka minum minuman keras, suka ke bar, dengan sifat nya itu sang kakek kecewa atas perilaku cucu yang dia sayangi.

Kirana suka membantah sang kakek, dan enggan membantu ashel saat adik nya itu meminta tolong kepada sang kakak, jika di rumah Kirana hanya berdiam diri di kamar dengan merokok, atau menonton flm horor, ia suka horor.

suara deringan telfon berbunyi di atas tempat tidur ashel, dengan cepat ashel meraih handphone tersebut, dan tertuliskan "kak Kirana" ashel akhir nya legah Kirana aktif dan menelfon diri nya

"halo shel, bantuin gua"

"iya kak kenapa? kakak dimana kakek nyariin kakak"

"gua di kampus"

"hah! kok di kampus malem malem gini"

"gua ketiduran tadi, gak usah basa basi tolong gua, jemput di kampus"

"iya kak sebentar ashel pesanin tadi online"

TUTT!

telfon di tutup oleh Kirana, ashel kemudian lalu berjalan ke pintu lemari nya

cat cafe asheliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang