Sesuai janjinya Shani membantu Gracia untuk mengerjakan tugas tugas sekolahnya.Shani terus memperhatikan Gracia yang tengah mengerjakan tugas sekolahnya.
Gracia ini ternyata lebih pendiam dari yang Shani bayangkan, yang bisa dia ucapkan hanya maaf dan iya saja. Tapi bukankah itu sebuah keuntungan bagi Shani? Karna dengan begitu dia mungkin dapat melakukan semua hal sesuka hatinya, termasuk imajinasi liarnya terhadap Gracia.
Apakah Gracia akan tetap diam saja jika sudah berada di bawahnya, atau justu menjadi gadis agresif yang mendominasi permainan. Entahlah, semua itu baru akan terjawab jika Shani benar benar melakukannya.
"Gracia." Panggil Shani.
Gracia menoleh, keduanya saling bertatapan untuk beberapa saat sebelum akhirnya Gracia memutus kontak mata mereka.
Shani tersenyum kemudian meraih dagu Gracia. Tanpa aba aba ia langsung mengecup bibir milik Gracia. Mata Gracia langsung terbelalak begitu mendapat serangan dadakan tersebut.
Gracia mencoba mendorong tubuh Shani agar menjauh darinya.
"Hey, inget kesepakatan kita. Atau Lo mau diganguin sama anak anak itu lagi?" Gracia menggeleng.
"Gak mau kan? Kalo gitu Lo harus nurut. Oke?" Gracia mengangguk.
"Good girl."
Shani kembali mendekatakan wajahnya pada Gracia, gadis itu langsung memejamkan matanya begitu merasakan bibirnya dan Shani kembalin bersentuhan.
Gracia hanya diam, dirinya tidak menolak juga tidak memberikan balasan.
Shani menempatkan tangannya pada bagian belakang kepala Gracia, perlahan Shani mendorong tubuh Gracia hingga gadis itu benar benar terlentang di bawahnya.
Tiba tiba ponsel Gracia berdering, Shani berdecak kesal kemudian menyingkir dari atas Gracia.
Gracia meraih ponsel tersebut, "Tante Della," ucapnya.
"Angkat," ucap Shani dengan ketus.
"Bilang kalo kita lagi kerja kelompok," titahnya sebelum Gracia menerima panggilan tersebut.
..
sejauh ini, ini cerita yang paling beda yang pernah aku buat, bukan dari segi temanya tapi alurnya. kapan lagi aku buat cerita greshan baru prolog udah begini, was was sih tapi ga papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moral Of The Story
FanfictionGracia ini ternyata lebih pendiam dari yang Shani bayangkan, yang bisa dia ucapkan hanya maaf dan iya saja. Tapi bukankah itu sebuah keuntungan bagi Shani? Karna dengan begitu dia mungkin dapat melakukan semua hal sesuka hatinya, termasuk imajinasi...