23

7.3K 418 17
                                    

Digo bangun dari tidurnya langsung memegang lehernya yang terasa kebas kemudian mengingat kejadian sebelumnya.

"Bius teruuusss... Bius teruuus!! ampe mampuusss!!!" teriak Digo membuat Demon berlari kekamar Digo

Brak!

"kenapa? Ada yang sakit? Tanya Demon beruntun

Mata Digo berputar malas melihat kedatangan Demon ditambah dengan kilatan memori yang Demon lakukan pada dirinya kemarin

"lo yang sakit kali! Sakit jiwa hobi bius anak sendiri" ucap Digo kemudian mendengus sebal

"your language Digo!" Geram Demon

"yiir lingiigi digi, bacot!" nyingir Digo

Demon memejamkan matanya mencoba menahan hasratnya untuk menyakiti Digo kembali, dia masih ingat kata-kata Ronald sebelumnya untuk bersikap lebih lembut pada Digo

"kenapa? Kenapa teriak-teriak?" tanyanya kembali pelan dan mendekat pada anak bungsunya

"eiiiittt jangan deket-deket! Entar lo bius lagi gw, baru banget bangun inih masih anget" ucapnya membuat Demon bingung

"anget? Kamu demam?" seketika Demon mendekat menaruh telapak tangannya pada dahi Digo dan tentu ditepis kuat oleh Digo

"apaan siiihh....??? Gak usah pegang-pegang dasar jelek!"

"kau bilang papa jelek? Benarkah? Bagian mana?" Tanya Demon dengan menyugar rambut hitamnya dan mengusap rahang tegas dan tajam bahkan serasa bisa menggores apapun yang mengenainya

"cihh sombong banget mentang-mentang ganteng, gw juga gak kalah ganteng kali. Cuma belom punya perut kotak-kotak sama rahang keras aja! Lagian ini pipi makin hari makin ngembang aja heran" gerutu Digo dalam hati

Keterdiaman Digo membuat Demon gemas, bocah imut itu sedang menggerutu dengan bibirnya yang terus bergerak dengan alis yang menukik tajam

"aaahhh" teriak Digo kaget ketika badannya melayang tiba-tiba

"apasih gak usah gendong-gendong dasar jelek!! Turunin gak! Nanti jeleknya nular" Digo berontak dalam gendongan Demon

"siapa yang kau bilang jelek?" ucapnya rendah

Nyut!

Tangan bantet itu mendarat tepat pada dada Demon dengan ekspresi polosnya, dia tidak menjawab melainkan langsung menunjuk siapa orang yang dia bilang jelek dan itu adalah Demon

"hahaha kalo papa jelek berarti kau juga jelek karena kau anak papa" dengan gemas Demon menarik hidung Digo pelan

"iishh sakit!"

"sekarang kau mandi ini sudah sore dan kau belum mandi dari kemarin kan? Ishh kau bau sekali" ucap Demon dengan ekspresi menahan bau

"a-apa siih enggak bau kok" ucap Digo terbata, apakah benar dia bau? Dia memang sudah merasa tidak enak karena badannya sedikit lengket

Demon membawa Digo kekamar mandi dan mendudukan Digo diatas closet kemudian membantu Digo membuka bajunya dan Digo hanya diam menurut hingga..

"yakkk!! Apa-apaan nih? Gw bisa mandi sendiri!! Keluar!!" pekik Digo ketika sadar Demon semakin gemas dibuatnya

"papa hanya ingin membantu agar lebih cepat, kalau kau sendiri pasti akan lama"

"Keluar! Papa keluar! Digo bisa mandi sendiri" ucap Digo tanpa sadar memanggil Demon 'papa' sembari mendorong Demon keluar dari kamar mandi itu da menutup pintunya kencang

Setelah beberapa saat Digo selesai mandi tapi dia panik tidak ada handuk didalam sana atau pakaikan apapun, pakaian yang dia gunakan tadi sudah basah karena terkena cipratan air yang Digo gunakan (Digo mandi secara brutal kawan-kawan berasa tsunami didalam sana)

Jheesar Digo AvalonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang