Disclaimer: Boboiboy © Monsta
Warning: AU, Aged-up Character, Smut, BL, dst...
.
.
.
.
Dua gelas digulirkan oleh sang barista kedepan dua pelanggan di meja konter. Tequila yang baru ia tuang, dingin oleh batu es bulat yang ia masukkan di sana.
Fang dan Sai meraih bersamaan. Mengetukkan pinggir gelas kepada milik satu sama lain, bersulang singkat sebelum kemudian dengan kecepatan kilat gelas itu dibawa ke bibir dan ditenggak dengan kepala yang mendongak. Menghabiskan langsung setengah isi gelas.
"Sudah kubilang, tidak buruk bukan?" sahut Sai dengan ceria.
Fang meringis. Terfokus pada rasa minumannya sehingga tak langsung menjawab. Rasa manis tequila kemudian diiringi rasa pedas yang menghasilkan sensasi terbakar di tenggorokannya.
"Kita baru sampai, masih terlalu cepat untukku menilai apakah kau menyeretku cukup worth it," Fang mencibir.
Sai mendecakkan lidah. "Kau sudah terlalu lama berkurung di kamarmu... Dan Fang, aku sayang padamu, tapi kalau aku mesti meladeni rengekanmu, setidaknya aku harus dibantu dengan alkohol."
Kini cibiran Fang makin dalam. "Kan kita bisa beli bir di minimarket."
Sai menggeleng. "Nope." Ia mengisyaratkan Fang untuk menenggak kembali minuman mereka. Fang memutar bola mata tapi menurut. Keduanya menenggak habis isi gelas. Sai melambaikan tangannya yang memegang gelas pada bartender, minta isi ulang.
"You've been all cranky all week long. You need to get laid to let out your steam," ujar Sai.
"Aku tidak butuh!"
Kini giliran Sai yang memutar bola mata dengan ekspresi jengah berlebih. Ia meraih gelas yang disodorkan bartender. Kali ini hanya menyesap sedikit. "Duh, aku itu mengenal sekali dirimu, Fang. The fastest way to make you feel better is to get it fucked out of you. Pull the stick out of your ass, literally," lalu menertawai sendiri perkataan terakhirnya.
Fang melotot pada sahabatnya itu dan menyikutnya. "Tidak lucu."
Baiklah, Fang tidak akan menampik kalau seminggu ini dia memang sensitif dan mudah kesal. Bahkan malam ini pun ia merasa begitu badmood dan menelpon Sai untuk mendengarkan keluh kesah tak berartinya.
Tapi begitu sampai di apartemennya, Sai tidak memberikan Fang kesempatan untuk merengek. Langsung memboyongnya ke kelab.
Dan Fang diam-diam mengakui bahwa ia memang agak sexually frustated. Ini sudah cukup lama—dalam standar Fang—dari semenjak terakhir kali ia melakukannya.
Tapi suasana hati yang amat buruk membuat Fang tak berselera untuk mencari partner tidur. Tak peduli seberapa sexually frustated-nya ia.
"Ayolah, kalau kau tidak mau melakukan apa-apa mengenai pertengkaran terakhirmu dengan mantanmu, setidaknya jangan mengeluh terhadap kekeraskepalaanmu sendiri," ujar Sai, melakukan gerakan tanda kutip dengan tangannya pada kata mantan.
Fang semakin melotot pada Sai terhadap nada mencemoohnya. "Sekarang aku kesal padamu!" ucapnya galak sambil menunjuk muka Sai, yang dengan santai pemuda itu tepis jari tersebut dari depan hidungnya.
Fang menyambar gelasnya, langsung menegak habis gelas keduanya. "Sekarang aku mau minum banyak-banyak sampai black out besoknya." Fang memanggil bartender, kali ini minta vodka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take the Bait (even for the hundredth times) || BoiFang
Fanfiction"Omong-omong soal mantanmu itu..." Fang merasakan siku Sai menyenggolnya sekilas, membuatnya kembali menatap pada sahabatnya yang menelengkan kepala ke seberang ruangan. Fang mengikuti arah yang ia isyaratkan. Tersedak ludah sendiri saat matanya mel...