Moya (Indonesia)

650 71 5
                                    

Holaaa~~

Lama tak jumpa!

Kali ini Nee akan memisahkan chapter bahasa Inggris dan bahasa Indonesia agar kalian bisa menikmatinya

Sowwy untuk keterlambatan up!

Boboiboy milik Monsta

"Integrasi?": Berbicara

'Bicara dengan siapa?: Berpikir

Enjoy~

#

Suara ketukan sepatu itulah yang membangunkan Taufan dari tidurnya. Tidur yang ia samakan dengan penjara, dimana hanya ada dirinya yang ia ajak bicara,.

Kegelapan yang menemaninya itu tiba - tiba saja berubah menjadi cahaya terang saat dia... mengiyakan, menolong bocah itu. Maka jangan salahkan dia jika tubuhnya itu dibawa terbang oleh apa yang membentuk menjadi dirinya.

Udara segar menyambutnya... Oke, mungkin tak terlalu segar, karena dia tahu ini bukan dunia nyata. Ini hanyalah penjara lain bagi mereka, tapi hei, setidaknya di sini dia bisa melihat, merasakan, dan bisa TERBANG!

Dia adalah udara itu sendiri dan angin menyambutnya dengan gembira, mengangkat tubuhnya dari peti kristal itu dengan lembut menepakkan dirinta di lantai, berdiri.

Rasa senang menggelora --- gairah yang telah lama tersegel dalam tubuhnya--- keluar dalam bentuk hempasan angin yang disambut oleh sebuah pedang pada lehernya.

"Ya ampun~~ apa aku membuatmu terkejut~?" Dia bergumam lebut dalam kebahagiaan saat mata merah elektrik itu menatap ke arahnya dengan pandangan mengancam. "Kenapa dingin sekali~ kita sudah menjadi teman dekat sejak ribuan tahun~"

"Lebih tepatnya dipaksa"

Ya dipaksa, tapi sinergi mereka berdua selalu saling melengkapi. Badai, tanpa guntur, tidak akan terlihat menakutkan, bukan?

Pemilik mata biru itu menyeringai kecil sebelum memukul udara diatasnya, merilekskan ototnya yang kaku.

"Kau lupakah dengan pemilikmu yang tersayang sebelum muka jelek itu, Halilintar?"

Melihat lawan bicaranya, teman-bukan-teman, bermuram durja sama persis dengan apa yang sering dia lihat seperti yang dulu - dulu, si biru tertawa hampa tanpa ada perasaan terbawa.

Ruangan itu putih, bisa mereka imajinasikan sesuka mereka. Itu perubahan yang bagus dari pemilik terakhir mereka. Mungkin karena pemilik mereka saat ini adalah seorang anak – anak, yang membuat dimensi ini menjadi putih bersih, representasi jelas dari jiwa pemiliknya.

Murni.

Hanya layar lebar didepan mereka memberitahukan berita diluar sana. Mata saphire itu mengaca pada layar lebar, tak terganggu dengan gambar berjalan didepannya, menatap refleksi dirinya.

"Hooooh~ Manusia??"

Topi di kepalanya, agak miring. Dia mencopotnya. Begitu muda, tanpa pengalaman hidup apa pun, akankah bocah ini senang mengetahui bahwa dia menjadikannya sebagai elemen? Dia harus mengajari anak itu bagaimana menjadi bebas, dan mungkin melepaskan diri.

Makin dilihat makin penasaran pula dirinya ini. Baru ini mendapatkan Tuan berjenis manusia. Desas desus yang pernah dia dengar bahwa manusia itu makhluk tamak, kemungkinan sebelas duabelas dengan tuan mereka terdahulu. Tapi mata saphire itu hanya kepo dengan beberapa hal, contohnya fisik manusia itu seperti apa dalamnya. Apakah sama dengan bangsa.... hmmm serangga? Kupu - kupu? Entahlah apa namanya itu pemikirannya sendiri membuatnya bingung. Seharusnya dia tahu ras apa tuan putrinya itu, tapi memorinya terasa direset ke mode awal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang