Prolog

20 1 0
                                    

Happy Reading

"Dia cinta pertama lo 'kan?"

Hening. Hezi tidak menjawab. Antara tidak tahu harus berkata apa atau karena kaget Syl bisa tahu.

"Lo masih sayang dia?"

Hezi masih diam. Syl diseberang sana susah payah menahan tangis. Dadanya naik turun, mencoba tidak terisak lebih kuat. Sakit. Dadanya semakin sakit karena Hezi diam seribu bahasa.

Syl mengambil napas dalam. Mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Dinginnya AC mobil, kalah dengan dinginnya suasana sekarang. Makin Hezi diam, makin sakit hati Syl.

"Hez, lo sama dia aja ya? Gue gak sanggup... Gue... Gak sanggup buat semuanya..."

Hezi menggeleng kencang di seberang sana. "Gak! Gak akan!"

"Please... Gue gak sanggup..."

"Enggak, Syl. Please. Ini yang terakhir, gue janji."

Syl menarik-narik rambutnya. Kepalanya sakit. Semua ini rumit. Jujur saja dia sudah tidak tahan. Syl sudah mencapai batasnya. Ia tidak mampu lagi.

"Hezi..." Suara pelan itu. Suara dari perempuan itu. Suara dari semua permasalahan ini. Air mata Syl makin deras mengalir. Ia melirik ke depan. Terdapat mobil yang ada Hezi di dalamnya, juga perempuan itu.

Syl tidak dapat melihat jelas bagaimana keadaan asli di sana, tapi bayang-bayang dari lampu jalan menjelaskan semuanya. Perempuan itu tidak sadar, ia mabuk berat karena salahnya sendiri. Dan sekarang, perempuan itu sedangkan mengalungkan lengannya ke leher Hezi.

Syl menutup matanya. Menggigit bibir, jangan sampai ia terisak. Berkali-kali juga ia memukul kepalanya tiap mendengar ada suara dari seberang sana.

"Syl... Percaya sama gue," ucap Hezi putus asa.

"Syl? Kamu udah lupa? Aku Eri." Perempuan itu kemudian tertawa pelan.

Syl memukul-mukul kepalanya. Bibirnya berdarah sekarang, terlalu kuat digigit. Matanya bengkak. Rambutnya acak-acakan.

"Gue percaya sama lo, tapi hati gue gak kuat..."

"Syl..." Suara Hezi hilang, berganti dengan suara yang Syl sama sekali tidak ingin dengar. Perempuan itu tidak mampu lagi melihat ke depan. Segera ia melepaskan earphone yang ada di telinganya dan menunduk.

Isakan Syl akhirnya keluar. Ia menangis keras. Memukul kaca mobil.

"Zi, ingat misi lo. Jangan berlebihan," Jim mengingatkan. Ia tidak tega mendengar Isak tangis Syl. Jim membuang napas kasar. Membiarkan Syl menangis keras.

"Ini gue juga lagi berusaha! Si Eri gak mau buka suara jing." Hezi di sana pun frustasi. Eri yang mendekapnya semakin menggila.

Entah akan berhasil atau tidak misi ini, tergantung dari Hezi. Kalaupun berhasil, apa semua akan kembali baik-baik saja?

"Hezi..." Suara pelan Syl menyapa telinganya. Jantung Hezi berdegup kencang. Perasaan tidak enak. Seperti hal buruk akan terjadi sebentar lagi.

"Syl... Akkh!" Kepala Hezi membentur pintu mobil. Eri mendekapnya erat. Keringat dingin mengalir pada dahi Hezi, takut apa yang ia pikirkan akan terjadi sebentar lagi.

"Hezi... Lo pilih cinta pertama lo atau gue?"




tbc











Haiii kembali dengan cerita baru yang aku tulis 🥰🥰🥰

Cerita ini konsepnya mirip dikit kayak Drakor taxi driver. Tapi cerita ini bakal lebih fokus sama hubungan pemeran utamanya. Juga gak ada balas dendam di cerita ini, kecuali ada klien yang minta buat balas dendam.

Semoga suka💕 kalau tertarik sama cerita aku yang lain silahkan buka aja profil aku ya. Ada dua cerita dan dua duanya juga udah tamat 😁

Jealous - Zhang HaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang