Prolog

179 13 0
                                    

07.01 AM

Di pagi hari, Yang awalnya cerah kini berubah menjadi mendung. angin berhembus kencang sehingga hawa menjadi dingin, seorang pemuda sedang ada di kelasnya sambil menatap langit yang akan hujan. lelaki itu terlalu fokus hingga tak sadar ada seseorang dibelakangnya.

"woy ngapain ngelamun fan?" Bisik seseorang dibelakangnya jelas itu adalah Aditama Blaze Wijaya.

"abang gue lama banget belum balik dari ruang osis, laper woy lo mau ke kantin kan? nitip dong" Balasnya dengan riang ia tersenyum ke arah blaze, pemuda itu bernama Ardinanja Taufan Widawa.

Blaze hanya mengangguk "Beli apa?" Tanyanya 

"apa aja yang penting  makanan, nih duitnya"

>>>

Dua pemuda keluar dari ruang osis sambil menghela nafas panjang. Mereka muak dengan hilangnya murid murid dari sekolah mereka, orang tua murid yang hilang juga susah diladeninnya bikin putus asa saja.

"Tsk, keras kepala banget. padahal sudah tua." Sinisnya, orang itu mempunyai mata berwarna merah darah serta memakai hoodie merah. yap, ia adalah Artama Halilintar Widawa. Abang dari taufan sementara orang disampingnya adalah  Mahesa Gempa Rendra. Pemuda yang sedang bingung dan frustasi.

"gaboleh gitu, tama. Namanya juga orang tua! ini kan juga kewajiban kita sebagai osis." Ucapnya pelan, Setelah itu ada seorang pemuda menepuk pundak gempa. Alvendra Solar Putra, sang jenius tapi buaya sekolah.

"ngapain tuh" Tanyanya dengan logat bowtie-nya.

"peningkatan murid hilang makin banyak, solar. Tapi pihak sekolah tetep aja keukeh bilang kalo mereka pasti hilang karena-" Belum sempat gempa menyeselesaikan kalimatnya, halilintar langsung memotongnya.

"Pulang sebelum maghrib. Tapi aneh aja kan? masa dikaitin mitos kampungan." Potong halilintar

Yang lain mengangguk, sama seperti halilintar mereka tak percaya tentang mitos horror apalagi seram. 'Itu hanya cerita untuk menakuti anak-anak, dan kami sudah dewasa.' Itu prinsip mereka.

Two deathly wings: Solve the mystery. [OG]

Di kantin sekolah, ada seseorang sedang bernyanyi riang tak sadar kalau suaranya cempreng nan cerewet. Ia didampingi dengan 4 temannya lain.

"bisa diam gak sih? Regantara Gentar Adiwima. Kita baru aja nyampe sekolah dan lo udah rusuh parah." Celetuknya, Pemuda itu berdiri di samping gentar. Ia mempunya 2 warna mata yang tercampur dan sangat indah nama  orang itu adalah Arkhana Sopan Windra. Sepupu taufan.

"sori, pan" Balasnya sambil cengengesan, Ia berhenti bernyanyi

"Apasih manggil-manggil namaku" ia melihat gentar dengan wajah kesal, Ares Sori Dirgantara laki-laki yang menyukai tanaman serta ketua eskul tanaman.

"Berisik." Orang disamping sori itu berbisik, Nandana supra rahardika. Sipaling ganteng padahal namanya merk motor. Tapi anehnya banya ciwi-ciwi yang genit juga klepek-klepek dengannya, Supra juga jenius dan pintar tak heran jika dia peringkat 2 sekolah. Tapi siapa yang rangking 1? oh tentu solar! pake nanya.

"Kalo gitu gue tambahin berisiknya, AYO GENTAR KITA BERNYANYI! KUKIRA HARI MINGGU TERNYAT-" Fariz Frostfire Arkatama. Sang pembuat onar, 11 12 dengan gentar.

"DIAM!" Seseorang lelaki yang baru datang bernetra biru dan emas itu menggebrak meja dengan kencang membuat yang lain kaget dan terdiam. Aksa Glacier Pratama laki-laki namun sifatnya seperti ibu-ibu. "Udah kelas 12 masih aja tingkahnya kayak anak-anak. juga gentar. lo itu sudah kelas 11"

Two deathly wings: solve the mystery. [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang