3

39 8 6
                                    

Sorry for typo 🙏

Don't forget to vote and comment ⭐

Happy reading 🤗
==================

Seluruh badan Kina remuk rasanya karena menangis dari sore sampai malam. Gema bingung harus menenangkan gadis itu seperti apa hingga Kina sendiri yang berhenti karena kelelahan.

Dirinya pun sadar itu pengaruh hormon nya yang sedang datang bulan hingga membuatnya serapuh itu kemarin hanya karena sebuah jaket Jevo yang menyampir di tubuh mungilnya. Ingat, kelemahan Kinahara adalah Jevoriano, begitupun sebaliknya.

Gema sendiri menginap di apartment Kina, menemani sahabatnya itu sampai pagi. Bahkan dia mengusir para cecenguk untuk tidak datang kesana agar tak melihat Kina yang sedang kacau.

Suara benturan pisau dan alas dibawahnya membuat Gema membuka matanya perlahan. Diliriknya Kina yang sedang sibuk mengiris berbagai macam buah untuk dibuat salad buah, sambil memakan sandwich isi telur yang dibuatnya tadi.

Kina bukan secara cuma-cuma membuat dan memberikan salad buah kepada Gema setiap hari yah. Gadis itu berjualan, dan menitipkan saladnya yang super enak itu, menurut Gema, di toko kue milik bundanya Gema.

Kina tak membuatnya setiap hari, dua atau kadang tiga hari sekali, dan syukurnya terlalu habis. Bonus yang dia berikan untuk Gema itu sebagai tanda terima kasih atas kebaikan bunda Gema yang tak mau mengambil untung sedikitpun.

Kina sangat bersyukur pada Tuhan masih dikelilingi orang baik seperti Gema dan keluarganya, tentu para teman berisik dan bar-bar nya yang juga sangat menyayangi nya dengan tulus. Walau tidak begitu miskin, Kina tak boleh mengandalkan harta warisan orang tuanya.

"Mau dong rotinya!"

"Tuh masih ada di meja!"

Gema memperhatikan dalam diam, Kina selalu cantik dengan apapun yang perempuan itu lakukan, dalam keadaan bagaimanapun itu. Walau wajah cantiknya tertutup lumpur pun masih akan terlihat mempesona karena dia Kinahara.

"Gue kacau banget yah, Ge?"

"Punya kaca kan? Iya lihat sendiri keadaan lu bagaimana cuma gara-gara seorang Jevoriano doang!"

Gema mengambil satu sandwich tersisa. Gema nih perut karet, agak banyak makannya. Gak ada kata diet di hidupnya, kecuali pas sakit atau darurat. Damar, Asa dan Edgar mah masih menjaga pola makan yah walau sama-sama rajin olahraga.

"Maaf yah jadi nyusahin!"

Gema menggeleng, "udah biasa sejak kita renggang dari Jevo, Kin. Gue gak bohong kalau gue juga kangen sama dia. Pasti kalau gak jauh, sekarang dia yang bakal gangguin lu,"

Sesak menghampiri mereka berdua. Berteman sejak SMA sampai hampir semester akhir kuliah membuat mereka paham dengan sifat dan kebiasaan masing-masing. Jangankan mereka bertiga, dengan yang lain yang baru kenal kuliah saja mereka sudah apal satu sama lain.

"Dia udah gak mau lagi ganggu cewek menjijikan kayak gue, Ge,"

"Bisa gak kebiasaan lu yang selalu bilang lu cewek kotor itu lu hilangin? Gue dan yang lain gak kayak gitu, Kin,"

"Kenyataannya gitu, Ge, dan mungkin Jevo udah capek ngadepinnya,"

Gema mengusak rambutnya kasar. Rasanya sandwich yang ia makan tadi ingin keluar lagi saking muaknya dia dengan Kina. Demi Tuhan, mereka semua gak ada yang mengklaim Kina cewek kotor, atas kecelakaan yang gak mau siapapun alami itu.

"Berapa kali gue bilang kalau itu musibah? Kita semua gak ada yang mau itu terjadi, Kin. So, stop said that fu*king word!!!"

Kina terdiam sebelum melanjutkan kegiatannya mengepak salad buahnya. Melanjutkan hidup sendirian melawan trauma emang tak semudah yang orang katakan. Benar kata Gema, kejadian itu memang musibah, tapi ia tak kan lupa bagaimana itu terekam secara menyakitkan untuk dilupakan.






















flashback on

Kina yang tak ada lagi semangat hidup setelah kejadian naas yang menimpanyan itu kembali ke rumahnya setelah melakukan terapi kejiwaan. Mentalnya jelas sakit atas apa yang menimpa dirinya dan sang kakak kembaran.

Setelah kepergian sang Mama dan pertengkaran hebatnya dengan sang Papa memperebutkan harta warisan, seolah musibah tak cukup menguji kedua anak kembar menuju dewasa yang baru berumur 19 tahun itu.

Kejadian hebat 2 bulan lalu, merusak masa depannya dan sang kakak kembaran. Puncaknya dimulai hari ini saat Aleyra Harukara Adhitama mengacau hampir seluruh isi rumah. Tampak beberapa pekerja di rumahnya membereskan kekacauan ini.

"Kak Ruka kenapa, Tante?" tanya Kina begitu melihat Ruka terlelap di tempat tidurnya, bersama dokter keluarga dan Om Tante dari Mamanya.

"Dia hampir saja bunuh diri saat tau dia hamil,"

deg.

Seketika Kina terjatuh lemas, otaknya butuh waktu untuk mencerna semuanya. Ketakutan, akan hal yang lalu kembali berputar saat dirinya dan Ruka dipaksa untuk melayani nafsu bejat oknum yang tiba-tiba menerobos rumahnya.

Anehnya, tak ada harta benda atau aset yang hilang. Sudah dipastikan itu bukan perampok atau penculik yang mengincar harta mereka. Motif dan pelaku kejahatan itu masih terus ia usut sampai sekarang, walau mustahil.

Oknum itu seolah tau seluk beluk rumah megah ini. Kamera pengawas sengaja dimatikan dan tidak ada bekas pembobolan. Semua penjaga dan pekerja dibuat pingsan tak sadarkan diri oleh obat bius.

Sangat terencana bukan? Pihak berwajib dan keluarga pun berpikiran sama dan terus mengusut kasus ini sampai kapanpun itu. Ini bukan kejahatan biasa, mental dua anak beranjak dewasa itu hancur bersama masa depan mereka.

"Tante, ini gak bener kan?" tanya Kina dengan suara yang bergetar.

"Sayang, tenang dulu yah!"

Bukannya tenang, Kina semakin bergetar hebat. Membayangkan dirinya juga akan bernasib sama dengan sang kakak kembaran membuatnya ketakutan. Janin itu memang tak salah, tapi kejadian mengerikan itu selalu terbayang sepanjang masa.

flashback off


Sejak saat itu, sekitar awal masuk perkuliahan, hidup Kina tak ada artinya lagi. Harta banyak dan kasih sayang dari Om Tante nya tentu tak bisa menghilangkan luka trauma yang akan terus membekas sampai kapanpun itu.

Secara administrasi, Kina telat dibanding temannya yang lain karena wanita itu sempat cuti satu semester guna mumilihkan diri. Sempat terbesit ingin putus kuliah saja, tentu Jevo dan Gema tak membiarkan keputusan itu terwujud.

Hanya tinggal Gema kini yang selalu ada di sampingnya, Kina tetap merasa nyaman, temannya juga lebih ada banyak waktu dibanding saat masih ada Jevo. Sebenarnya pemuda itu masih masuk grup pertemanan, hanya lebih banyak menyimak, takut Jeje ngamuk.

Cukup Aleyra Harukara yang menyerah atas hidupnya, Alevra Kinahara berusaha bertahan walau berat, sampai Tuhan sendiri yang menghentikan waktu hidupnya di dunia ini.

"Cukup Harukara yang pergi, lu jangan yah, Kinahara!"

Kina tak menjawab, dia mendekat pada Gema, memeluk sahabat jangkung nya itu. Bukan hanya dia yang sakit, Gema pun sama. Dulu, bukan hanya Kina dan Jevo saja, tapi ada kisah Ruka dan Gema yang tak kalah menggetarkan hati.

Mereka saling memeluk siang itu, menyalurkan rasa sakit yang sama, rasa rindu pada Aleyra Harukara yang sudah pergi menjemput ajalnya lebih dulu.

Peluk jauh untuk Kina dan Gema 😥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peluk jauh untuk Kina dan Gema 😥

Lemon BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang