KENAL 15

12 1 0
                                    

Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah mampir dan memberikan vote serta komennya.

Happy reading

"Yang awalnya tatapan sopan, jadi tatapan lapar," lanjut Kenji dengan nada sudah ditahannya mati-matian agar tidak membentak istrinya.

Alvina mulai menggerakkan kedua tangannya agar sang suami tidak membentaknya lagi. "Maaf mas. Aku cuma berusaha membahagiakan mas," sesal Alvina menundukkan kepalanya karena tidak bisa ditahan air matanya.

Kenji tersenyum miring mendengar ucapan Alvina yang mau membahagiakannya. "Iya aku bahagia. Sangat-sangat bahagia!" geram Kenji yang menurutnya pemikiran Alvina salah.

"Bahkan bukan aku yang bahagia, itu Aldi dan para pekerja pria yang ada di ruang tamu, ikutan bahagia." Kenji tersenyum sinis mendengar penuturan Alvina yang mau membahagiakan dirinya. Tapi Alvina tidak memikirkan keadaan sekitar.

"Iya aku akui tubuh kamu seksi, bohay, montok dan sempurna lah. Tapi gak usah dipamerin juga, Alvina!" geram Kenji dengan mata memerah menahan emosi.

"Iya aku salah. Aku minta maaf," lirih Alvina sudah tidak tahan dengan ucapan Kenji yang menyakiti hatinya.

"Jangan bentak-bentak aku lagi mas," mohon Alvina dengan air mata sudah membasahi pipinya.

"Hati aku sakit dengar mas bentak aku," gumam Alvina yang membuat hati Kenji entah kenapa sakit mendengar gumaman istrinya.

Kenji membawa Alvina ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggung bergetar sang istri.

"Aku minta maaf ya, Al. Udah bentak-bentak kamu," sesal Kenji yang sudah menumpahkan air matanya dan berusaha suaranya tidak keluar.

"Aku tadi cuman terbawa emosi aja, Al." Kenji akui, dirinya tidak tau mau melampiaskan emosi ke mana. Orang satu-satunya yang ada di depannya hanya Alvina, Istrinya.

"Tapi mas jangan bentak aku lagi," lirih Alvina mendongakkan wajahnya melihat Kenji matanya ikutan berair.

Tiba-tiba Alvina melepaskan pelukannya pada Kenji dan memegangi perutnya yang terasa kram.

"Kamu kenapa?" Kenji tentunya panik. Ia berusaha mengatur nafas sang istri agar tidak terjadi pendarahan.

"Perutnya sakit? Kita ke rumah sakit!" Putus Kenji karena Alvina masih kesakitan setelah ia mengatur nafas sang istri namun tidak kunjung reda.

"Udah gak usah. Udah agak enakkan kok," tolak Alvina yang perutnya sudah agak reda.

Kenji bisa bernafas lega. "Beneran? Kalau sakit lagi bilang ya? Jangan ditahan-tahan," pesan Kenji mengelus perut Alvina yang mulai membuncit itu.

"Iya mas. Mas jangan marahin aku lagi," harap Alvina mengedipkan matanya agar Kenji bisa luluh.

"Iya, Al. Insya Allah aku gak akan bentak atau marahin kamu lagi," sahut Kenji tersenyum manis melihat Alvina susah tidak menangis lagi.

"Tapi kamu harus janji sama aku. Kamu gak boleh lakukan itu lagi. Oke?" lanjut Kenji dengan memberi pesan agar sang istri tidak mengurangi kesalahan yang sama dengan tangan mencubit hidung Alvina.

"Kalau aku kepengen pake itu, Gimana?" tanya Alvina yang tidak tau moodnya nanti.

Kenji sempat berfikir bagaimana ia menuruti kemauan si calon anaknya kalau sang istri minta hanya menggunakan celana dalam lagi? "Kamu pakainya cukup di dalam kamar aja. Gak usah keluar kamar. Mengerti?" jawab Kenji setelah ia melihat kamarnya tidak ada CCTV nya.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang