two

37 4 1
                                    

"Buna? " Panggil cleo. Bulan segera terlonjak dari duduknya karna melamun.

"Ya sayang. Ada apa? " Tanya bulan.

"Buna kenapa melamun? Sedari tadi cleo lihat buna hanya diam " Tanya cleo

"Buna tidak apa-apa sayang" Ujar bulan.

"Buna tidak bisa bohong dari cleo. Cleo tahu ada yang buna pikirkan" Ujar cleo.

"....... "

"Buna, bicara saja dengan cleo." Cleo memegang tangan bulan.

"Buna mendapatkan pindah tugas sayang, tepatnya di jakarta. Buna bingung" Ujar bulan. Cleo terdiam, jakarta adalah tempat yang membuat cleo, bulan dan kiyo menderita.

"Apa buna siap kembalinke jakarta? " Tanya cleo.

"sebenarnya siap tidak siap. Bagaimanapun hidup akan terus berjalan. Suatu saat nanti entah bagaimana caranya pasti akan bertemu dengan luka di masa lalu" Ujar bulan..

"Sebenarnya yang buna pikirin adalah kamu dan kiyo. Apalagi dengan keterbatasan yang kiyo punya. Buna takut jika kiyo disakiti oleh mereka. Di kota dan di sini berbeda. Karna itu dulu buna bawa kalian kemari karna orang-orang disini lebih menerima kalian daripada di kota karna itu buna tidak terlalu khawatir sama kalian" Ujar bulan.

Sedangkan di sisi lain seorang anak sedang menguping pembicaraan bulan dan celo dia adalah kiyo.

"Buna, maafin kiyo. Kiyo menjadi menyusahkan buna. Jika saja aku tidak buta ataupun mati mungkin buna tidak perlu khawatir" Batin kiyo.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

"Abi, tidak ada yang cocok" Uhar riko.

"Yasudah, bawa anak yang direkomendasikan saudaramu disana" Ujar abi.

"Kau yakin? " Tanya riko.

"Yakin, kita akan jamin keselamatan mereka" Ujar abi.

"Baiklah, aku akan hubungi raka?" Ujar riko.

"Sebenarnya aku juga penasaran kenapa raka sepertinya susah sekali menyuruh neng ulan kemari" Sambung riko.

"Kenapa? " Tanya abi.

"Mungkin saja raka menyukainya jadi tidak rela jika neng ulan pindah kemari" Jawab riko.

"Aku jadi penasaran bagaimana wajah neng ulan sampai-sampai si raka tidak rela dia di transfer kemari" Sambung riko.

Riko segera meninggalkan ruangan abi. Abi hanya  bisa menghela nafas.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Tok tok tok.

Ceklek.

"Oh bang jidan? Masuklah" Ujar lelaki yang bertubuh lebih mungil.

"Aiden, paman ada?" Tanya jidan.

"Ada di taman belakang bang" Ujar aiden.

"Kalau begitu abang temui paman dulu. Itu iler di mulutmu" Ujar jidan.

"Hah! Ih jorok" Aiden segera pergi ke kamar meninggalkan jidan. Jidan henya geleng-geleng kepala. Jidan segera pergi ke taman belakang dan melihat pamannya sedang berpacaran dengan istrinya.

"Paman" Pangil jidan. Sang paman dan bibi langsung menoleh ke arah simber suara. Paman dan bibi tersenyum melihat ponaannya menghampiri.

"Tumben kamu kemari? " Tanya paman andre.

Pulang. (Nomin ft jichen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang