Part 2

14 2 0
                                    

09:06

Bruk- aku menghempaskan tas diatas meja lalu menarik kursi bersiap menyalakan komputer di depan ku.

"Mukanya bete gitu kenapa na?" tanya gadis yang memakai hijab pink lengkap dengan jas pinknya, kalau kalian berfikir ia adalah Rika kalian salah. Ia adalah Teh dea sama-sama penyuka pink, Rika tak berani berpenampilan senyentrik itu.

"Panas banget gilaaaa!" Keluh ku, entah mengapa hari ini memang cerah sekali, membuat ku menyesal tak berangkat bersama Rika.

"Iya si lagi panas banget bjir kata gue teh" sahut manusia serba pink itu, lengkap dengan nail art nya, membuat mataku silau!

Setelah ku balas anggukan segera saja aku mengecek data data yang harus aku input hari ini juga. Duh benar benar sibuk sekali hari ini:)

12:00

Waktu istirahat tiba lekas saja aku mencari Rika yang ada di Ruang sebelah, mengajaknya makan bersama setelah sholat.

Aku mengintip di kaca melihatnya masih asyik berkutik depan layar komputer, sepertinya dia sibuk.

Segera saja aku mengeluarkan, handphone lalu mencari kontak nya. Aku tak ingin mengganggu nya dengan keberadaan ku disana pasti membuatnya tantrum dan mengeluh seperti bayi.

  BESTIEEEEEE🫶🏻

Lu makan gak?
Atau mau gue bawain aja?


Tar gw makannya, lagi sibuk lu duluan aja deh kalau sempet gw nyusul yak:)

Okeee
Byeeee duluan yaa


Ku putar haluan menuju mushala, dan tak lama kemudian

Bruk- aku terjatuh terduduk bokongku langsung menyentuh lantai, dan sialnya aku menggunakan sepatu hak, sakit sekali, sepertinya kaki ku terkilir..

"Eh ana, maaf!!" serunya seorang lelaki berbadan tinggi itu, membuat ku harus melongo ke atas untuk  melihatnya, rupanya sandy.

sambil membantu ku berdiri, untung sekali keadaan sedang sepi, ku tengok ke ruangan tempat Rika sedang berkerja, sepertinya ia tak sadar atau sedang menggunakan earphone.

"Na.. sory banget ya! Lu ga apa apa kan? Ada yg sakit ngga? Sorryy bangett.." sesalnya, sambil memegang pundak ku dan melihat bagian pundak mamastikan aku tidak apa apa. Aneh sekali, harusnya lu periksa kaki gue dong! Gimana si..

"Ga gue gapapa, sory juga gue ga liat liat" kata ku sembari menepis tangan nya. Aku tak mau ada yg salah paham mengenai ini. Aku tak mau ada gosip aneh mengenai aku dan orang ini. Bukan aku membenci nya, hanya saja aku takmau menjadi bahan ceng-cengan warga kantor aku ingin menjaga hati pacar ku, Nusa. Aku dan Nusa berkerja di perusahaan yang sama, bedanya dia di bagian lapangan, ia hanya datang ke kantor jika ada rapat penting atau urusan lainnya.

Walaupun begitu, tetap saja aku harus membatasi diri ku dengan pria lain. Aku tak mau menyakiti nya. Sebagai pasangan kita harus tahu mana batasan dalam pertemanan.

"Seriusan lu gapapa kan? Tadi lo jatuh nya keras banget soalnya" tanya nya sekali lagi untuk memastikan bahwa aku tak apa apa.

"Iya bener gue gapapa kok. Gue duluan ya! Keburu nasi padang gue abis dikantin hahah" canda ku, lalu ku kerahkan seluruh tenaga agar bisa berjalan dengan normal. Aku ingin segera pergi dari sana, entah mengapa aku merasa bahwa sandy terlalu mengkhawatirkan ku, aku merasa tak nyaman dengan itu.

HOPELESSLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang