♥️03♥️

1.4K 225 2
                                    

Rasa penasaran Lance kian memuncak...



Akhir akhir ini Lance selalu mencari tau informasi tentang (Y/n). Ia sampai mencari tau dari kerabat jauh, hingga para pembantu rumah yang sudah bekerja lama dirumah keluarga Crown.

Tapi tetap saja ia tak kunjung mendapat jawaban hingga Lance berpikir satu satunya cara adalah menanyai langsung kepada kedua orang tuanya itu.

"Aku tanya, mengapa (Y/n) nee-san baru pulang sekarang? Mengapa kalian tidak pernah memberitahuku tentang nee-san sebelumnya? Kalian bahkan berkata bahwa aku anak sulung keluarga ini?"

Lance berhadapan pada kedua orang tuanya yang sedang duduk bersampingan di ruang keluarga.

Saat ini memang kondisi rumah sepi. (Y/n) sedang mengajak Anna ke perpustakaan kota.

Ibu Lance, nyonya Crown memandang putranya penuh amarah. Rahangnya mengeras melihat ucapan yang ngegas dari putra kebanggaannya itu.

"Lance, ayah harap kau mengerti status keluarga Crown bukan?", tanya Tuan Crown pada Lance.

"Lalu..?", Lance menatap lurus ayahnya.

"Anak perempuan yang tidak bisa melakukan apa-apa tidak dibutuhkan dalam keluarga Crown. Sayangnya (Y/n) terlahir sebagai anak pertama, coba saja kalau kau yang pertama.."

Ah Lance sudah tau ini akan mengarah kemana. Rupanya itu alasan kedua orang tuanya memperilakukan dirinya berbeda dari Anna. Keluarganya begitu menganut sistem patriaki.

"Perempuan tidak dibutuhkan didunia ini. Mereka hanya ada untuk memenuhi keinginan laki-laki saja. Untuk itu ayah mengirimkan kakakmu ke Sekolah Sihir Putri, selain agar ia berguna sedikit, ia bisa menjadi istri serta wanita yang baik", jelas sang ayah panjang lebar.

"Ayahmu benar Lance. Rencananya ketika Anna sudah mengijak usia 7 tahun, kami juga akan mengirimkannya ke sekolah sihir putri seperti (Y/n)", ujar sang ibu.

Lance geram. Ia menggenggam tangannya karna perilaku kedua orang tuanya sungguh membuatnya muak. Ia benar benar malu dilahirkan dari hubungan kedua orang tua ini.

"Lalu kenapa (Y/n) nee-san tiba tiba saja kembali kesini?", Lance berusaha mengontrol emosinya, ia menarik nafas dalam dalam ketika bertanya.

Ayah Lance menyeruput teh herbalnya dalam diam. Mata tajamnya kemudian menatap Lance seakan siap menusuk atau memarahi putranya itu.

"Kau cukup penasaran untuk menjadi anak yang egois ya?"

"..."

"Baiklah akan ayah beritahu. Ia akan segera ditunangkan..!"

Seakan ribuan jaruh menusuk dadanya. Lance memelotot tidak percaya.

Apaan itu? Kakaknya yang cantik dan lembut akan ditunangkan dengan pria lain????

Lance rasanya ingin protes sekarang.

"Apa-apaan itu?? Aku tidak bisa menerimanya!"

"Lance! Apa kau yang memutuskan segala sesuatu dirumah ini?!", tuan Crown membentak Lance, menurutnya Lance sudah kelewat batas.

Lance terkesiap, ia menggertakkan giginya kesal. Ego dan emosinya saat ini meluap luap seperti air mendidih yang tumpah dari wadahnya.

"(Y/n) nee-san itu kakakku!!", teriak Lance seolah olah dirinyalah yang berhak atas (Y/n) hingga ia melupakan bahwa (Y/n) jugalah anak kedua orang tuanya.

Mengabaikan ocehan Lance, baik tuan atau nyonya Crown tidak peduli dengan putra atau putrinya. Yang mereka pikirkan hanyalah keuntungan dari pertunangan (Y/n).

"Grkkk..!"

Lance menatap kedua orang tuanya dengan tatapan benci, seakan kedua sosok itu telah merengut sesuatu yang berharga baginya.

"Aku membenci kalian..!!", Lance berlari keluar ruangan.

"Suamiku?", Nyonya Crown memandang suaminya, ia sebenarnya geram dengan sikap Lance yang seenaknya. Tetapi berbanding balik dengan tuan Crown, pria paruh baya itu masih dengan tatapan dinginnya, menatap kepergian anak laki-laki kebanggaannya.

"Biarkan saja, sudah seharusnya laki-laki memiliki ego yang tinggi..dan ia sedang dalam masa itu.."



Hingga membawanya pada suatu fakta yang tidak bisa ia terima...

NEE-SAN || LANCE CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang