~04~ lelah

38 5 0
                                    


Ready all....

Typo Bertebaran....

~~~~~~~~~~~~~♤♤~~~~~~~~~~~~

Ceklek

Tepat pukul 20:15 Arez memasuki rumahnya, sudah pasti bibi Bara tidak ada dirumah, hanya beberapa penjaga rumah saja yang ada di depan rumah mereka untuk berjaga, bahkan para maid yang ada dirumah ini sudah pulang semua mereka kerja hanya sampai sore disini.

Arez melangkahkan kakinya menuju kamarnya tapi berhenti mendengar suara seseorang

"Bagus, lo gak liat udah jam berapa ini!" itu suara Dares yang berada diruang tamu tidak jauh dari tangga menuju kelantai 2.

"GW NANYA DIJAWAB BANGSAT" bentak Dares saat tidak ada jawaban dari bibir Arez, dia hanya menunduk dari tadi dengan tangan meremas baju dibagian dada kirinya.

"T-tadi gw main dulu sama teman ke cafe yang baru buka itu bangh"ujar Arez dengan sedikit terbata. Rasanya sulit mengontrol detak jantungnya dan sesak yang bersamaan datang membuat Arez pusing, mungkin dia kaget mendengar bentakan Dares. Arez itu punya jantung lemah makanya dia gak boleh kelelahan dan melakukan aktifitas yang berat atau membebani dia.

"Gw gak perduli lo darimana!, lo itu numpang disini jadi harus tau diri!" Tekan Dares yang sudah didepan Arez yang masih meremat dadanya, bahkan Arez sudah pucat dan berkeringat dingin, Dares tidak perduli, menurutnya Arez hanya berdrama agar dia kasihan dengannya.

"B-bangh gw kanh adek lo, ke-"

"Lo bukan siapa siapa gw Arez, lo itu beban dihidup gw!, KENAPA BUKAN LO YANG MATI HAH!!" bentak Dares dengan keras membuat para penjaga diluar bergidik ngeri mendengarnya.

"Maaf.."lirih Arez bahkan sesak didadanya tidak seberapa dengan kata kata Dares abangnya sendiri.
Sungguh tajam, setajam silet.

"Ck! maaf lo itu gak akan mengubah segalanya!" Sentak Dares dan berlalu dari hadapan Arez yang masih meremas seragamnya dengan kuat, bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

Dengan langkah pelan Arez menaiki tangga menuju kamarnya, dia harus meminum obatnya agar sesak di dadanya hilang. Dengan terburu buru dia menelan obat beberapa butir untuk menghilangkan sesak, tapi disini hati dan perasaannya yang lebih sakit, tidak ada obat untuk mengobatinya.

Arez terkadang lelah dengan alur hidup yang diberikan tuhan kepadanya, dia ingin menyerah dengan menyusul orang tuanya tapi dia tau bunuh diri itu tidak baik.

Arez menghempaskan tubuhnya kekasur setelah sakit didadanya menghilang diganti dengan air mata yang meluncur dan isakan kecil yang muncul dari bibirnya.

"Gw harus apa lagi biar abang maafin gw"dengan perlahan matanya tertutup, dia lelah dia ingin mengistirahatkan pikirannya dan bangun diesok hari. Arez tertidur dengan air mata yang belum mengering.

《◇》

Setelah berlalu dari hadapan Arez, Dares langsung menuju kamarnya, dia berusaha mengontrol emosinya agar tidak berbuat lebih kepada Arez, Dares itu tempramen dia takut lepas kendali tadi makanya dia pergi dari hadapan Arez.

"Awas aja tuh anak kalo diulangin lagi gw habisin saat itu juga" entah ini karena khawatir atau karna membenci Arez kita tidak tau hanya Dares sendiri yang tau perasaannya kita bukan cenayang yang tau isi pikiran Dares:)

Tapi jujur Dares khawatir dengan keadaan adiknya tadi, Dares tau kalo adiknya menahan sakit tadi terlihat dari wajah yang pucat, keringat dingin, bahkan tangannya meremas seragamnya di dada kirinya, apa dia membuat adiknya itu kambuh?, dia tau kalo Arez itu punya lemah jantung, Dares bingung sendiri dengan perasaannya yang tidak jelas ini. Dares memutuskan untuk bermain hp sebelum tidur.

Mengejar MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang