Sinar Mentari

10 1 0
                                    

Sesampainya di lapangan, ia melakukan hukumannya, namun matanya tak sengaja melihat seseorang yang menghampirinya.

Nara menyipitkan matanya, Ia terkejut saat mengetahui siapa orang tersebut.

" LO?! " Mata Nara melotot kaget, ternyata orang yang menghampirinya adalah orang yang ia bilang Monyet pada Nayla tadi.

Raka hanya melirik Nara sebentar lalu melakukan hal yang sama seperti Nara, menjalankan hukuman.

" Ternyata lo ga cuma sedingin kutub utara ya, ternyata pemalas juga ampe dihukum " Nara terkekeh diujung kalimatnya.

Sedangkan Raka? Raka tidak memperdulikan perkataan Nara, baginya ucapan Nara hanyalah angin lalu saja.

" Panas banget si " gumam Nara, namun masih dapat terdengar oleh Raka.

Raka mengangkat tangannya untuk menutupi kepala Nara dari panasnya sinar matahari.

Nara terkejut dengan perilaku Raka padanya, namun ia juga merasa sedikit senang?

Ah mungkin sekarang pipinya sudah merah seperti kepiting rebus

" Ra? pipi lo merah "

KYAAAA, mata Nara membelalak, ia malu pada Raka.

" A - apaan sih, ngga merah ya, mata lo kali yang rabun. " Nara gugup setengah mati sekarang.

" Bundaaa tolong Nara, Nara salting bund " gumam Nara.

Kringg.. Kringg..

Bel istirahat ke-dua telah berbunyi, Nara dengan secepat mungkin berlari meninggalkan Raka sendirian di lapangan.

Raka terkekeh melihat tingkah Nara, Raka tersenyum melihat kepergian Nara.

Ntah mengapa hatinya menghangat ketika bersama gadis itu.

Disisi lain.

Nara menghentikan larinya tepat di depan kantin, matanya menelusuri seluruh penjuru kantin mencari sahabatnya.

Nara menunjuk Nayla ketika ia menemukan sahabatnya itu sedang duduk berdua dengan seorang lelaki.

Nara menghampiri Nayla, dan berbisik pada Nayla

" Ni orang siapa? cowo lo? " Nayla mengangguk-anggukkan kepalanya.

Nara hanya ber-oh saja dan langsung duduk di dekat Nayla.

" Ekhem gue Bara Alkano, cowo sahabat lo, tenang aja Nayla aman sama gue. " Nara mengerutkan keningnya, lalu menjawab

" Gue percayain Nayla ke lo, awas lo macem-macem ya anjing " kali ini Nara bicara dengan nada serius, ia menatap mata Bara.

Ia sangat menyayangi sahabatnya itu, ia tidak mau sahabatnya disakiti orang lain.

Bara mengangguk mantap,
" Gue jaga dia sebaik mungkin, gue bukan cowo brengsek yang suka mainin hati cewe Nar, tenang aja. " Nara mengangguk-anggukkan kepalanya.

" Oh iya ra, gimana hukuman lo? Tadi gue liat ada cowo juga yang dihukum barengan sama lo tapi gue ga tau siapa " Nayla mengedikkan bahunya diujung kalimatnya.

" E - eum itu monyet cowo, IYA MONYET!!" Nayla dan Bara menutup telinga mereka masing-masing akibat teriakkan Nara.

" GA USAH TERIAK SETAN!! " Nayla balas teriak, sungguh ia sudah menahan emosinya sejak mereka berada di kelas tadi, kalau bukan sahabatnya mungkin sudah ia cakar wajah Nara saat ini.

Nara hanya tersenyum tanpa merasa bersalah, yang membuat Nayla menatap sinis Nara.

" Nay? Lo masi mau dikantin apa ngga? Gue mau balik ke kelas aja soalnya "

" Lo duluan aja Nar, gue ntar dianterin Bara ke kelas " Nara hanya ber-oh ria saja.

Nara berjalan keluar dari area kantin menuju kelasnya.

Brukk

" HADUH SIAPA SI AELAH MERUSAK MOOD KU SAJA ASTOGEH!! " Teriak Nara kepada lelaki di depannya.

" Berisik " Raka menatap sinis Nara dan kembali melanjutkan langkahnya.

Nara yang melihat tingkah Raka pun melongo karenanya, bukannya minta maaf malah mengatainya berisik dan berlalu saja??

" AWAS YA LO MONYET SIALANN!! " Teriak Nara pada Raka yang perlahan menghilang dari pandangannya.

" Dasar monyet emang ye, bukannya minta maaf malah ngatain ck " Ucapnya dengan langkah yang ia hentak-hentakkan akibat kekesalannya kepada seorang Raka Arga Pradipta.

Setelah sampai di depan kelasnya, ia segera masuk dan duduk di bangkunya.

Nara menyandarkan tubuhnya dan perlahan menutup matanya menuju alam mimpi.

Belum ada 2 menit ia terlelap,

" KINARA SAYANGKU CINTAKU, AAAAAAA BARA TADI LUCUK BANGET WOIIII " Yup, teriakan itu berasal dari Nayla, sahabatnya.

Nayla mengguncang-guncangkan badan Nara sampai sang empu terbangun.

" Iye dah iye orang yang lagi bucin emang begini ya? " Ucapnya sembari mengelus-elus telinganya yang terasa nyeri.

" Hehe maapin sayangku, gue kan lagi seneng pake banget ini " Nara merespon hanya dengan memutarkan bola matanya malas.

Nara melihat jam di handphone nya, bahwa sebentar lagi bel pulang akan berbunyi.

" Nay, ntar langsung pulang atau mau mampir dulu dimana gitu? " Nara menoleh dan menanyakan itu.

" Ngga deh langsung pulang aja, gue mau langsung rebahan di kasur kesayangan gue " Nayla menggeleng, sedangkan Nara hanya ber-oh saja.

KRINGG.. KRINGG..

" Bel nya dah bunyi nay, buruan ah lambat banget lo, " Nara sungguh bosan menunggu sahabatnya membereskan buku-bukunya itu.

" Ayo, " Nayla berjalan mendahului Nara.

Sepanjang mereka berjalan, Nayla dengan sabar mendengarkan celotehan tak jelas yang keluar dari mulut Nara.

Brukk

Nayla mendongakkan kepalanya, penasaran siapa yang menubruknya??

" LO?!! " Nayla sungguh terkejut bukan main.

* * *

HEHE BAGAIMANA DENGAN KELANJUTANNYAAA?? SERU NGGAAAA??🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️

JANGAN LUPA VOTE NYAA YAAAA SAYANGKUUU

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang