Belajar bareng suami

139 11 0
                                    

Maaf jika ada persamaan dalam, karakter, tokoh, alur, dll. Karena cerita ini murni bikinan saya sendiri dan murni imajinasi saya.

Wajib follow author dulu sebelum membaca, ya! storyzaaa

"Jika istri minim agama, masih bisa dibimbing untuk menjadi paham agama. Tetapi jika suami yang minim agama, maka akan rusak seluruh kurikulum dalam rumah tangganya,"
~Adnan Pratama Arzhad~

Selamat membaca semua!!!





Setelah sholat Maghrib, Adnan mengambil Iqra' dari rak buku di kamar mereka.

"Mas, ajarin Akira baca Al-Qur'an ya," pinta Akira dengan semangat.

"Iya, mas ajarin. Tapi kita mulai dari Iqra' dulu, ya," jawab Adnan sambil tersenyum.

"Katanya mau ngajarin baca Al-Qur'an, tapi ini bukan Al-Qur'an," ucap Akira polos sambil membuka Iqra' itu.

Adnan tertawa kecil. "Iya, Akira. Ini untuk belajar dasar-dasar cara baca Al-Qur'an. Biar kamu lebih cepat dan mudah paham. Kalau sudah lancar, baru kita pindah ke Al-Qur'an."

"Oooh, begitu ya," Akira mengangguk paham.

Adnan mulai mengajarkan huruf Hijaiyah satu per satu dengan telaten. Ia melafalkan setiap huruf dengan jelas dan membimbing Akira untuk mengulanginya.

"Coba kamu hafalkan huruf Hijaiyah yang tadi mas sebutkan," ujar Adnan setelah selesai menjelaskan.

"Siap, mas!" jawab Akira dengan semangat. Ia pun mulai menghafal huruf Hijaiyah dengan sungguh-sungguh, sambil sesekali mengulang pelafalannya untuk memastikan benar.

Adnan tersenyum puas melihat kesungguhan istrinya.

Tidak menunggu waktu yang lama, Akira sudah hafal dan ingin menyetorkannya ke Adnan.

"Akira sudah hafal, mas," ujar Akira dengan percaya diri. Ia kemudian menyebutkan satu per satu huruf Hijaiyah yang telah dihafalnya.

Adnan tersenyum lebar, lalu bertepuk tangan dengan bangga.

"Bagus, Akira. Kamu hebat!"

"Terima kasih ya, mas," ucap Akira sambil tersenyum manis ke arah suaminya.

Adnan mengangguk. "Itu sudah menjadi kewajiban mas sebagai suamimu."

Setelah itu, Adnan kembali melanjutkan mengajarkan Akira Iqra'. Dengan penuh kesabaran, ia membimbing istrinya membaca dengan tajwid yang benar. Akira pun mengikuti setiap petunjuk Adnan dengan sungguh-sungguh.

"Pelan-pelan aja, yang penting teliti, Akira. Mas yakin kamu pasti bisa," ujar Adnan memberi semangat.

"Siap, mas!" jawab Akira dengan antusias, membuat Adnan semakin semangat untuk membatu Akira belajar.

Akira mengingatkan pertanyaan yang belum dijawab oleh suaminya.

"Mas nggak lupa jawab pertanyaan Akira, kan?" tanya Akira sambil menatap Adnan penuh harap.

"Oh ya, nggak dong," jawab Adnan dengan senyum lembut.

"Jadi... Akira bisa sampai ke Semarang itu karena—" ucapan Adnan terpotong saat suara adzan Isya' mulai berkumandang.

"Yah, adzan, kan, Mas," rengek Akira dengan nada kecewa.

Adnan tersenyum menenangkan. "Nanti Mas lanjut setelah sholat Isya', ya."

My sweet heart [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang