BAB 7 | Rasa Yang Baru

13.8K 604 5
                                        

"Tuan, apa kita langsung pulang ke mansion?" Tanya William saat mobil keluar dari gang Panti Asuhan Ar - Rahmah. Mereka sudah mencapai kesepakatan, untuk menginap di villa Pramoedya minggu depan.

Zaven sebenarnya enggan mengabari seluruh keluarganya tentang Jasmine terlebih dahulu, ia ingin menikmati dahaga rindunya terpuaskan tanpa ada yang mengganggu.

Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Kabar di temukannya Jasmine di sebarkan oleh Robert. Jadi mau tidak mau, Zaven mengadakan pesta kecil untuk keluarganya berkenalan dengan Jasmine minggu ini.

"Mampir ke mall dulu aja, aku mau belikan baju untuk Jasmine," ucap Pamela sebelum Zaven menjawab pertanyaan William, ia teringat kalau putrinya tidak mempunyai pakaian. Tadi saat Pamela dan Zaven pergi, gadis itu tertidur di pelukan Zayden mengenakan seragam sekolahnya yang sudah acak - acakan.

"Tidak ajak Jasmine sekalian, biar dia sendiri yang memilih apa yang di sukai?" Tanya Zaven, menurutnya akan lebih baik jika Jasmine diajak dan bisa jalan - jalan. Hal yang sedari dulu di impikan oleh Zaven dan Pamela; jalan - jalan dengan anak gadisnya.

"Nanti aja jalan - jalan sama Jasmine nya, aku cuma mau belikan hadiah beberapa stel baju. Terutama buat dia pakai malam ini. Kamu lupa, putri kita masih pakai seragam sekolahnya?"

"Aku lupa. Baiklah ke mall," putus Zaven.

Di tengah perjalanan, ia juga kembali mengingat benda kecil jadul berwarna hitam yang dipakai putrinya untuk menelepon. Zaven akan membelikannya ponsel baru juga, mengingat tadi Jasmine sangat suka dengan ponsel Zayden; mungkin lebih baik ia membelikan barang yang serupa saja.

Sedangkan di mansion, seseorang yang sedang dipikirkan oleh Zaven dan Pamela sedang menghafalkan nama saudaranya.

"Jadi Abang Reiga kedua, Abang Vincent ketiga, Abang Zayden keempat?" Tanya Jasmine memastikan, tidak pernah menyangka ternyata ia memiliki banyak Kakak laki - laki.

Senang sekali!

Jasmine tidak sendirian lagi sekarang!

"Yap betul!" Sahut Vincent, ia memang si paling ramai diantara saudaranya yang lain. Sebenarnya Zayden juga sedikit ceriwis kalau dengan orang terdekatnya. Tidak sesangar dua saudaranya yang lain.

Vincent sungguh tidak menyangka momen ini akhirnya terjadi. Dimana Adiknya yang hilang kembali pulang. Vincent juga tidak pernah membayangkan kalau ternyata Adiknya akan semenggemaskan dan secantik ini.

"Kalau Abang yang pertama?" Tanya Jasmine, ia penasaran. Kalau yang lain saja setampan ini, sebaik dan seramah ini, bagaimana dengan Kakak sulungnya?

"Nanti kamu tanya sendiri kalau Abang udah pulang," jawab Reiga sambil mengusap pipi tembam Adiknya.

Reiga gemas sekali, ingin menggigit pipi yang terus menerus merona itu. Jasmine sudah seperti boneka saja, pipinya terus merona dengan mata bulat berwarna biru dan bibir merah muda tebal berisi.

Banyak gadis di luaran sana yang memakai make up tebal dan ingin membuat looks seperti Adiknya ini, bedanya Adiknya tidak di buat - buat. Ini semua alami!

Bangun tidur saja Jasmine tidak berubah, masih seperti itu dan Reiga jamin, stylist di salon Ibundanya pun akan kebingungan memakaikan riasan untuk Jasmine.

"Abang mau mandi dulu, tadi di kampus abis latihan basket," pamit Vincent, tanpa menghiraukan saudaranya yang lain. Ia langsung pergi begitu saja.

Vincent itu suka sekali bersih - bersih, ia tidak tahan dengan hal jorok atau bau walau sedikit. Tapi bukan berarti tidak berani kotor, hanya saja ketika mendapati hal kotor maka Vincent akan gercep.

JASMINE [ END - REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang