..
..
..
Kereta : Densha.
..
[Name] dan teman sekelasnya Itoshi Rin sekarang berada disituasi duduk dikereta dengan duduk bersebelahan.
Mereka jelas canggung satu sama lain karena Rin selama ini tidak pernah bersikap baik padanya atau mencoba berbicara dengannya.[Name] mengenakan rok pendek di kereta dan kaki telanjangnya dilihati tak sengaja terbuka. Banyak laki-laki menatap tubuh [Name] dan ia merasa tidak nyaman karena kakinya juga mulai terasa dingin. Selang beberapa detik tiba-tiba Rin melemparkan jaket miliknya kearah kaki paha dan bahu [Name] dengan kasar.
"Tutupi dirimu. Sekarang."
Katanya, dengan nada cemburu dan marah."I-Itoshi R-Rin? Tidak. Aku tidak bisa karena itu jaketmu, aku tidak bisa melakukannya, bukannya aku berani nolak kamu ya." [Name] berbicara dengan terbata bata.
Wajah Rin hanya berjarak beberapa senti dari [Name.]
"Aku bilang tutupi dirimu sekarang tidak usah membantah. Berisik!" Dia berteriak pada [Name] dan [Name] hanya menyusut di kursinya dengan wajah paniknya.
Semua orang menatapnya dan beberapa bahkan merekam seluruh adegan dengan pandangan mereka beranggapan bahwa seorang kekasih sedang konflik.
" T-tapi- I-itu milikmu Itoshi Rin-"
" Aku tidak perduli, diam dan pakai saja sialan." dia mendorong jaket itu ke bahu [Name] lagi dan [name] terpaksa menutupi dirinya dengan wajah cemberut.
Namun ketika [Name] melakukannya dengan anggapan [name] telah menurutinya, Rin tampak sedikit melembut, tetapi tetap saja tatapannya tajam dan [Name] hampir bisa merasakan kemarahan, kecemburuan, dan hasrat merembes keluar dari diri Rin seperti aura gelap.
"U-umh Baiklah, T-Terima kasih umh...."
Rin tidak mengatakan apa pun atau membalas perkataan [name] ia hanya tetap duduk diam disampingnya. Sekarang orang-orang dikereta sudah menghela nafas lega dan perhatian mereka beralih ke hal lain.
Itoshi Rin tidak pernah seberani ini sungguh. Tapi mau tak mau [Name] memperhatikan bagaimana matanya menatap tajam dan sepertinya menghargai kaki dan lekuk tubuh [Name].Rin tetap diam dengan mata tertuju pada [name] untuk waktu yang lama karena seluruh kereta telah sunyi terdiam. Tatapannya tampak lapar dan hampir seperti ingin memakan [Name] saja.
[Name] berdeham pelan mencoba mencairkan situasi dingin antara Rin dengan Dirinya." Uhm! A-Aku akan pergi ke stasiun Tokyo um, kemana kamu akan turun Itoshi Rin?."
Dengan suara pelan, Rin berbicara membalas [name].
" Stasiun yang sama sepertimu."
" Loh? T-tapi, semua orang di sekolah membicarakan rumahmu dan aku hanya mendengar kalau rumahmu di Shibuya." Kata [name]
Rin sepertinya menghindari mengungkapkan lokasi rumahnya karena alasan tertentu.
" Dan jika kamu tau mengapa kamu perduli dengan tempat tinggalku dan bertanya tentang itu? Kamu tidak akan diundang ke sana, jangan repot-repot bertanya. Diam saja."
Rin terlihat kesal sekarang tapi matanya masih tertuju pada tubuh [Name].
Rin menginginkan [Name] tetapi dengan cara yang berbeda tidak seperti cara para kroco-kroco yang dilakukan semua orang di sekolah untuk mendapatkan perhatian [name]. Cara yang kuno seperti itu?[Name] mengerjap pelan matanya, ia memperhitungkan tindakannya sendiri, sepertinya ia salah bicara kepada rin.
" A-ah maaf aku tidak akan bertanya lagi, maafkan aku." Kata [name] dengan suara gemetar.
[name] panik tetapi berusaha menenangkan dirinya. Karena sekarang dia bersama Itoshi Rin.
Mata rin masih menatap [name] dengan seksama tatapannya begitu panas dan [name] hampir bisa merasakan rin menghirup [name] dengan napasnya yang berat...
..
" Kau beruntung. Tidak banyak laki-laki yang akan melindungimu seperti aku." Akhirnya rin berkata sambil berdeham.
Rin sama sekali tidak seperti dia, dia belum pernah melakukan perbuatan baik seperti ini sepanjang hidupnya.(baik menurut rin).
" Dan kamu sebaiknya bersyukur aku adalah orang yang melakukannya, karena aku tidak pernah melakukan hal membosankan seperti ini."
Rin terlihat marah tetapi pada saat yang bersamaan juga ia merasa senang kepada dirinya sendiri. Tapi kenapa Rin bisa begitu? Dia salah satu yang populer-
Ralat. Terpopuler dimanapun ia berada karena ketampanannnya.Dan dia tidak pernah melakukan kebaikan seperti ini kepada teman-teman sekelasnya bahkan nenek-nenek kakek-kakek dijalanan. Ini sungguh sangat amat tidak biasa menurut Rin karena menunjukkan kebaikannya atau kepeduliannya terhadap siapa pun. Ia sendiri sampai bingung dengan sikapnya mengapa bisa otomatis seperti ini saat menatap gadis itu.
" Gadis sialan. Seenaknya mendobrak hati orang." Batinnya.
" U-umh aku mengerti. maaf sudah banyak merepotkanmu dan mengganggumu, aku ingin mengatakannya lagi Terima kasih banyak Itoshi Rin." Kata [name] sambil tersenyum lembut.
To the point. [Rin] melotot saat menatap gadisnya tersenyum bagian bawahnya sudah merinding duluan sejak awal Rin duduk disampingnya.
" Ah sialan, aku harus menahan hasratku lagi."
" Setiap hari demi hari bertemu disekolah. selalu seperti ini hingga sekarang aku masih menahan hasratku. Berterimakasihlah nanti."
" Ini belum waktunya aku mengambil keperawanannya. Ia akan tetap menjadi gadisku selama seminggu setelah itu aku akan Menculiknya kerumahku. Selesai. Ia akan menjadi milikku setelah seminggu ia kubebaskan untuk hari terakhir. Jadi selamat bersenang senang selama seminggu [name] sebelum memasuki rumah ku- Ralat. Rumah kita maksudku." Batin rin.
..
..
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Itoshi Rin [HusbandSeries]
Romance- From : Blue Lock - Muneyuki Kaneshiro - Fiction ! - 17+ - (Itoshi Rin) Tsundere Husband.