"Jadi, apa pembelaanmu kali ini?"
Kepala yang sejak tadi menunduk menatap lantai reflek mendongak untuk menatap wajah atasannya di balik meja yang saat ini menatap lurus ke arahnya. Naruto menelan saliva, kegugupan menyelimuti dirinya saat mata birunya bertemu dengan tatapan yang sarat akan teguran dari sang atasan.
"M-maafkan aku... a-aku hanya membela diri." ucapnya lemah dan tak lupa dengan bibirnya yang mencebik ke bawah.
"Alasanmu selalu seperti itu dan hei, berhenti cemberut, tidak ada seorang polisi yang cemberut."
Naruto reflek mengubah ekspresi wajahnya lalu melirik takut-takut ke arah sang atasan yang masih duduk di kursinya. Tapi ia kembali menunduk saat lagi-lagi bertemu tatap dengan tatapan tajam sang atasan.
Selang beberapa detik kemudian, terdengar helaan nafas berat diikuti suara gesekan roda kursi dengan lantai, benda yang berfungsi sebagai tempat duduk itu terdorong ke belakang karena belakang lutut pria jangkung yang beranjak berdiri. Memutari meja kerjanya, pria jangkung itu berjalan mendekat pada pemuda pirang di seberangnya yang masih menunduk di saat ia mulai merasakan kehadiran sang atasan tepat di depannya.
Naruto mengerjapkan matanya pelan saat ia malah merasakan tepukan halus di kepala pirangnya, bukan omelan yang sudah dia antisipasi, kemudian ia mendongak untuk menatap pria setinggi enam kaki tersebut.
"Ini tahun pertamamu bergabung di departemen ini dan kau telah mendapatkan teguran lagi. Jadi... bagaimana kalau di rumah saja?"
Naruto sontak melebarkan matanya lalu menggeleng cepat, "Tidak mau! Kenapa anda tega sekali?! Lagipula salah pria itu yang mesum padaku jadi aku memukulnya!"
"Hei hei bukan begitu, maksudku... cari pekerjaan yang lain saja? Lagipula hidupmu adalah tanggung jawabku. Aku hanya tak mau kau ditegur terus dan yeah oke baiklah kau memang benar pria itu yang kurang ajar."
Naruto tetap menggeleng, "Tidak bisa, aku sudah terlalu banyak menyusahkanmu, aku mau hidup mandiri. Juga, pasti maksudmu tadi kau malas mengurusi masalahku kan?"
Sang atasan berdecak kesal, "Jangan pernah berkata seperti itu, kau tanggung jawabku Naruto... dan yah, karena aku mulai kehabisan akal untuk membelamu di departemen ini dari teguran pusat."
"Pokoknya tidak mau! Aku tetap mau bekerja di departemen ini! Aku mohon~" Naruto tanpa sadar menghentakkan kakinya sambil merengek dan memelas. Sikap yang sangat tidak mencerminkan seorang polisi sama sekali.
Sang atasan menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Ia hendak berbicara saat teleponnya berdering membuatnya reflek melotot sedangkan Naruto menatap awas antara telepon dan sang atasan secara bergantian.
"Lihat! Lihat itu Uzumaki Naruto, pasti itu dari pusat dan pastinya juga ten-tang-mu."
"T-tolong bantu aku! Kapten~" Naruto memelas sambil menangkupkan kedua tangannya membuat sang atasan hanya bisa tersenyum masam dengan kedutan mata kesal.
"Hahhhhhhh..."
Pria jangkung itu langsung menyambar gagang telepon di mejanya setelah menghela nafas panjang. "Selamat sore, dengan Kepala Departemen Penyidikan, Hatake Kakashi di sini." sahut sang atasan yang terdengar sangat kaku dari biasanya.
Keningnya berkerut dan matanya terpejam seolah-olah akan mendengar ledakan pistol dari seberang. "B-benar, Pak. Polisi muda itu berasal dari departemen ini, dia sedang saya tangani langsung sekarang."
Kakashi mengunyah pipi dalamnya, mencoba menerka-nerka ledakan apalagi setelah ini. "P-prestasinya?" Kakashi reflek menoleh jengkel pada Naruto yang masih menangkupkan kedua tangannya dengan tatapan cemas. "Ekhem! Cukup banyak, Pak. Beberapa bulan yang lalu, dia membantu Departemen Penertiban Umum untuk menangani kerusuhan mahasiswa di Ibu Kota." wajah Kakashi sedikit memucat karena ia kembali memberikan bumbu penyedap untuk yang kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfinished Case of Detective Uchiha [SasuNaru]
FanfictionDemi mempertahankan pekerjaannya, seorang polisi bernama Uzumaki Naruto diberikan sebuah tugas untuk membawa kembali seorang detektif ke dalam Departemen Penyidikan. Namun, di hari pertama melaksanakan tugas anehnya itu, ia malah dihadapkan dengan o...