01.Aku Datang

2 1 0
                                    

Aku melihat dunia yang pada akhirnya akan menyakitiku sangat dalam.Sampai rasanya aku ingin kembali.
~Niscala

Disalah satu rumah sakit dibekasi

Kriet
Suara pintu yang baru saja dibuka dari dalam.

"Gimana dok, keadaan istri saya dan anak saya?"
Raut kekhwatiran terpancar jelas di wajah kenozen.

"Selamat pak,putri anda sudah lahir.Sedangkan untuk istri anda,dia sedang beristirahat akibat kelelahan karena habis melahirkan"

Mendengar itu,ada kelegaan dihati kenozen.
"Syukurlah, terimakasih dok.Kalau begitu saya izin masuk"

"Iya pak, silahkan masuk.Kalau begitu,saya permisi dulu."

Setelah itu kenozen dengan cepat masuk kedalam ruangan dimana istrinya berada.

Kriet
Bunyi suara pintu yang kembali dibuka,tapi kali ini dibuka dari luar.

Terlihat disana,diranjang rumah sakit terbaring seorang wanita.Wanita yang baru saja mengantarkan jiwa baru untuk lahir ke dunia.Sangat mulia sekali tugas para wanita?

Kenozen menuju kearah ranjang istrinya berbaring dengan langkah pelan tanpa suara.Takut-takut jika istrinya terbangun karenanya.

Setelah benar-benar sudah berada dekat ranjang,ia menatap lekat wajah istrinya.Wajah istrinya tampak pucat,ada penyesalan yang ia rasakan karena tak ada bersama-sama kala istrinya akan melahirkan.

Dia sebenarnya baru saja tiba di kantor untuk bekerja,tapi kemudian mendapat kabar bahwa istrinya ada dirumah sakit dan akan segera melahirkan,dia dengan cepat meminta izin kepada bos untuk kerumah sakit.
Tapi sayangnya dia tidak sempat,saat dia sampai istrinya sudah melahirkan putri mereka,putri kedua.

Kenozen memposisikan dirinya, untuk duduk disebelah ranjang istrinya.Tapi tak lama dia duduk, istrinya bangun dari istirahatnya.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Sudah cukup lebih baik mas"

"Ya,aku tau kamu wanita hebat"
Kalimat itu mengundang tawa keduanya.Entah apa yang mereka berdua pikirkan.

Dari situ mengalirlah percakapan mereka yang cukup panjang.

Sampai akhirnya kenozen ingat,kalau dirinya harus pulang untuk mengambil pakaian.Karena istrinya baru diperbolehkan pulang besok hari.

"Aku pulang dulu sayang,mau ngambil pakaian sama mau minta cuti sama bos"

Anita hanya diam,kenozen mengira istrinya sudah memperbolehkannya.
Baru saja kenozen berada didepan pintu.Suara Anita menghentikannya.

"Tunggu!"
Kenozen akhirnya berbalik kembali.Menuju ke arah istrinya.

"Kenapa sayang?Ada yang mau kamu titipkan?"
Anita hanya diam,belum membuka suara.

Sampai akhirnya, kalimat panjang yang menyakitkan keluar dari mulutnya.

"Jangan pergi, karena sebentar lagi aku harus pulang"
Kenozen yang belum paham akan maksud istrinya hanya diam mendengarkan.

"Aku ingin kamu menjaga alana dengan baik,dan juga putri kedua kita.Untuk namanya aku belum punya nama yang bagus untuknya.Aku harap kamu bisa memberikan nama yang indah untuk putri kedua kita.Saat dia sudah besar nanti,aku ingin kamu sampaikan maafku karena tak bisa menjaganya bahkan merawatnya dan melihatnya tumbuh."

"Sayang kamu nggak akan ninggalin aku kan?"
Kenozen berharap istrinya hanya bercanda,istrinya tampak baik-baik saja bagaimana mungkin meninggalkan dirinya dan anak-anak mereka.

"Maaf ken,terimakasih sudah menjadi suami yang baik buat aku yang banyak kurangnya.Sudah mengajarkan banyak hal.Maaf kalau aku belum bisa menjadi istri bahkan menjadi ibu yang baik buat anak-anak."Ucap Anita pelan.
Tak lama mengatakan itu,anita menghembuskan nafas terakhirnya.

Kenozen tidak mempercayai apa yang barusan terjadi.Kematian,sungguh tidak masuk akal.Anita, istrinya terlihat baik-baik saja tadi.Merekah bahkan bercerita banyak dan tertawa bersama.Dan saat dia ingin pergi, istrinya menahan dirinya dan berkata akan meninggalkan dirinya.

Bukankah itu seperti lelucon?
Dia mencoba mengecek detak jantung istrinya 'tidak berdetak'.Masih tidak percaya,dia coba mengecek hidung istrinya jika masih bernafas,tapi hasilnya 'tidak bernafas'

Masih ada satu cara lagi untuk mengecek,cara terakhir untuk mengetahui apakah istrinya masih hidup atau tidak.Cara yang akan memastikan semuanya.Ketakutan akan fakta yang menyakitkan dirasakan kenozen saat ini.

Sebisa mungkin ia menghilangkan pikiran buruk yang ada dipikirkannya.Perlahan dia mencoba mengecek nadi Anita.

Bruk
Karna tak bisa menahan bobot tubuhnya,kenozen jatuh terduduk.
Nadi istrinya 'berhenti' itu artinya istrinya benar-benar pergi.

"Hiks hiks,sayang kamu nggak mungkin ninggalin aku kan?Alana butuh mamanya,putri kita juga yang baru saja lahir butuh mamanya"

Kenozen yang awalnya terduduk dilantai berusaha berdiri, menggoyangkan pelan tubuh istrinya.Berharap istrinya bangun.

"Sayang, bangun sayang...."
Tak mendapat sahutan,tangisan kenozen pecah.

Pintu ruangan itu dibuka dari luar.Dokter dan suster masuk ke ruangan itu.Dokter langsung menuju kedekat ranjang, untuk mengecek kembali kondisi Anita.

Anita Danuarta,sudah meninggal dunia.
"Setelah anda sudah merasa sedikit lebih tenang.Segera keruangan saya."

Dokter berlalu pergi, diikuti para suster.Memberi waktu pada keluarga untuk melihat Anita untuk terakhir kalinya.

Menyisakan kenozen seorang diri,dalam tangis menatap wajah istrinya yang terlihat sudah mulai pucat.

Rasanya belum bisa percaya, istrinya beberapa waktu lalu masih tampak biasa saja.Hanya memang terlihat letih,tapi tak menunjukkan bahwa akan separah ini atau mungkin meninggal.Atau ada sesuatu yang disembunyikan sang istri dari dirinya.

Setelah merasa sedikit lebih tenang, Kenozen memutuskan untuk pergi keruangan Dokter yang menangani persalinan istrinya.Dokter itu pasti tau sesuatu.

Tok tok
"Silahkan masuk!"

Kriet
Suara pintu dibuka dari luar.

"Bapak Ken, mari silahkan duduk pak."
Kenozen langsung menduduki dirinya tepat didepan sang dokter,mereka hanya terhalang dengan meja.

"Langsung saja dok,ada apa sebenarnya dengan istri saya?Tidak mungkin meninggal hanya karena kelelahan,bahkan tadi kami sempat bercerita banyak dan tertawa bersama."

"Saya tau perasaan bapak ken,saya akan bercerita saya harap bapak memahami apa yang saya katakan dan tak tersulut emosi"

Dokter riana,yang menangani persalinan istrinya baik persalinan pertama maupun kedua mulai bercerita.Tak ada yang terlewatkan.

"Istri anda ibu Anita,punya penyakit jantung.Persalinan pertamanya membuat sakitnya bertambah parah.Jantungnya makin melemah.Dan kehamilan keduanya sangatlah berisiko baginya,karna akan mempercepat kematiannya."
Helaan nafas dokter riana terdengar jelas oleh kenozen.

"Istri anda tidak datang dirumah sakit karena ia akan melahirkan.Menurut perhitungan putri anda akan lahir besok hari.Istri anda datang karena dia ingin meminta kami untuk berusaha menolong putri kalian.Dan ternyata disaat dia baru saja mengatakan itu,istri anda melahirkan lebih cepat sehari sebelum waktunya."

Kenozen hanya terdiam,tidak tau apa yang dipikirkannya saat ini.
"Saya harap anda tidak menyalakan putri anda atas kematian istri anda tuan Ken.Ada atau tidak adanya putri anda,istri anda akan berakhir sama."

Deary NiscalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang