08

15 0 0
                                    

"Apa hubungan mereka ya.?" tanya Gavril pada dirinya sendiri. Berulang kali Gavril merubah posisi tubuhnya yang tengah berbaring diatas ranjang. Fikiran pria itu terus saja tertuju kepada dua sosok yang ia lihat dimall miliknya tadi."Harus gue cari tau ini...!!" gumamnya lagi.

Gavril akhirnya menghubungi kedua sahabat, guna membicarakan masalah yang akan ia selidiki, sekaligus untuk berbuka puasa bersama dirumahnya. Tepat saat Adzan maghrib berkumandang, Gigas dan Gaufar tiba dirumah mewah nan megah miliknya. Mereka memilih gazebo yang berada didekat kolam renang guna menikmati makanan pembuka dan memulai percakapan.

"Ada apaan sih tong kayanya urgent banget...?" tanya Gigas dan Gavril pun langsung menceritakan apa yang tadi siang ia lihat. "Yang bener loe..??"  tanya Gigas dan Gaufar bersamaan.

"Ya masa gue bohong soal begituan.? bantu gue selidiki ini masalah. Gue jadi punya firasat enggak baik tentang mereka berdua." kata Gavril

"Iya pasti kita bantu, entar gue juga minta temen gue yang punya club king Cross untuk bantu cari tau, diakan banyak itu kaki tangannya." kata Gigas

"Kalian coba ngomong pelan pelan sama Suketi dan Katemi ya, soal masalah ini. Biar mereka bantu kita juga untuk mencari tau, secara mereka gandengan aja sama nyai Dasimah." kata Gavril

"Iya nanti kalau udah ada secerca sinar dan harapan, baru kita ngomong sama mereka. Kalau sekarang percuma, mereka bakal enggak percaya." sahut Gaufar


Sementara itu Adena kini tengah memilih konsep undangan pernikahannya bersama Temmy, serta memilih apa souvenir yang akan mereka berikan kepada para tamu undangan dihari special mereka nanti.

"Ini bagus yang...??" kata Adena seraya menunjukan konsep undangan yang didominasi warna gold. "Iya bagus, tapi jangan ada foto kita, aku kurang suka." timpal Temmy

"Oke.! berarti yang ini aja tapi tanpa foto kita ya.? kita ganti aja fotonya sama telapak tangan kita yang pakai cincin pasangan." usul Adena

"Enggak mau juga..!!" Jawab Temmy cepat "enggak usah ada foto fotolah yang, biasa aja udah." tolak Temmy. Adena menatap Temmy "kamu kenapa sih.? aura kamu enggak enak banget." ucap Adena

"Aku enggak apa apa, capek aja kali, makanya rada sensitif. Maaf ya yang...?" Temmy memberi alasan. Adena tersenyum tipis. "Besok aja kita lanjutin lagi kalau gitu kamu istirahat kalau capek."

"Enggak apa apa...!! besok aku enggak bisa nemenin kamu lagi ya..?? mungkin juga aku enggak bisa kesini. Aku bisa sampe malem dikantor, ada proyek baru yang mesti secepetnya dikerjakan." jelas Temmy

"Iya yang, enggak apa apa. Nanti aku yang urus sendiri, kamu serahin semuanya sama aku."

"Iya aku percaya sama pilihan kamu, tapi inget...!! jangan menggunakan foto kita diundangan dan souvenir. Dekorasi gedung nanti juga jangan banyak pakai foto kita, aku enggak mau wajah foto kebahagiaan kita jadi bahan gunjingan orang." tegas Temmy

"Iya yang, aku akan banyakin bunga aja, tanpa ada foto kita didekorasi nanti." sahut Adena

Hampir dua jam Adena dan Temmy berbincang, sampai akhirnya Temmy pamit undur diri dari kediaman Wijaya tepat pada pukul sepuluh malam. "Aku kesana sekarang." kata Temmy pada seseorang melalui sambungan telefon genggamnya, setelah ia berada didalam mobil dan menjauh dari kediaman Wijaya.

Butuh waktu tiga puluh menit bagi Temmy sampai ditempat tujuannya. Setelah pintu apartemen terbuka, sosok wanita cantik menyambut Temmy dengan senyum manis bak semanis madu."Aku pengen.!" ucap Temmy seraya merengkuh tubuh wanita itu.

❤Mari didukung dengan memberi apa yang seharusnya mereka terima 😁😁😁❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA & PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang