°1°

13 2 0
                                    

Pukul 07:15.

Alika-selaku orang pertama yang bangun- segera beranjak dari kasurnya.

Di ruang tengah, terlihat ada Yesa, Ninis, Amel, Julpa dan Arum masih tertidur dengan posisi yang tidak beraturan.

Alika segera menuju dapur. Dengan senang hati, ia mengambil panci dan sendok (bekas memasak mie semalam) untuk membangunkan teman-temannya.

“Bangun..”

“Bangun, woi, Bangun!”

“Cek, satu, dua…”

“Satu, tiga, empat, cek, cek.. bangun…”

“Bangun, woi!”

“Bangun, anjing!”

“BANGUN GAK LO SEMUA!” Teriak Alika diiringi getokan panci yang ia bawa.

Arum-yang merasa tidurnya terganggu-segera mengambil sesuatu untuk ia lemparkan.

Ctak!

“Anjing, sakit!”

“Diem napa, cok. Gua masih ngantuk!”

Alika seketika merasa kecewa dengan ucapan Arum. Ia rasa pengorbanannya tidak dihargai dan berakhir sia-sia.

“GUA GAK PEDULI LAGI YA SAMA KALIAN!”

“GUA BAKAL BERANGKAT SEKOLAH SENDIRI!”

“Berisik, Lik!” Teriak Nasywa dari dalam kamar.

“GUA GAK PEDULI, KARENA INI UDAH JAM TUJUH LEWAT!”

“HAH?!!” Pekik Mereka ber-14.

***

Letak sekolah mereka memang berada di pinggir jalan raya, selalu ramai dengan lalu lintas kendaraan.

Tapi untuk letak asrama mereka, tidak jauh beda dengan sebuah kampung yang penduduknya masih sedikit.

Di sebelah kanan dan kiri asrama-pun hanya ada pepohonan dan kebun yang tidak lagi diurus. Masih minim rumah penduduk dan kalau-pun ada, rumah itu berada jauh dengan asrama mereka.

Sebenarnya, ada banyak sekali asrama yang jauh lebih baik dari asrama mereka, letaknya dekat dengan sekolah dam fasilitasnya-pun jauh lebih baik. Namun, mereka memilih untuk tidak memberatkan kedua orangtua.

Lagipula, asrama mereka sama baiknya, hanya letaknya saja yang mengharuskan mereka jalan kaki selama 15 menit untuk sampai di sekolah.

Tapi anehnya, tidak ada satu orang-pun yang mengeluh tidak nyaman.

Mereka bertahan dari awal masuk-hingga kini berada di tahun ajaran terakhir. Hanya satu alasannya-ntah mereka sadar atau tidak- namun, mereka sudah menganggap bahwa mereka adalah keluarga.

“Ish, kenapa jadi nyabutin rumput gini sih” Gerutu Amel.

Karena kegiatan menonton semalam, mereka terlambat pergi ke sekolah dan berakhir diberi hukuman.

UNDERCOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang