Raina turun dari mobil membawa tas serta beberapa makanan yang dia bawakan untuk mama Aksa. Tangan Raina menarik lengan kemeja Aksa membuat Aksa berhenti dan menatap Raina.
"Saya ke rumah bang Theo saja ya?"
"Silahkan kalau kamu punya kunci rumahnya."
"Tante Ira pasti di rumah."
Aksa menghela nafasnya. "Tante Ira pergi sama mama saya."
"Berarti di rumah ini hanya kita doang?"
"Ada bi Inem," jawab Aksa lalu masuk ke dalam rumah diikuti Raina.
Aksa mempersilahkan Raina duduk di ruang tamu kemudian dia membawa makanan itu ke dapur. "Bi, tolong buatkan minum ya. Ada tamu," ucap Aksa sambil memasukan makanan ke kulkas.
"Baik den."
"Kalau mau nyemil, ambil saja ya bi."
"Siap den Aksa."
Aksa meninggalkan Raina ke kamarnya karena ingin membersihkan dirinya terlebih dahulu dan mengganti pakaian. Bi Inem menghampiri Raina dengan membawakan segelas minuman.
"Silahkan non diminum sama dicicipi kue kering buatan mamanya den Aksa."
Raina tersenyum. "Ah, repot-repot. Terima kasih bi."
"Sama-sama. Bibi ke belakang dulu ya." Raina mengangguk.
Setengah jam berlalu Aksa baru keluar dari kamarnya dengan menggunakan kaos putih, celana pendek dan jaket levis hitam, ditambah dengan jam tangan dan sneakers putih. Raina menatap Aksa sedikit lama karena menyadari jika Aksa sangat tampan.
"Yuk." Raina mengangguk lalu berjalan mendahului Aksa keluar rumah.
"Bibi, makasih minumannya ya. Kuenya juga enak banget, aku suka," ucap Raina saat melihat bi Inem di garasi.
"Eh, iya non, sama-sama. Hati-hati ya." Raina mengangguk lalu masuk ke mobil Aksa.
Raina membaca pesan dari Theo. Kemudian menatap Aksa di sampingnya. "Bang Theo sudah sampai."
"Suruh duluan saja ke restonya."
"Ok." Raina membalas pesan Theo kemudian menatap jalanan.
Sekitar dua puluh lima menit, mereka sampai di sebuah mall. Setelah mobil Aksa terparkir sempurna, mereka turun secara bersamaan. Raina berjalan mendahului Aksa namun tangan Aksa menahan Raina.
"Pak Aksa ngapain?" Tanya Raina melihat Aksa melepaskan jaketnya lalu mengikat jaket dipinggang Raina.
"Kamu haid?" Tanya Aksa pelan tepat di depan wajah Raina.
Raina menatap wajah Aksa yang sangat dekat dengannya dan perlahan menggelengkan kepalanya. "Ng-nggak tau. Saya ke toilet dulu." Raina berjalan cepat mendahului Aksa.
Aksa menunggu Raina di depan toilet. Beberapa saat Raina keluar toilet dan menghampiri Aksa. Raina tertunduk malu di depan Aksa.
"Butuh sesuatu?" Raina menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Aksa.
Raina berjalan mengikuti Aksa. Sesampainya di restoran, Aksa menyapa teman-temannya yang sudah berkumpul termasuk mantan kekasihnya waktu kuliah.
"Lama banget, abis pacaran ya kalian?"
Raina mengerutkan dahinya mendapat pertanyaan dari Bara. "Ng-nggak." Raina duduk di samping Theo.
"Asal," cibir Aksa pada Bara.
"Hai, apa kabar?" Tanya Laras.
"Baik," jawab Aksa.
"Itu siapa?" Tanya Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Coolkas
Teen FictionPertemuan awal Nada Raina seorang mahasiswa yang sedang beranjak ke semester akhir dengan seorang dosen yaitu Aksa Dhananjaya cukup kurang baik. Namun sejak itu mereka menjadi saling kenal dan seiring berjalannya waktu mereka menjadi dekat karena ba...