6. One Night Stand ⚠️

2.4K 25 0
                                    

Seth melambaikan tangan saat Eldan memasuki ruang kelas mereka. Pemuda alpha itu tampaknya mulai menunjukkan ekspresi mengejek karena yang terlambat hari ini bukan dirinya melainkan Eldan. Bukankah itu sebuah keajaiban?

Seth berpura-pura terkejut dan tercengang saat Eldan mulai mendekati dirinya. "Astaga, i don't believe this, seorang Eldan bisa terlambat datang ke kampus!"

"Shut up your mouth!" Eldan langsung duduk di samping Seth dengan wajah yang penuh asam kecut, dia bahkan meletakkan tasnya dengan kasar di atas meja. "Ada karyawan baru yang satu shift denganku. Jadi, aku yang harus mengajarinya tentang apa saja yang harus dikerjakan di toko," jelasnya dengan nada sedikit rendah karena dosen sudah masuk ke dalam kelas.

Seth menggangguk mengerti, setelah itu dia melontarkan sebuah pertanyaan yang beruntun. "Pria atau wanita? alpha, omega atau beta? Umurnya berapa? Apakah dia good-looking?" Pemuda itu terlihat panik sendiri. "Oh, no no no no, jangan naksir sama dia, ya!"

Eldan semakin tidak mood saat Seth bertanya seperti itu. "Kamu mau melakukan sensus penduduk? Dan satu lagi, berhentilah bertingkah seperti pacarku!"

Eldan selalu berubah menjadi bocah tantrum saat di dekat Seth, karena pria alpha resesif itu memang sangat suka menggodanya.

"Simulasi," ujar Seth singkat, segera ia mengubah fokusnya ke arah depan, bersandar di kursinya, lalu melipat kedua tangan di dada saat dosen mulai menjelaskan materi mengunakan layar in-focus. "Nanti kita bicara lagi, simak materi dulu, ayo!" lanjutnya lagi berlagak seperti mahasiswa yang tekun.

Eldan menatap sinis saat Seth berusaha mengubah topik, dengan cepat ia mengambil buku catatan dan sebuah pulpen untuk mencatat materi penting yang dijelaskan oleh dosen.

Beberapa hari kemudian terlewati dengan damai, Eldan dan Nicky terlihat sibuk di toserba. Mereka sedang memasukan kotak-kotak yang berisi stok barang yang baru saja sampai ke dalam toko.

Eldan merasa senang karena cukup terbantu oleh Nicky karena tubuh besar pria itu cukup bisa diandalkan saat mengangkat barang-barang berat.

Setelah selesai memasukan, merapikan dan menyusun barang, mereka duduk di kursi plastik diujung toko sejenak untuk beristirahat, dengan menikmati sebotol air mineral di sana.

"Bagaimana, apakah kamu senang bekerja di sini?" Eldan mulai melontarkan pernyataan kepada Nicky sebelum meneguk sisa air mineral dari botol miliknya.

"Aku senang, apalagi ada orang cantik yang menemaniku di sini," balas Nicky sembari melanjutkan minumnya juga, dia bahkan mengombal dengan ekspresi biasa saja.

Tiba-tiba wajah Eldan memerah persis seperti tomat yang baru masak, tidak  biasanya ia salah tingkah seperti ini. Bahkan, ketika Seth mengombal hanya sebuah tonjokan keras yang ia dapatkan di mukanya, tapi ia merasa berbeda saat Nicky yang melemparkan kalimat pujian tersebut. "Tidak ada yang cantik di sini," balasnya lagi sembari berpura-pura tidak tahu.

Nicky tertawa kecil saat melihat Eldan yang berusaha menyembunyikan reaksi aslinya. "Kamu pernah mengajakku untuk pergi minum-minum berdua, apakah masih berlaku?" lanjutnya mempertanyakan tawaran pemuda beta beberapa hari lalu.

Eldan baru mengingat tawaran, dia terlalu sibuk sampai melupakan janjinya sendiri. "Ah, aku lupa. Namun, kalau kamu mau, malam ini kita bisa pergi minum-minum," ucapnya sembari mengeluarkan tawa canggung.

Nicky akhirnya ikut menghabiskan air mineralnya, kemudian ia bertanya lagi kepada Eldan untuk memastikan tempatnya. "Di rumahmu, ya?"

Itu terdengar seperti sebuah modus.

Eldan terkejut karena Nicky mengatakan hal demikian, dengan cepat ia membantah pertanyaan pria jangkung itu. "Aku menawarkan minum di luar, bukan dirumahku, hehe."

HONEY TRAP [BL 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang