Dalam hidup memang tak selamanya indah,terus mau ngapain? Yaudah wkkwkw~renjiro
Siang itu, tepatnya di sebuah perumahan menengah keatas. Tampak ada seorang remaja yang baru keluar dari rumah nya. Jika saja bukan mami nya yang menyuruh sudah pasti ia takkan mau. Pasalnya ia tengah asyik main game malah disuruh mami nya keluar beli terigu. Mau buat kreasi apalagi maminya itu.
"Tumben mas Jiro keluar siang siang." Ucap si bapak bapak parubaya pemilik toko kelontong yang tengah di datangi Jiro. Panggilan nya dirumah.
Jiro mendesah malas, bibirnya tuh sariawan malah diajakin ngomong. Tapi masalahnya yang ngajakin ngomong ketua RT nanti belibet kalo dia mau minta tanda tangan,
"Disuruh mami pak," ucapnya singkat. Sambil ia memainkan beras yang tengah di display di depannya.
"Mau berapa kilo?"
"Yang terigu protein tinggi itu loh pak, kata mami segitiga biru."
"Oh yang itu, mau berapa bungkus."
Nangis Ro nangis...
"Satu aja." Sial.. perih banget gila. Masalahnya sariawan dia tiga tempat. Gusi atas, bibir atas sama bawah.
"Oke nih, 19.000." bapak itu memberikan tepung yang sudah di kantongi. Kemudian RenJiro memberikan uang 20.000 dan ia mintai kembalian permen. "Makasih pakkk."
"Yoii Ro."
******
"Mami mau bikin apa sih emang? " Tanya Sivanya, Si anak perempuan sulung di keluarga Brawijaya. Pasalnya tumben tumbenan sang mami sibuk sendiri di dapur, pipi nya bahkan sudah cemong sana sini.
Mami Siska hanya menoleh sambil tersenyum saja, "Tenang aja kak, mami bakal bikin yang enak kok.."
"Mau Vanya bantu mi?," tanya Sivanya menawarkan diri.
Siska mengangguk cepat, "iya boleh. Kita bikin eksperimen ya. Nanti kasih Jio cobain hahaha."
Jio/Jiro/Renjiro.
Jio merupakan panggilan kesayangan Renjiro dari sang mami, karena dulu saat masih kecil Jiro belum bisa menyebutkan namanya dengan baik, selalu Jio.. Jiyo
Biarkanlah dua wanita beda generasi itu berkreasi. Dan mari berdoa agar nanti saat Jio mencoba ia approve dengan olahan mami nya.
--------
Renjiro, atau sering dipanggil Jiro terkadang Jio oleh keluarganya malah sedang bersantai di Minggu yang cerah ini. Setelah tadi pulang membeli terigu. Ia bahkan tidak tau sang mami akan membuat apa.
"Apaan sih ah, itu ada sofa kosong malah kesiniii.." pekiknya sebal karena kaki nya yang tengah di selonjorkan tiba tiba ditimpa tubuh seseorang yang menjadi teman geludnya selama ini.
Si tersangka tertawa tanpa beban melihat adiknya ngomel.
"Cemberut mulu cepet tua ntarr." Ejek Ezzelia, atau sering dipanggil Kak Sisil itu. Ia suka sekali menggoda dan menjahili adik bungsu nya. Ya emang gemas aja, ga ada alasan lain. Siska sang mami serta Caturangga, sang kepala keluarga pun tidak ikut campur. Jam ini bertengkar, jam berikutnya sudah ketawa ketiwi bareng. Jadi mereka biarkan saja asal tidak kelewat batas atau jangan sampai menyakiti secara fisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJIRO•
FanfictionSelama aku masih bisa bernafas, aku akan tetap berharap ~Renjiro Hasya Djojohadikusumo