Bertahanlah sehari, kuatlah untuk hari ini. dan lakukan hal yang sama untuk hari hari berikutnya.
Rnj_djhdksm99"Vanya, lu gamau nongkrong dulu? Kafe nya Naomi anniv nih yang ke tujuh, banyak promo loh." Sebut saja Chika, teman Sivanya sejak kecil.
Kelas sudah berakhir satu jam yang lalu namun ya namanya perempuan, kalau ngga nge gosip tuh kaya kurang afdhol. Jadi setelah kelas selesai, Vanya dan Chika masih ngadem disana. Ada beberapa yang lain juga sih.
"Ngga dulu deh, Chik. Takut nanti kita kobam disana wkwk. Ntar aja pas bonyok udah pulang."
Chika mengerutkan keningnya,"Bonyok lu kemana dah?"
"Lagi di Singapura, 3 hari doang sih kalo ngga molor." Jawab Sivanya sambil ia mengemas notebook nya juga dua handphone serta beberapa kertas yang berceceran di meja.
Chika mengangguk faham, "Oke nanti kabarin aja kalo udah free lu nya. Kita perlu tipsi dikit juga ga papa hHahaha." Ujar Chika dengan memelankan suaranya di akhir.
Sivanya hanya menggeleng maklum melihat tingkah Chika. Suda sangat biasa teman masa kecilnya itu seperti ini. Dari kecil jauh dari orang tua, menjadikan anak itu terlalu bebas. Alhamdulillah nya Chika tidak sampai konsumsi narkoba, iya Vanya tahu kalau alkohol juga ga halal. Tapi setidaknya ia tidak memakai obat-obatan terlarang itu dan melakukan s*ks bebas menurutnya itu sudah cukup.
Memang harusnya sekarang ia bisa nongki nongki cantik dengan teman nya. Namun apa mau dikata, tiba tiba orang tua nya ada dinas di Singapura selama 3 hari. Dan Sivanya tidak tega jika harus bersenang senang diluar, sedangkan si bocil dirumah sendirian. Sebenarnya ada Bu Ida sama beberapa supir juga ada Ezzelia dirumah. Namun ia sebagai tertua merasa mengemban amanah dari sang mami jika harus menemani sibungsu dirumah.
"Gua udah beres nih, pulang dulu ya Chik. Nanti kalo minum jangan kebanyakan, minta tolong Jengga nemenin biar lu ga kebanyakan minum. Biar dijagain juga."
"Iyee ntar gua juga sama Jengga." Jawab Chika singkat. "Lu ati ati ye, salam buat Sisil sama Jio."
Vanya hanya menjawab dengan melambaikan tangannya.
Chika menghela nafas pelan, lalu tak lama terdengar isak tangis yang sedari tadi ditahannya. Untung kelas sudah selesai dan sudah sepi sejak satu jam yang lalu, makanya ia bisa bebas menumpahkan segala rasa yang dipendam nya. "Maafin gua Vanya."
----------
Ngomongo, njalukmu pie?.
Tak turutane..
Tak usaha ne...
Aku ramasalah
Yen kon berjuang Dewe..
Sing penting koe
Bahagia endinge
GilgaSahid_NemenVanya membuka kaca mobilnya saat mendengar beberapa anak kecil tengah bernyanyi dengan bermodalkan ukulele dipinggir jalan. Dua anak masih kecil kecil miris sekali sudah harus sibuk mencari sesuap nasi. Yang seharusnya masih bermain dengan temannya, bersekolah, atau mendapat kasih sayang dari orang tua. Kini harus berpanas-panasan untuk sebuah makan hari ini.
Dengan segera karena lampu sudah akan menyala hijau, Vanya memberikan anak kecil itu uang 4 lembar 50ribuan. "Dipake aja buat jajan, kakak buru buru. Dah..." Tersenyum dan kemudian ia menginjak pedal gas saat lampu yang sedari tadi merah berubah warna hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJIRO•
FanfictionSelama aku masih bisa bernafas, aku akan tetap berharap ~Renjiro Hasya Djojohadikusumo