1. Star Light

102 20 1
                                    

14.45 waktu setempat, jam sibuk di akhir pekan yang membuat seorang wanita muda ini memprotes dengan cara diam tak bersuara sejak pagi.

Berbeda dari biasanya, ia mengenakan pakaian hitam akhir pekan. Ini merupakan bentuk kekesalan yang tak dapat ia sampaikan pada bosnya.

Dengan langkah cepat seseorang mendekat dan menyimpan sebuah flask disk di atas meja wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah cepat seseorang mendekat dan menyimpan sebuah flask disk di atas meja wanita itu. "Ah ini, kamu harus menyelesaikan berita mengenai kasus aktor L di villa daerah Sokcho. Ini akan jadi berita panas.. Dan bisakah kau sekalian datang ke acara kami di dekat sana sebagai translator?" seorang pria yang bicara tiada henti itu kini memperhatikan ekspresinya

"Kenapa dengan wajahmu?" Tanyanya

Wanita itu memaksakan senyumnya, "benar. Ada apa dengan ekspresiku ini ya? Oh, astaga? Ternyata ini adalah akhir pekan"

Pria yang merupakan atasannya itu kini mengetahui alasan dari protes wanita mungil itu.

"Ah tentu saja, akomodasi dan biaya makan semua dibayarkan dengan kartu perusahaan." Ia lalu mendekat sedikit dan berbisik "ini adalah 'suap' jadi makanlah hidangan enak sambil terjemahkan berita yang bagus ya"

Ekspresi wanita itu tidak berubah selama beberapa detik, dia tampak menanti sesuatu.

"Kau boleh pulang sekarang untuk mempersiapkan perjalanan dinasmu" tambahnya

"Hei hei intern, jangan buat aku merasa bersalah. Ini dia kartu untuk 'perjalanan dinas' mu"

Wanita itu tersenyum sebentar, ia mengambil kartu dengan hormat dan pamit dari sana.

"Tata! Jangan lupa apa yang aku bilang tadi ya!"

Wanita itu hanya melambai dan pergi dari sana secepat kilat.

Wanita itu menghela napasnya dengan berat, kali ini entah sudah berapa pekan yang dia korbankan untuk bekerja lembur. Padahal dia hanya pegawai intern yang bahkan tidak mendapat gaji layak sehingga harus mengambil tugas-tugas kecil seperti ini untuk dapat membiayai keperluan extra-nya.

"Yo Tata, intern kita yang keren ini. Kali ini akan pergi kemana?" Seseorang yang tampak eksentrik menyapanya di dalam lift.

"Hanya perjalanan ke Sokcho, kurasa?" Jawabnya dengan enggan

"Nona Lee, akhir pekan ini harus dinikmati dengan sepenuh hati kan?"

"Terima kasih Tuan Yeo atas dorongan emosionalnya, saya sangat tersentuh untuk itu"  kali ini dengan senyum bisnis agar lebih cepat menghentikan obrolan itu.

"Ah sudah di lantai 1, kalau begitu saya duluan" lanjutnya sopan.

Wanita yang disebut Tata itu berjalan secepat kilat menuju ke pemberhentian bus, dia melihat jadwal selanjutnya lalu memperhitungkan sesuatu dengan tangannya. "Ah, apakah intern akan dapat cuti? Atau aku harus menanti hingga masa kontrak berakhir? Kemana aku harus pergi kali ini?" Ia dipenuhi pertanyaan yang sedikit memperbaiki moodnya itu

Can I Call You Rose?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang