Sore itu, di depan halte bus kantor Urban Ease, terdengar keriuhan. Orang-orang berkerumun, berteriak memanggil ambulance. Jenar, yang kali ini pulang tanpa managernya, terjebak dalam kemacetan. Di antara kerumunan, matanya memicing, seolah mengenali seseorang.
"Handaru?" desisnya.
"Ah ya kali"
"Eh, itu bener Handaru, Astaga!"
Jenar keluar dan menemukan Handaru dalam keadaan kacau. Duduk dengan rambut berantakan, jidat berdarah, siku lecet, hidung mimisan, dan menangis. Jenar berlari segera memeluknya.
"Gapapa, tante disini. Bentar lagi ambulance dateng, kamu hebat udah tahan sakitnya"
Handaru mengingat aroma itu dengan jelas. Aroma berry, rose, dan white musk. Dia mengingat sosoknya, lalu kembali merapatkan pelukan hangat itu.
Di dalam ambulance, tanpa melepaskan genggaman tangan, Jenar memulai percakapan singkat.
"Tante boleh ngga pinjam handphonemu buat hubungi Papa?"
"Jangan tante, takut"
"Gapapa Ndaru, kan ada tante."
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terlewatkan (Johnny, Jennie, ft. Haechan)
FanfictionJovian dan Jenar baru sadar bahwa tidak hanya dirinya saja yang merasakan sakit karena putusnya hubungan mereka. Tapi juga Handaru, si kecil yang dulunya ceria ini juga merasakannya. "Setelah ini Ndaru boleh ngga minta ketemu sama tante? Ndaru ga ma...