Warmth

13 0 0
                                    

Aku menyandarkan tubuhku di sandaran kasur, menyibukkan diri berkutat dengan laptopku yang sejak tadi ku letakkan di atas pahaku. Mataku fokus menatap ke layar laptop dan jari-jemariku sibuk mengedit sesuatu. Sesekali juga, aku meregangkan badanku karena pegal.

Waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa sudah lewat jam 10 malam, namun suamiku belum kunjung pulang juga. Kok belum pulang yah, batinku sambil melirik ke arah jam pada layar laptop.

"Huaaa- yaampun aku udah gak kuat aslinya," ujarku menelentangkan tubuhku di atas kasur dan menatap langit-langit kamar. "Stress berat, sakit banget kepalaku," Aku memegangi kepalaku yang mulai terasa sakit.

Aku merasa project yang sedang ku kerjakan beberapa minggu ini sedikit membuat pikiranku kacau dan terkadang membuat moodku tak karuan karenanya. Namun, aku harus tetap bertanggung jawab untuk menyelesaikannya hingga akhir dengan baik.

"Sebentar lagi selesai, kamu pasti bisa bertahan sampai akhir Ale." ucapku sambil menepuk-nepuk kepalaku sendiri.

Ting!

Tiba-tiba terdengar suara notifikasi pesan dari ponselku. Aku yang masih fokus dengan editanku, tanganku berusaha meraba-raba sekitar tempat tidur untuk mencari keberadaan ponselku, namun aku tidak dapat menemukan ponselku.

Aku pun mengalihkan perhatianku dari laptop dan mengedarkan pandanganku melihat sekitar kamar. Tak lama kemudian, "Oh! Di sini toh" seruku saat menemukan ponsel yang ternyata ada di atas laci.

Aku segera mengecek notifikasi di ponsel, ternyata suamiku mengirim pesan. Aku pun segera membalasnya.

My Hubby 🤍
Sayang, aku sudah otw pulang.
Apa kamu sudah tidur?

Aleesa
Okay sayang, aku belum tidur kok, masih nunggu kamu pulang. Hati-hati di jalan sayangku. 🤍

Sent

Setelah mengirimkan balasan, segera ku selesaikan kegiatan mengeditku, menutup laptop, dan menaruhnya di atas meja, lalu bersiap-siap untuk mandi.

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_


"Hoam..." Aku terus saja menguap, entah itu yang ke berapa kalinya. Selesai membersihkan diri membuatku agak mengantuk. Aku berusaha untuk tetap terjaga sampai suamiku tiba di rumah, dengan bermain ponsel, meng-scroll laman YouTube dan menonton beberapa video di sana.

Namun, kantukku mulai mendera, ku baringkan tubuhku di atas kasur, hingga tanpa sadar akupun tertidur dengan ponsel yang masih ada dalam genggamanku.

. . .

Aku merasakan sesuatu menyentuh wajahku, dengan kesadaran yang seluruhnya belum terkumpul. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, perlahan aku membuka mataku dan mendapati seorang pria berbaring di sebelahku sedang menatapku dengan mata sayunya, namun aku dapat melihat senyuman terukir di bibirnya. Pria itu membelai pipiku pelan.

"Loh, sayang kok bangun," Ucap pria itu, yang tak lain adalah suamiku.

"Kamu kapan sampainya? Maaf aku ketiduran." Balasku yang masih berusaha mengumpulkan kesadaran.

"Tidak apa-apa sayang, sekarang bobo lagi yuk." Isidore membawa tubuhku ke dalam dekapannya, mengelus lembut rambutku dan mencium puncak kepalaku. Aku merasakan kehangatan mulai menjalar ke seluruh tubuhku. Aku membalas pelukannya dan mulai memejamkan mataku.

"Maaf ya bikin kamu kebangun, tadi aku lagi merhatiin wajahmu yang lagi tidur, cantik sekali." Ucap Isidore. Aku yang sudah berniat untuk kembali tidur, mendengar kalimat yang terlontar dari mulutnya itu, merasakan pipiku mulai memanas. Padahal ini bukan pertama kalinya Ia begini, tapi selalu berhasil membuat hatiku tidak karuan dibuatnya. Arghhhh, aku membenamkan wajahku ke dadanya, salah tingkah.

"Hahaha kenapa kamu mendusel di dadaku gitu sayang? Kenapa belum tidur." Ucapnya sambil terkekeh. Aku mendongakkan kepalaku untuk dapat menatapnya, "Ini aku tadi mau tidur tapi gara-gara kamu ngomong begitu aku jadi nggak bisa bobo" Ucapku sambil mengerucutkan bibir.

"Hahaha, lucu sekali istriku." Ia mencubit gemas hidungku, lalu mengecup bibirku.

. . .

"Kamu pasti capek banget ya." Ucapku sembari mengelus-elus rambutnya pelan, memperhatikan setiap detail wajahnya, dan menatap matanya dalam. Tanpa sadar senyuman terukir di bibirku.

Namun, entah mengapa di saat seperti ini, tiba-tiba project yang sedang aku kerjakan terlintas begitu saja di kepalaku, hal itu cukup mempengaruhi moodku yang sedang baik. Tanpa sadar aku menghelakan napas berat. Perusak momen sekali...

"Kenapa sayang?" Tanya Isidore dengan nada khawatir. Aku memejamkan mataku, berusaha mengalihkan pikiranku. Beberapa saat aku hanya terdiam. Saat dirasa bayang-bayang project itu hilang dari pikiranku, akupun membuka suara, "Akhir-akhir ini ada hal yang menggangu pikiranku, dan itu cukup bikin aku stress dan kesal tiap mengingatnya.." Ujarku dengan sedikit menghela napas.

"Apa itu yang menggangu pikiranmu?" Tanyanya lagi. "Ehm- aku bakalan cerita ke kamu kalau ini semua udah selesai ya," Balasku. "Maaf kalau aku jadi agak sensitif akhir-akhir ini." Timpalku lagi.

"Tidak apa-apa, selama itu bukan karena aku. Semoga kehadiranku bisa membuatmu jadi lebih baik." Ujarnya sembari mengelus-elus kepalaku dan mencium keningku.

"Terima kasih, sayang." Aku langsung memeluknya, dengan erat, seakan tidak ingin melepaskannya.

"Sekarang kita bobo ya. Good night, Love." Kalimat terakhir yang aku dengar dari Isidore. Sebelum akhirnya kami berdua terlelap dalam dekapan, menikmati kehangatan yang disalurkan satu sama lain.

Sungguh damai.

Aku ingin dapat mengulang momen ini setiap harinya, andai aku bisa.

(A Wish) Be BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang