"Faraaah.......," teriakan mamah Farah memanggil dengan begitu kerasnya, sudah mencari dibeberapa sudut rumahnya namun anaknya tidak ditemukan juga.
"Faraaah, dimana kamu nak?" tanya mamah Farah dengan begitu khawatirnya, mamah Farah segera masuk ke dalam sebuah gudang di rumahnya, dengan maksud hati agar anak kesayangannya diketemukan.
Setelah mamah Farah memasuki gudang yang dicurigai sebagai tempat persembunyian anaknya, akhirnya mamahnya menemukan Farah sedang bersembunyi di balik lemari tua yang sudah lama teronggok disana.
"Kamu kenapa bersembunyi nak?" tanya mamah Farah begitu lembutnya.
Farah masih dengan posisi terjongkok dan menangis, tangan dan kakinya gemetar karena ketakutan.
"Ada apa Farah?" tanya mamahnya lagi.
"Kenapa kamu bersembunyi dan menangis di sini?" tanya mamahnya lagi.
Farah masih terdiam, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Dengan begitu khawatirnya mamah Farah segera memeluk anak kesayangannya itu, seorang anak berumur 10 tahun dengan rambut lurus dan tebal serta dengan mata coklat yang begitu indah.
"Nanti Farah sama bi Sum, ya! mamah mau keluar kota beberapa hari ke depan," ujar mamah Farah.
Ekspresi wajah Farah langsung berubah menjadi tambah ketakutan, dengan suara yang bergetar Farah segera berteriak di hadapan mamahnya, "Mamah jangan pergi!" ujar Farah histeris.
Dengan tenang mamahnya Farah segera memberikan nasihat kepada Farah jika kepergian mamahnya ke luar kota kali ini sangat penting untuk keperluan bisnis.
"Mamah harus pergi sekarang Farah, nanti Farah sama papah dan bi Sum, kak Dandi juga ada di rumah," ujar mamahnya dengan begitu lembut.
"Mah jangan pergi mah! nanti kalau mamah pergi mamah akan mati!" ujar Farah masih dengan tangisannya.
Mamahnya Farah sungguh kaget mendengar ucapan Farah yang begitu membuat bulu kuduk mamahnya menjadi merinding.
"Kamu bilang apa Farah? mamah akan baik-baik saja koq, kamu jangan khawatirkan mamah," ujar mamahnya lagi.
"Tolong mah, mamah jangan pergi! Farah melihat tadi kalau mamah pergi mobil mamah akan kecelakaan," ujar Farah kembali.
"Farah bermimpi? mimpi itu bunga tidur Farah, pokoknya Farah jangan khawatirkan mamah, mamah akan baik-baik saja ya!" usapan tangan mamah membuat hati Farah bertambah gelisah.
"Farah tidak bermimpi mah, ini bukan mimpi, tetapi Farah mendapatkan petunjuk yang membuat Farah takut," ujar Farah kembali.
Tetap saja mamahnya Farah tidak percaya dengan ucapan seorang anak berumur 10 tahun.
"Bi Sum! tolong ambil Farah dan suruh tidur siang," pinta mamah kepada bi Sum, ART setia di rumah Farah yang sudah bekerja sejak kakaknya Farah, Dandi masih bayi.
"Iya bu, hayu Farah ikut bi Sum!" ajakan bi Sum membuat Farah semakin memberontak.
"Bi Sum, tolong bilangin mamah, mamah jangan pergi sekarang, kalau mamah pergi nanti mamah akan mati karena kecelakaan bi!" pinta Farah sambil menatap wajah bi Sum dengan begitu dalam.
Bi Sum yang merupakan orang awam tentang segala hal yang ghaib, sama sekali tidak menanggapi ucapan Farah, bi Sum tetap mengajak Farah ke dalam kamar, dan menyuruh Farah untuk tidur siang.
"Sudah-sudah, sekarang neng Farah tidur sama bibi ya? biar mamah kerja," ujar bi Sum merayu Farah.
Namun tetap saja karena fikiran Farah masih mengkhawatirkan mamahnya, dia tidak bisa tertidur karena masih memikirkan petunjuk yang dia dapatkan tadi pagi, entah mengapa sekarang Farah sering mendapatkan petunjuk apapun ketika bangun di pagi hari dan tiba-tiba saja kepalanya pusing, lalu saat dia pejamkan matanya seluruh gambaran masa depan yang akan terjadi, terlihat jelas olehnya.
Seperti kemarin ketika dia mendapatkan petunjuk saat kakaknya Dandi terpeleset saat menuruni anak tangga di rumahnya, tiba-tiba saja setelah beberapa jam kemudian Dandi benar-benar terpeleset di tangga.
Sudah banyak kejadian yang dialami oleh orang-orang yang terdekat dengan Farah, dan anehnya lagi kejadian itu sesuai dengan petunjuk yang Farah dapatkan di pagi hari ketika dia merasa kepalanya pusing dan ketika memejamkan matanya.
"Hayu neng Farah, segera tidur siang, nanti bi Sum dimarahi mamahmu!" ajak bi Sum lagi.
"Farah tidak bisa tidur bi, Farah masih ingat mamah," ujar anak umur sepuluh tahun itu.
"Hayu neng Farah harus tidur siang nanti kalau non Farah tidak tidur siang, bi Sum di marahi mamah.
KRIIIIINNNNGGGG
Telfon rumahku berdering sangat kencang, bi Sum segera keluar menuju arah suara, dengan setengah berlari bi Sum meraih telfon yang berada di ruang tamu. Farah sengaja membuntuti bi Sum ikut pergi ke ruang tamu untuk menerima telefon.
"Hallo,"ujar bi Sum dengan santai, namun tiba-tiba raut wajahnya bi Sum berubah ketika setelah beberapa menit bi Sum menerima telfon.
"Innalillahi wainnailaihi rojiun," bi Sum segera meletakkan telfon itu dengan tangisan dan tangan bergetar hebat.
"Ada apa bi?" tanya Farah penasaran.
Bi Sum segera memeluk Farah dan segera berjalan keluar dari rumah. Menunggu tukang ojek datang, lalu kami berdua pergi menuju ke arah rumah sakit.
Farah masih di tuntun oleh bi Sum, menuju sebuah ruangan di rumah sakit ini, untuk sesaat Farah masih belum mengerti apa yang terjadi, karena dari rumah tadi, bi Sum tidak mengatakan apa-apa tentang hal apapun yang terjadi.
Farah melihat papahnya dan kakaknya Dandi yang sudah berada di depan ruang yang Farah sendiri tidak tahu ruang apa itu.
"Farah, sini nak!" papah segera memeluk Farah sambil berurai air mata. Farah melihat kakaknya Dandi yang sudah kelas tiga SMP itu menangis tiada henti.
"Ada apa pah? koq papah, mas Dandi dan bi Sum pada nangis semua?" pertanyaan Farah Seorang anak kecil yang tidak di beri tahu apa yang terjadi.
"Mamah nak," ujar papah Farah terisak.
"Mamah kenapa pah?" tanya Farah karena dia benar-benar belum di beri tahu apapun oleh bi Sum.
Sambil menangis tersedu-sedu papah Farah merangkul Farah kembali.
"Mamah sudah pulang ke surga nak," ujar papah Farah masih berurai air mata.
"Farah sudah bilang pah, ke mamah dan ke bi Sum, kalau mamah tetap pergi hari ini nanti mamah akan mati, tapi mamah dan bi Sum tidak mau mendengar larangan Farah," ujar Farah yang membuat papah dan Dandi terkejut dibuatnya.
"Farah tahu dari mana?" tanya papah Farah ragu.
"Farah setelah bangun tidur pagi tadi mendapat petunjuk pah, seperti bayangan mamah sedang kecelakaan, dan posisi mamah berada di pinggir jalan besar," ujar Farah lagi.
"Farah mimpi?" tanya papahnya kemudian.
"Farah tidak mimpi pah, petunjuk itu terjadi saat Farah duduk dan memejamkan mata" akhirnya tangis Farah pun pecah di depan papah dan kakaknya.
"Farah sudah bilang ke mamah saat itu?" tanya papahnya penasaran.
"Sudah pah, Farah sudah nangis-nangis meminta mamah untuk tidak pergi hari ini, namun mamah tetap pergi pah," ujar Farah sambil menangis.
"Betul begitu bi Sum?" tanya papah Farah kepada bi Sum.
"Bener pak, tadi Farah juga sudah bilang ke saya tidak bisa tidur siang karena dia bilang takut kalau mamah kecelakaan," begitu pak katanya.
Tungkai kaki papahnya Farah segera lemas karena begitu syok, sebab anaknya yang masih kecil harus kehilangan seorang ibunya. Ibu yang akan memberikan kasih sayang dengan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO ( Farah love story )
HorrorSeorang wanita muda yang energik harus merasakan di jauhkan oleh teman-temannya, karena merupakan wanita yang memiliki indra ke enam, dan mampu meramalkan nasib orang-orang yang ditemuinya, saking terpuruknya dan ketakutannya akhirnya dia mengurung...