"Tolong carikan cucu kakek di alamat yang sudah kakek berikan kepadamu!" pinta kakek di samping Farah dengan sangat memohon.
"Baik kek, kebetulan alamat rumah yang kakek berikan tidak terlalu jauh dari rumah saya ," ujar Farah dengan lugas.
"Terima kasih ya, nanti kalau ada berita kamu bisa temui kakek di sini lagi!" ujar kakek yang duduk di samping Farah dengan memohon.
"Siap kek," ujar Farah lagi.
Setelah Farah mengucapkan kata siap tiba-tiba saja kakek yang berada di sampingnya sudah menghilang.
Farah segera berdiri dari tempat duduk tersebut kemudian segera berjalan kembali menuju ke arah motornya.
Dalam pandangan Farah, semua yang dia lihat merupakan sosok yang berwujud seperti manusia, sehingga Farah sangat sulit membedakan mana manusia yang asli dan mana yang merupakan mahluk ghaib.
Farah segera menjalankan roda duanya meninggalkan kampus tercinta ini, dia tidak seperti teman-teman yang lain, jika pulang sekolah masih asyik mengobrol di kampus, semenjak banyak teman-temannya tahu jika Farah memiliki indra ke enam, Farah selalu dijauhi teman-temannya, dengan alasan yang berbagai macam, ada yang takut jika terkena kutukan ketika bermain dengan Farah, ada yang takut jika diramalkan yang buruk oleh Farah dan masih banyak lagi.
"Farah sudah pulang bi Sum," ujar Farah ketika dia sampai rumahnya. Farah sudah menganggap bi Sum merupakan mamahnya, karena setelah kepergian mamahnya waktu itu, hanya bi Sum yang mengasuhnya dengan baik, meskipun ayahnya sudah menikah lagi, namun ibu sambung Farah tidak memperdulikan Farah seperti layaknya anak sendiri, berbeda dengan bi Sum, bi Sum benar-benar menganggap Farah bukanlah anak majikannya, namun bi Sum menganggap jika Farah merupakan anak kandungnya.
"Farah sudah makan belum?" tanya bi Sum sambil membawa semangkuk sayuran dan di hidangkannya di meja makan.
"Belum bi," ujar Farah lemas.
"Bi sum ambilkan ya!" pinta bi Sum lagi.
"Iya bi," ujar Farah masih lemas.
"Bi, bunda kerja tidak hari ini?" tanya Farah penasaran. Bunda merupakan sebutan untuk ibu sambung Farah. Mungkin kakaknya Farah mas Dandi tidak merasakan pembedaan pola asuh antara anak kandung ibu sambungnya dengan anak sambungnya seperti Farah dan Dandi, karena mas Dandi saat papahnya Farah menikah lagi, dia sudah besar, sudah memiliki dunianya sendiri, tidak seperti Farah yang baru berumur 11 tahun saat papahnya menikah lagi.
"Bunda kerja neng Farah," ujar bi Sum lagi.
"Farah tidak nyaman jika ada bunda bi," ujar Farah mencoba membuka obrolan curhat dengan bi Sum.
"Kenapa neng Farah? memang neng Farah di marahi bunda?" tanya bi Sum kaget.
"Sejak kecil Farah tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus dari bunda, bunda sepertinya hanya kamuflase saja baik sama Farah bi," ujar Farah lagi.
"Huuussst, neng Farah jangan bilang begitu, karena yang bi Sum lihat, bunda itu benar-benar sayang sama neng Farah," jawab bi Sum dengan pasti.
"Engga tulus bi, dari Farah kecil Farah merasakan perbedaan kasih sayang yang diberikan bunda kepada Farah dan mas Dandi, kasih sayangnya sangat berbeda dengan kasih sayang bunda kepada Dinda dan Darwan anak-anak kandung bunda. Sampai sekarang pun, ketika Farah sudah menjadi mahasiswa, Farah masih merasakan perbedaan itu bi," ujar Farah lagi untuk meyakinkan bi Sum.
"Sudah-sudah neng Farah, neng Farah kan mendapatkan kasih sayang full dari bibi, meskipun bibi sudah setia ini, bibi tetap perhatian dan sayang sama neng Farah, hayu sekarang makanan yang sudah bibi siapkan di makan!" ujar bi Sum kepada Farah sambil memberikan sendok logam yang sedang di pegangnya.
Saat sedang makan entah mengapa Farah kembali mengingat masa kecilnya ketika papahnya meminta izin kepada Farah dan mas Dandi untuk menikah lagi.
#########################
"Farah dan Dandi, sini dekat papah, papah ingin memberitahukan kepada kalian suatu hal penting!" pinta papah Farah
"Ada apa pah," jawab Farah dan mas Dandi bersamaan. Saat itu usia Farah masih sebelas tahun, seorang gadis kecil yang belum memahami apa itu pernikahan.
"Begini anak-anak papah yang papah sayangi, mamah kalian kan sudah meninggal dan sudah berada di surga sekarang, untuk itu papah ingin mencari pengganti mamah kalian, agar kalian ada yang merawat dan memberikan perhatian," ujar papah Farah lagi.
"Tapi mamah kan belum lama meninggal pah, jawab Dandi dengan wajah yang tidak menyukai jika papahnya menikah lagi.
"Iya papah tahu, mamah baru meninggal satu tahun Dandi, tapi papah juga kan butuh teman untuk menggantikan mamah kalian, kalian juga membutuhkan sosok seorang ibu yang akan merawat dan mengasuh kalian," jawab papahnya lagi.
"Sebenarnya Dandi tidak suka jika harus memiliki ibu tiri pah, apalagi sosok ibu tiri itu belum pernah Dandi kenal," ujar Dandi dengan sangat kecewa.
"Oke, besok papah coba bawa calon ibu baru kalian ke sini, agar kalian memahami dan mengenali karakter calon ibu kalian," ujar papah lagi yang membuat mas Dandi dan Farah terdiam.
Setelah obrolan itu papah Farah kembali masuk ke dalam kamarnya, dan terdengar sedang berbicara di telfon dengan seorang wanita, kemungkinan papah Farah mencoba menghubungi calon ibu buat Farah dan Dandi.
########################
Hari sudah berganti menjadi pagi, hari ini adalah hari Minggu, dimana seluruh pelajar dan pekerja sedang menikmati waktu istirahat dengan liburan.
Pagi itu Farah mendengar suara mobil papahnya memasuki garasi rumahnya, Farah mengintip dari balik jendela kamar, papahnya bersama seorang wanita yang tidak kalah cantik dengan mamahnya, namun wanita ini terlihat lebih muda dari mamahnya Farah.
"Assalamu'alaikum," wanita itu mengucapkan salam ketika memasuki rumah Farah.
"Waalaikumsalam," ujar Farah dengan lantangnya.
"Farah, mas Dandi mana?" tanya papah Farah.
"Mas Dandi ada di kamarnya pah," sahut Farah lagi.
"Tolong panggilkan mas Dandi ya!" ujar papah Farah sambil menyuruh tamu wanita itu untuk duduk di sofa ruang tamu.
Farah segera berlari layaknya seorang anak berumur sebelas tahun. Namun ketika dia sedang menuju kamar Dandi, tiba-tiba saja Farah merasa pusing, dan tiba-tiba Farah berhenti kemudian memejamkan mata, lalu dalam bayangan Farah, terdapat sosok wanita yang dibawa oleh papahnya, wanita itu terlihat baik, namun dia tidak tulus kepada Farah dan mas Dandi, apalagi nanti di kemudian hari wanita ini akan menghancurkan karir papahnya Farah, tiba-tiba saja Farah membuka matanya dan segera menuju kamar mas Dandi kakaknya, Farah mengetuk kamar mas Dandi hingga berkali-kali namun mas Dandi tidak membukakan pintu untuk Farah, Farah tidak putus asa dia kemudian mengetuk pintu kamar kakaknya lagi hingga pada suatu waktu kakaknya membukakan pintu untuknya.
Dengan tingkah layaknya seorang anak kecil, Farah segera menerobos masuk ke dalam kamar kakaknya itu, "Mas, di panggil papah suruh ke ruang tamu!" pinta Farah kepada kakak kesayangan itu.
"Ada apa Farah, tumben papah manggil aku sepagi ini?" tanya kakaknya penasaran
"Ada calon ibu tiri kita!" ujar Farah masih dengan ekspresi wajah layaknya seorang anak umur sebelas tahun.
Dandi hanya tersenyum sinis, Farah tahu sepertinya kakaknya tidak menyukai jika ada pengganti mamahnya yang sangat di cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO ( Farah love story )
HorrorSeorang wanita muda yang energik harus merasakan di jauhkan oleh teman-temannya, karena merupakan wanita yang memiliki indra ke enam, dan mampu meramalkan nasib orang-orang yang ditemuinya, saking terpuruknya dan ketakutannya akhirnya dia mengurung...