》☆《

3 0 0
                                    

○◇○

~ Hujan lebat disertai angin selir, membuat sang gadis remaja begitu tenang memandanginya. Lewat jendala kaca dari kamar lotengnya, ia hanya memerhatikan tetesan-tetesan air yang turun secara bergantian membuat suara gemercik itu terdengar begitu tenang, dan angin sepoi yang mengenai kulit halusnya terasa dingin.

  Hujan mulai reda ketenangan mulai hilang dan suara kicauan burung kenari yang ada disangkar halamanannya terdengar begitu nyaring di telinga.

Terdengar suara kalung lonceng kucing yang datang menghampirinya.

Lucy kucing kesayangannya, yang berwarna abu dengan jenis kucing persia
"Lucy kau sudah makan? bagaimana makanannya apa terasa enak?"

"aku mengganti makananmu karna makanan itu lebih murah dari yang sebelumnya"

"tidak apa kan?"

berbicara dengan hewan yang hanya bisa mengeong terdengar gila bagi sebagian orang, tapi tidak untuknya

Ia memandang bunga mawar biru yang ia taruh di vas berisi air, agar bunga itu tetap hidup walau di dalam rumah.

Bunga mawar biru, ia jadi teringat seseorang.

~Ellio Rhashan, Lelaki tinggi dan tampan dengan rambut berwarna kecoklatan serta senyumnya yang manis.

Teringat itu ia jadi malu sendiri.

Flashback~

"ARUMI KAMU DIMANA AYO TURUN, MAKAN SIANG SUDAH SIAP." ibunya memanggil dirinya dari lantai bawah.

"iya bu aku turun."

~Arumi Shabrina yang kerap di sapa arumi gadis remaja yang punya kepribadian tenang namun juga ceria, rajin, lemah lembut, hangat, dan juga penyayang. yang lahir dikeluarga petani di sebuah desa kecil.

"arumi panggilkan ayahmu dulu dibelakang, ajak makan bersama."

"baik bu."

kebun dibelakang rumah terlihat basah karena hujan yang cukup deras, dan tanah yang basah menjadi lembab.

"AYAH AYO MASUK, IBU SUDAH MEMBUATKAN MAKANAN."

"SEDIKIT LAGI, INI HAMPIR SELESAI." ujar ayah arumi yang entah sedang apa di gudang belakang dekat kebun.

"JANGAN TERLALU LAMA AYAH IBU NANTI MARAH"

"IYAAA"
○◇○

Makan siang bersama bersama dengan tenang, tak ada yang memulai pembicaraan. hanya suara dentingan suara sendok dan piring yang bertabrakan.

"Ehmm, nanti setelah makan siang aku akan pergi ke kota untuk bertemu dengan teman lamaku."

ayah arumi memang sering pulang pergi dari kota ke desa. Ia lebih suka tinggal di desa dibandingkan di kota. hawanya lebih sejuk dari pada kota, tetapi ia lebih suka dengan kota jika bekerja. pekerjaannya adalah mengantarkan bahan pangan ke toko atau tempat jualan yang sudah memesannya.

"Siapa ayah?." tanya arumi

"Erwan, kau ingat laki-laki yang membawa sepeda untukmu saat kau berulang tahun yang ke 5 tahun?"

arumi tampak berpikir dan mengingat lagi memory yang sudah lampau.

"aku ingat paman yang memberiku sepeda tetapi aku tak ingat wajahnya."

"Sudahlah kau ikut ayahmu saja nanti pasti tau, oh ya dia juga punya anak yang seumuran denganmu." ujar ibu arumi

"boleh aku ikut?". tanya arumi memastikan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga Mãwar BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang