15. (Vampire)

182 19 14
                                    

♪♪♪♪♪

Sebagai mahasiswa yang mengambil jurusan Jurnalistik, Ahn Jina pastinya sangat memanfaatkan berita yang sedang booming beberapa bulan ini.

Mengenai tentang adanya desas-desus manusia jadi-jadian yang di katakan sebagai vampir itu banyak membuat masyarakat ikut berasumsi.

Bahkan, media sosial saat itu sedang hangat membicarakan kasus-kasus kematian korban yang tak wajar. Maka dari itu, berita yang sangat hangat ini sangatlah cocok untuk tugas makalah Jina yang belum kunjung selesai.

“Astaga, sudah jam tujuh!”

Baru saja membuka ponsel, Jina sudah dikejutkan oleh jam yang telah menunjukan pukul tujuh malam. Hari ini ia ada janji dengan Kyungsoo. Setelah cukup lama mengenal, pria itu ingin mengajaknya jalan-jalan. Dan tentu, Jina menyetujuinya.

Karena berkutat di depan laptop hampir dua jam lamanya, Jina jadi sedikit lupa. Bergegas untuk mandi dan siap-siap karena sebentar lagi, Kyungsoo akan menjemputnya.

Siap dengan setelan celana jeans, dengan atasan kaus putih polos yang di selipkan ke dalam celana. Dipadukan lagi kemeja kotak-kotak distro lengan panjang yang dibiarkan semua kancingnya terbuka.

“Perhatikan jalanmu, jangan terburu-buru, begitu,” peringat Jira yang tercengang saat gadisnya menuruni tangga dengan langkah cepat.

“Bu. Aku ijin pergi sebentar, ya.” Tak lupa, Jina mengecup pipi kanan dan kiri Jira lalu mencomot onde-onde yang baru saja sang ibu olah.

“Astaga, gadis ini. Jangan terlalu larut pulangnya. Ingat, ya! Aku akan mengunci pintu jika kau berani pulang tengah malam.” Jira berteriak.

Lalu Jina membalas. “Ya ... aku mencintaimu. Bye.”

Jira menggeleng, mendengar Jina, gadisnya yang sudah tumbuh semakin dewasa. Bukan lagi gadis kecilnya yang harus ia jaga jika kemanapun akan ijin pergi.

Beralih pada Jina yang kini duduk di mobil samping Kyungsoo. Mendadak canggung, Jina terdiam entah harus memulai bicara dari mana. Di tambah, melihat penampilan Kyungsoo yang malam ini mengenakan setelan serba hitam, sungguh, itu membuat penampilannya tambah keren dan tampan.

Iya, tampan. Sangat malahan.

“Maaf, jika aku membuatmu menunggu.” Akhirnya Jina berkata.

Senyum Kyungsoo menyungging. Ia menoleh ke samping, melihat penuh ke arah Jina yang tak menatapnya.

“Aku tidak masalah jika harus menunggumu seumur hidup. Asalkan itu adalah Ahn Jina,” ungkap Kyungsoo.

Segera menoleh, Jina kontan salah tingkah usai mendengar ucapan Kyungsoo. Rasa-rasanya, hatinya terjawil dan menghangat secara bersamaan.

Mungkin lagi, pipi Jina merona karena tersipu malu. Lalu, Jina merunduk, tersenyum di balik hatinya yang sedang sedikit berbunga-bunga.

Terkekeh lucu, Kyungsoo menjalankan mobilnya.

“Aku pikir, kau dan Jimin pacaran,” mulai Kyungsoo.

“Kata siapa?”

“Hanya perkiraanku saja. Aku melihatmu sering duduk di samping Jimin.”

WONT DIE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang