Chapter 11 : Bertemu Kembali

546 71 2
                                    

Hari dimana setiap mahasiswa/mahasiswi Memulai kegiatannya dengan Duduk mendengarkan Ceramah Dari dosen pembimbing. Tidak terkecuali dengan Freya, Gadis Koleris mantan Idol Indonesia Tersebut, Tidak tanggung-tanggung mengambil Jurusan 'Humaniora', Yang sangat jauh dari Jurusan yang dia Ambil Waktu SMA.

Tidak banyak Yang membuat Freya Tertarik, Tapi demi apa Yang di tujunya Dia tidak akan mempermasalahkan kebosanan Yang melandanya.

Saat kelas Usai, Freya berniat pergi ke perpustakaan. Tapi Cacing di perutnya Sudah bergejolak sejak 30 Menit Yang lalu. Selain Willona Geng, Dan William, Tidak ada Orang lain lagi yang Freya kenal atau menjadi teman dekatnya.

Willona dan William berbeda jurusan Dengan Freya, Jadi Tidak Heran jika Mereka jarang berkumpul. Tapi entah Freya menganggap mereka teman atau Tidak. Freya akui, Mereka bisa membuatnya nyaman, sama seperti saat di JKT48 Dulu. Tapi Freya Tidak Ingin menjadi Orang Yang Egois dengan melibatkan mereka kedalam dunianya.

Dan apa Jadinya Jika mereka tau, tentang jati diri Freya Yang sebenarnya. Apa mereka akan menjauhinya? Atau sebaliknya.

***

Seorang pelayan kantin menaruh Secangkir Coklat dingin yang di pesan Freya. Hari yang Cukup terik di siang Ini. Untuk menghabiskan waktu dalam kesendirian, Freya akan melakukan hal Yang Biasa dia lakukan sambil mendengarkan musik melalui Headphone di telinganya.

Tidak lama William datang sambil menyapanya. Freya melepaskan sebelah Headphone-nya, Agar Bisa sekalian mengobrol dengan William.

"Bagaimana harimu?" Tanya William.

"Seperti biasa." Ucap Freya singkat.

Meski tidak terlalu lama mengenal Gadis Koleris Ini, William Bisa memaklumi Karakter Freya Yang sedingin es. Tapi setidaknya, Freya tidak mengacuhkannya.

"Tato yang Bagus." Ucap William ketika melihat punggung tangan kanan Freya. Tapi, entah kenapa William merasa merinding saat melihat tato itu. Freya Yang menyadari Hal aneh dengan William, Secara Cepat menyembunyikan Identitas tatonya. Akan sangat berbahaya bagi William Jika terus menatap tato itu. Dan resikonya adalah kematian. Mungkin Freya Harus memakai sarung tangan lain kali.

"Bagaimana dengan penelusuranmu dengan Willona, Waktu Itu. Kalian menemukan lukisan itu?" Tanya William.

"Lukisan itu di simpan di tempat rahasia, Kami Tidak bisa menemukannya setelah berkeliling semalaman." Jawab Freya yang masih Tidak mengalihkan pandangan pada Novel yang di bacanya.

"Aku mengerti, By the way—Kau sudah mendengar Berita Yang sudah Menjadi Topik panas sekarang?" Tanya William.

"Aku tau, Soal pembunuh berantai itu?"

"Benar. Semua korbannya adalah Gadis remaja yang seumuran denganmu. Pelakunya Mungkin terobsesi dengan mereka. Jadi kau Harus berhati-hati." Ucap William.

"Jangan Khawatir, Aku bisa menjaga diriku." Ucap Freya.

'Aku harap begitu, Aku Tidak ingin kehilanganmu Fre' Andai saja William Bisa mengatakan Perkataan itu dengan lantang. Tapi dia Terlalu takut, jika karena hal itu—Hubungannya dan Freya akan merenggang.

Tidak lama Willona And The Geng Datang ke meja mereka. "Hei, kalian kemari tidak mengajaku." Ucap Willona menarik kursi di susul oleh teman-temannya.

"Kau sendiri yang keluar terlalu lama." Ucap William.

Willona cemberut, Namun sedetik kemudian Gadis itu tersenyum Lembut pada Freya. "Bagaimana hari pertamamu?" Tanya Willona.

"Lumayan." Ucap Freya singkat.

"Sangat jarang Ada Yang mengambil Humaniora di sini, Loh Frey." Ucap Jennifer.

"Aku hanya Ingin mengambil hal Yang berbeda." Ucap Freya.

Matanya kemudian merasa ada Yang janggal dengan jumlah anggota dari Geng Willona. " Rose kemana?" Tanya Freya.

"Dia sedang demam hari ini. Jadi Tidak masuk ke kampus. Padahal Saat Bersama Kita dia baik-baik Saja." Ucap Hanna.

"But guys, Aku jadi takut Jika harus keluar malam-malam, sekarang." Ucap Jennifer.

"Maksudmu soal pembunuh berantai itu?" Tanya Willona.

Jennifer mengangguk dengan wajah melas.

"Dulu juga pernah terjadi kasus seperti ini kan, di Kota Kita?" Ucap Hanna.

"Benarkah?" Tanya Freya.

"Itu kasus 10 Tahun lalu, Memang hampir sama seperti sekarang." Ucap William.

"Apa menurut kalian pelakunya Adalah Orang Yang sama?" Tanya Jennifer.

"Bisa saja, 10 Tahun lalu Polisi bahkan Tidak bisa menangkap pelakunya." Ucap William.

"Mungkin dia seorang psychopath." Ucap Hanna.

"Sialnya lagi, semua Korbannya adalah Gadis remaja Yang seumuran dengan Kita." Ucap Willona.

Freya hanya mendengarkan Saja percakapan dari teman-temannya. Orang Biasa' akan jelas sangat takut jika bertemu dengan pembunuh berantai itu, Tapi sayangnya, Freya Bukan Orang 'Biasa' Lagi.

Tiba-tiba Notifikasi di Handphone-nya berbunyi. Alis Freya mengerut ketika Sebuah pesan Line masuk kedalam Kotak masuknya. Dia kemudian mengingat Bahwa hari ini, Tidak ada jadwal lagi Untuk kelasnya. Jadi dia Bisa pergi Untuk menemui Orang yang memberinya Pesan.

"Aku permisi." Ucap Freya berdiri.

"Kau mau kemana?" Tanya William.

"Bertemu teman lama. Kebetulan aku tidak ada kelas lagi sekarang." Ucap Freya.

"Hati-hati di jalan Frey!" Seru Willona.

Freya hanya membalas dengan senyuman.

"Hei, Aku tau kau menyukai Freya kan?" Ucap Willona Pada William, ketika Freya sudah Cukup jauh.

"Tidak, siapa Yang Bilang." Ucap William mengalihkan wajahnya. Dari Rona merah di Wajahnya, Willona Bisa tau kalau William sedang berbohong.

"Kau Tidak pandai berbohong. Kalau kau menyukainya Utarakan saja perasaanmu." Ucap Willona menepuk-nepuk Pundak William.

"Jangan sok tau." Ucapnya beranjak pergi.

"Mau Aku bantu Tidak!!" Seru Willona. Sayangnya William sudah terlalu jauh Untuk mendengarnya.

***

Freya memesan Taxi, Ketika Orang Yang mengiriminya pesan sebelumnya, memberitahu dia Dimana mereka akan bertemu. Freya berdehem beberapa kali di dalam Taxi, Guna Mengubah ekspresi-nya. Seperti topeng yang sudah dia Buka harus di pakai lagi Untuk beberapa jam.

"Anda mau kemana?" Tanya Si supir Taxi.

"Flower's Caffe, Please." Ucap Freya.

Sang supir mengangguk, mengerti. Tidak banyak Yang di lakukan Freya di dalam Taxi. Hanya mengabari Orang Yang akan bertemu dengannya, Kalau di sudah dalam perjalananan. Cukup membuat Freya penasaran, kenapa Orang itu datang ke New York. Bukankah kegiatannya sangat padat.

Setelah 30 Menit perjalanan dari Harvard, Kedai Caffe dengan Tulisan Flower's Caffe Sudah nampak terlihat. Taxi Yang di tumpangi Freya tepat berhenti di depan Pintu masuk. Freya memberikan Tip Untuk sang supir, sebelum akhirnya memasuki Caffe dan mencari Orang Yang di tujunya.

"Freya!!" Seru seseorang Yang sudah sangat dia kenal. Freya Menoleh ke sumber suara, Dimana Orang tersebut duduk di Meja dekat jendela sambil melambaikan tangan memanggilnya.

Freya tersenyum sumringah. Topeng yang dia kenakan berhasil seperti dulu. Senyuman Caramel itu kembali. Meski hanya sementara saja.

"Ci Shani."

FREYA : Holders Of Lost Object ( BOOK 1 ) ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang