2

270 37 7
                                    

Jimin telah bekerja lebih keras akhir-akhir ini, ditambah Taehyung dan Doha sering pergi ke bioskop, jadi dia bisa lebih sering bertemu dengannya.

Sepulang kerja, seperti biasa, ia pergi berganti pakaian dan mengenakan seragam sekolah yang belum sempat ia ganti sebelum berangkat kerja. Setelah semuanya selesai, dia pergi ke toilet untuk menyelesaikan masalahnya dan bertahan sepanjang waktu sebelum memutuskan untuk pergi.

Dalam perjalanan pulang kerja, dia berpikir, "Aku tidak bisa melihat Taehyung hari ini"

Setelah berpikir, ketika saja tiba-tiba secangkir coklat panas dituangkan langsung dari atas mengenai dadanya.

Jimin bingung sejenak untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, lalu detik berikutnya dia tiba-tiba melompat dari kepanasan.

Coklat panas membasahi kemeja seragamnya, mengalir dari dada hingga perutnya. Orang lain juga terkejut dan segera mengeluarkan handuk untuk menyeka bajunya dan berulang kali berkata,

"Maaf, maaf, aku sedang melihat ponselku dan tidak memperhatikan, maafkan ku."

Saat ini Jimin mengangkat kepalanya, dan otaknya langsung terbelah dua. Orang yang menyentuhnya adalah Taehyung.

Taehyung sedang menyeka bajunya, sejenak Jimin melupakan panas coklatnya, dia hanya menatap kosong seperti jiwa yang tersesat pada Taehyung.

Taehyung menemukan sesuatu yang aneh dan berhenti bergerak. Dia tampak bingung sejenak.

Jimin segera berbalik dengan malu-malu dan berkata:

"Ah, aku baik-baik saja, ini tidak terlalu panas"

Taehyung sekali lagi memperhatikan profil Jimin yang mirip Doha. Dia tertegun sejenak.

Setelah itu, dia mengamati bahwa telinga orang didepannya berwarna merah dan wajahnya juga sedikit merah muda, jadi dia kembali tenang dan tersenyum padanya

"Apa kamu tersipu malu ketika berbohong? Aku baru membelinya beberapa menit yang lalu. bagaimana itu tidak panas?"

"Ah..itu..a..tidak terlalu panas, aku merasa seperti itu.."

Taehyung tiba-tiba menganggapnya menarik. Saputangan yang masih dia letakkan di depan dadanya merasakan detakan jantung yang cepat.

"Benarkah? Jadi apa yang kamu khawatirkan hingga membuat jantungmu berdebar kencang?"

Jimin segera mundur selangkah, membuat tangan Taehyung yang memegang handuk tidak lagi mendapat penyangga dan tiba-tiba hampir terjatuh

"Ah, Taehyung, aku tiba-tiba saja... kaget, aku tidak punya niat lain"

Taehyung menjadi semakin tertarik untuk menggoda orang di depannya:

"Ha, apa kamu tahu namaku? Apa artinya kamu tau yg lainnya juga? Hm"

Pikiran Jimin kacau balau, tidak tahu bagaimana harus merespons, lidahnya terkatup rapat, bergumam dan tergagap

"Aku..aku..aku..tidak tahu"

Taehyung pada dasarnya menganggap Jimin sangat menarik. Wajahnya yang seperti Doha saja sudah cukup untuk menarik perhatiannya, ditambah kepribadian pemalu ini membuatnya sangat bersemangat dan ingin terus menggodanya.

"Apa kamu menjadi seperti ini karna ada seseorang yang kamu sukai tepat di depanmu?"

Taehyung terkekeh dan maju selangkah untuk memberinya handuk, tetapi tiba-tiba menyadari bahwa karena leluconnya, wajah Jimin semakin menunduk, telinganya terasa panas, dan dia tetap diam.

"Taehyung, sebenarnya, aku..sebenarnya..aku..aku menyukaimu"

Jimin mengerahkan seluruh keberaniannya dari lubuk hatinya untuk mengucapkan kalimat tersebut. Setelah berbicara, dia langsung menyesalinya, berpikir bahwa dia tidak tau malu, bagaimana dia bisa terus terang mengatakan kalimat yang tidak punya otak seperti itu.

Hanya Pengganti (Rest) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang