JANGAN lupakan Vanila paling malas melakukan hal-hal yang ribet. Contohnya, ya, ini. Di hari pertama Ospek ini seperti di hari pertama saat dia MOS di SMP, dan SMA-nya dulu. Para senior selalu meribetkan junior-juniornya.
Di hari pertama ini mereka sudah diberi hadiah dengan syarat bisa menemukan jawaban dengan kata kunci; lunak, berkaki banyak, enak. Mereka diberi waktu sejam untuk mencari jawabannya. Tanpa perlu repot-repot berpikir keras, mencari jawaban di internet, bertanya-tanya senior, atau yang lain seperti yang dilakukan beberapa anak rajin lain, Vanila tak ambil pusing dengan itu. Jadi sekarang gadis itu lebih memilih bersantai-santai makan di kantin tanpa sepengetahuan senior.
Sayangnya, dia beda jurusan dengan Novel. Sahabatnya itu mengambil jurusan Manajemen, sementara Vanila Akuntansi, jadi sekarang dia sendiri di sini. Di antara beberapa murid nakal lain yang memilih tidak ambil pusing juga. Mereka berbuat bebas seenaknya, seperti merokok, bermain game, dan berbicara hal nyeleneh tanpa tahu malu seolah yakin tidak akan bisa ketahuan dosen, atau senior karena letak kantin berada jauh dari lapangan-lantai paling atas.
"YUIZZAAAA!! GUE BELUM SELESAI NGOMONG!!"
Setidaknya sampai suara cempreng milik senior cewek terdengar, membungkam kebisingan kantin dan nyaris membuat Vanila tersedak kuah seblaknya. Otomatis semua pasang mata menoleh ke sumber suara. Seorang senior cantik, berambut kecoklatan sebahu, dan tingginya sepangkal leher Yuizza, membuntuti cowok itu memasuki kantin.
Yuizza.
Vanila tidak menyangka jika yang datang adalah mahasiswa idamannya itu. Tapi seorang gadis yang selalu membuntutinya itu sedikit membakar hati Vanila. Mendadak dia tak berselera melanjutkan makannya karena mengira gadis yang bersama Yuizza adalah pacarnya. Mata Vanila tak luput dari gerak-gerik Yuizza yang menegur beberapa anak di meja lain yang sempat membuat keributan kantin tadi, dan si gadis yang digoda anak-anak itu.
"Kak, cantik, deh. Tolong kasih waktu kita buat makan, ya? Udah kerempeng tambah kerempeng nih saya, Kak."
"Iya, Kak, kami doain kalian langgeng sampai pelaminan, deh."
Si gadis hanya menatap mereka datar tanpa mau menanggapi.
"Kalian belum ada sehari di sini tapi udah mau buat keributan?!" Itu suara Yuizza. "Inget, ya, kalian bukan anak SMA lagi di sini. Kalo nggak niat ngikutin kegiatan, silakan pulang sekalian."
Astaga, Vanila bisa mabuk mendengar suaranya. Yah, memang berbeda daripada saat mereka pertama kali bertemu, lebih lembut, sementara sekarang tegas seperti komandan yang memimpin prajurit-prajuritnya, dan galak seperti saat di sport center waktu cowok itu memarahi adiknya.
Mereka terlihat kicep ditegur.
"Udah, sana balik!" Itu suara gadis yang bermanja-manja di lengan Yuizza, tapi juga terdengar tegas memerintah anak-anak itu seolah tidak tergoda dengan rayuan mereka.
Sejurus kemudian, tatapan Yuizza dan si gadis di sebelahnya nyaris bersamaan menoleh ke meja Vanila setelah berhasil membuat anak-anak biang onar tadi keluar kantin.
Vanila menelan ludah waktu mereka eyes contact untuk ke dua kalinya. Tapi ini bukan saatnya yang tepat untuk gadis itu baper, karena Yuizza menghampirinya untuk menegurnya juga.
"Ngapain masih di sini? Nggak denger tadi?"
Vanila otomatis berdiri. Gugup setengah mati. "M-maaf, Kak...."
"Sana, balik ke lapangan!" bentak si gadis, membuat Vanila buru-buru mengambil buku yang tadi sempat dibawa dan pamit keluar kantin menuju lapangan.
Sebenarnya tidak hanya mereka yang bolos, tapi ada beberapa murid yang lain, dan mereka tidak dibiarkan lolos begitu saja. Jelas mereka kena hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, I Have On Crush You
Fiksi Remaja"Lo pikir dengan cara lo jadi penguntit gini orang bakal seneng? Mau lo apa?" "Jadi selama ini kita nggak kebetulan, tapi lo yang suka ngurusin kehidupan orang? Mau lo apa, gue tanya?" "Kalo lo nggak bisa jawab, gue peringatin sama lo. Jangan suka i...