04 • Foursome

2.1K 70 8
                                    

Tak kusangka liburan pertamaku memberikan pengalaman yang amat luar biasa. Mulai dari bertemu dengan aktor pxrn favoritku, sampai aku membuat konten gay s*x pertamaku dengannya.

Dengan followers-ku dan followers-nya aku dengan mudah mendapatkan pundi-pundi uang dari konten tersebut. Pastinya uang tersebut aku simpan untuk membeli konsol gaming terbaru.

Konten video aku buat berkategori POV, dimana aku akan memperkosa bottom tanpa menunjukkan wajahku, yang aku tunjukan hanya penis dan bottomnya saja. Selain itu aku membuat konten hanya satu bulan sekali. Adapun untuk talent nya kebanyakan aku pilih dari orang-orang yang menawarkan diri melalui DM, pastinya aku pilih terlebih dahulu dan tidak asal main.

Untuk bulan ini aku juga berencana ingin membuat konten dengan seseorang, namanya Dio, umurnya sudah menyentuh 40 tahun tapi perawakannya masih terlihat bagus. Dia menawarkan diri untuk menjadi modelku. Aku memilih dia karena badannya begitu sexy, tubuh kekar dengan pantat gempal menjadi poin plus untuknya.

Aku pun berjanji untuk bertemu di hotel Axxton dengannya, saat bertemu dengannya aku sedikit terkejut karena dia bersama dengan 2 orang lain.

"Lah kok ada orang lain?" Tanyaku.

"Oh tenang saja, mereka berdua bawahanku. Aku sengaja membawa mereka untuk aku disiplinkan."

"Tapi kita sudah janji meet up hanya berdua, terus untuk payment juga aku cuma bisa bayar kamu saja," jelasku pada Dio.

"Mereka berdua gratis, lagi pula aku gak di bayar juga gak masalah, selama kamu bisa memuaskanku."

Aku masih ragu dengan Dio dan kedua rekannya itu. Aku perhatikan mereka berdua nampaknya masih muda sekitar umur 22 an. Dengan potongan rambut cepak, badan tegap ditambah bentuk tubuh tidak terlalu berotot seperti Dio.

Aku hapus semua keraguannya dan mengajak mereka bertiga masuk ked dalam kamar. Setelah masuk ke dalam kamar, aku bertanya-tanya aku harus apakan mereka berdua. Masa aku dan Dio asyik bersenggama lalu mereka hanya melihatnya saja.

"Jadi fungsi mereka berdua itu buat apa?" Tanyaku.

"Terserah kamu, yang jelas mereka berdua bakal nurutin perintah kamu," balas Dio.

Apakah mereka slave, dan Dio itu masternya. Ada kemungkinan iya.

"Siapa nama kalian berdua?" Tanyaku.

"Aku Akmal."

"Aku Candra."

Mereka menjawab dengan nada tegas.

"Coba buka kaos kalian!" Perintahku.

Mereka berdua pun menuruti perintahku dan mereka buka kaos yang mereka kenakan. Badannya cukup bagus, dengan dada bidang dan otot trisep dan bisep yang sudah terbentuk.

"Kocok penis kalian satu sama lain!"

Sekali lagi, mereka mengikuti perintahku. Akmal dan Candra pun mulai mengeluarkan penis mereka dari balik resleting celananya. Lalu mereka berdua saling mengocok penis satu sama lain di hadapanku. Hingga teganglah penis mereka, tak kusangka penis mereka cukup besar, bentuknya juga indah.

Aku pun mencari tasku dan mengambil kamera dan beberapa topeng mata untuk mereka bertiga kenakan. Lalu aku berikan kepada Akmal, Candra, dan Dio topeng itu.

"Ini untuk apa Pak?" Tanya Candra dengan memanggilku Pak.

"Kita akan membuat video porno, kalian bertiga akan menjadi modelnya."

Candra sedikit terkejut, "Aku tidak mau Pak, bisa-bisa orang pada tahu," tolaknya.

Dio yang mendegar ucapan Candra dia langsung menghampirinya dan melayangkan tamparan keras ke wajahnya, "Sudah Bapak bilang turuti perkataan dia!"

Aku terkejut melihat Dio tiba-tiba menggampar Candra. 

"Siap Pak, saya salah. Saya akan menuruti semua perintahnya," ujar Candra dengan seikit menahan rasa sakit di wajahnya.

Karena tak tega, aku pun mengambil beberapa es di dalam lemari es hotel lalu mencoba mengkompres bekas tamparan Dio. 

"Terima kasih Pak."

"Kamu mau aku gampar juga Akmal?" tanya Dio dengan tegas.

"Siap tidak, saya akan menuruti perintah dia Pak!" ucap Akmal.

Karena merasa kasihan dengan mereka, aku pun memutuskan untuk tidak membuat videonya. Namun disisi lain aku juga takut, kalau Dio akan marah seperti kepada mereka berdua. 

"Waduh, kalau kayak gini mending gak jadi lah."

"Lah, kok bisa?" Tanya Dio kebingungan.

"Mereka berdua gak mau, aku gak mau maksa," jelasku.

"Ya sudah, main denganku saja. Mereka berdua nonton dipinggiran saja," ujar Dio, "Kalian cepat kesana, berdiri tegap penisnya biarin keluar seperti itu!" Perintah Dio pada Akmal dan Candra.

Mereka berdua menuruti ucapan Dio, aku pun memberikan topeng mata padanya, langsung dipakailah topeng itu. 

Aku pun memposisikan diri di sofa dan mulai merekam, pertama-tama Dio merangkak ke arahku. Sesampainya di selangkanganku dia mengendus gundukan penisku dari balik celana, lalu dia jilati gundukan penisku itu dengan lidahnya, tak lupa aku juga mengelus-elus rambut Dio.

Penisku yang awalnya lemas kini mulai terbangun. Dio menyeringai melihat penisku yang mulai tegang. Aku tarik kepalanya, lalu aku belai wajahnya yang sangar itu, Dio menjulurkan lidahnya bak anjing yang kehausan. Aku pun memasukkan jari-jariku ke dalam mulutku, Dio melumatnya dengan begitu nikmat. 

Aku pun mendorong Dio dengan kakiku, setelahnya aku perintahkan dia untuk menjilat jari kakiku, "Jilat!"

Tanpa ragu Dio menjilatinya, sungguh pemandangan yang begitu erotis. Ketika Dio sibuk menjilati kakiku, aku mengeluarkan penisku yang sudah tegang. "Jilat juga yang ini," perintahku sambil mengocok-ngocok penisku.

Bak anjing yang kehausan Dio pun segera menghampiri penisku untuk dia jilat, dia pegang batang penisku terlebih dahulu lalu dia jilati lubang kencingku.

"Gede dan berurat, suka sama yang modelan kayak gini," puji Dio pada penisku.

[Aldi, Dio, Candra, dan Akmal melakukan seks secara bergantian]

Di pagi hari yang cerah ini aku beristirahat di teras rumahku sambil menyeruput secangkir teh manis. Tak lupa aku juga

"Kak Diki makin ganteng aja," godaku padanya melalui vidcall.

"Kamu ini bisa aja, gimana kabarnya Al?" Tanya Kak Diki.

"Baik, oh iya Kak Alan kemana?" Tanyaku balik.

"Lagi masak," balas Kak Diki sambil mengarahkannya ke Kak Alan.

"Jangan lupa makan makanan yang sehat," teriaknya.

"Gimana konten YouTubenya, progessnya bagus banget?" Tanya Kak Diki.

"Bagus banget," jawabku dengan sumringah.

"Nama channel-nya apa sih? Kasih tahu kami!"

Selama ini aku belum memberitahu apa nama channel ku, karena Kak Alan pasti akan marah jika dia mengetahui aku bukan hanya buat konten YouTube, tetapi aku juga membuat konten video porno juga.

"Rahasia," jawabku singkat.

"Kak Diki sudah tahu kok nama channel-nya apa," ujarnya.

"Iya gitu, jangan ngarang Kak."

Kak Diki tersenyum jahat lalu dia berteriak ke Kak Alan, "Lan, adikmu buat konten OnlyFans."

"Apa," teriaknya.

Aku pun bergegas mematikan vidcall karena pastinya Kak Alan akan memarahiku. Selang setelahnya, panggilan masuk ke ponselku dari Kak Alan.

Jika aku mengangkatnya Kak Alan pasti akan marah dan menceramahiku. Bukannya menjadi TOP Gamer yang sesungguhnya, justru kini aku menjadi gamer dengan role TOP.

E.N.D

TOP GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang