"sebenernya aku takut tentang apa yang akan jadi takdir kita nantinya. tentang semua kejadian yang kita tinggalkan, tentang segalanya. semoga di kehidupan yang selanjutnya, aku berharap bisa bertemu dengan kalian lagi, tanpa ada konflik serius yang bisa memisahkan kita hari ini. Teman teman, maafkan aku, aku lakukan ini karena kalian begitu berarti"
"namun aku salah dalam mengungkapkan kata 'berarti' itu. semuanya kesalahan ku. maaf..... "
♛┈⛧┈┈•༶ ⋇⋆✦⋆⋇༶•┈┈⛧┈♛
"Vancha, bangun sayang ini hari pertama kamu masuk SMP kan? "
sosok perempuan yang selalu aku sayangi dan syukuri. bunda.
segera aku bangun dan mengumpulkan sedikit demi sedikit nyawaku yang masih belum terkumpul. Bundaku berdiri dan membuka jendela kamarku, memancarkan sinar terang matahari pagi, menimbulkan munculnya udara segar setelahnya. Aku pun berdiri dan mengambil handuk di dekat pintu kamar mandi."Vancha. kamu di tempatkan di kelas apa? bunda lupa"
"kelas 7G bun. oiya Vancha sekelas sama temen vancha waktu TK"
"oh iya? siapa? "
"Elyn sama Nuri, sisanya Vancha gak kenal"
"ya udah. hari ini juga pasti kalian bakal kenalan kan? sekarang Vancha mandi yang bersih, yang wangi. nanti kalau udah siap, langsung turun buat sarapan, sekalian bunda kepang in rambut Vancha, ya? "
"iya bun"
air dingin pagi langsung menusuk kulitku secara langsung. ku basuh semuanya dengan sabun . aku selalu malas jika harus melakukannya, bukan malas sebenarnya. hanya saja ini mengingatkan ku tentang masa lalu. luka bunuh diriku membekas. kecil memang , karena saat itu aku menggunakan pistol sebagai sarana.
aku memang berpura pura bodoh saat itu. saat usiaku 5 tahun. aku bertanya pada bunda tentang bekas luka di bagian dada kiri ku ini. bunda tersenyum, hangat rasanya. dia bilang bahwa ini adalah tanda lahir.
aku berdoa kepada Tuhan, berharap ini memang sebuah tanda lahir. apapun yang terjadi di masalalu, semoga tidak akan sama sekali terhubung di kehidupan ku yang sekarang.segera setelah selesai bersiap siap. aku langsung turun ke bawah, menggunakan sragam. merah putih yang lumayan terlihat lusuh karena sudah lama.
"Vancha. kenapa pakai baju ini? kan seragam SD ada yang masih bagus"
"iya kah bun?. tadi Vancha cari cari kok ga ada? "
"ada. lo nya aja yang ga teliti"
itu abangku, Bang Jivan, dia udah kelas 3 SMP, sikapnya emg nyebelin, banget.
"sok tau. situ pernah masuk masuk kamarku? "
"hust udah. ini bunda cariin dulu ya? masa kamu sekolah pertama bajunya kaya gitu? "
"ga usah bun. biar abang aja, bunda kepangin aja tu anak manja, nanti biar cepet siap"
"apa sih."
"lo sinisin gue? brangkat sekolah sendiri sana"
"lahh. mana bisa abang kan ojek ku"
"ojek ojek. mang situ bayar gue? "
"hehe, engga si"
abang ku pergi setelahnya. maaf bang, aku juga bingung sama sikap ku sekarang, seolah olah, sikap sabar dan pendiamku kini hilang. apalagi kalau liat wajah abang. pengen ku pukul saking tengil dan nyebelinnya.
sekarang bunda lagi ngepangin rambutku.
"bunda. ayah, maaf ya kalau Vancha sama abang sering ribut. tapi beneran deh bunda, ayah. Kok bang Jivan nyebelin banget sih? dulu bunda ngidam apa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak TK
Teen FictionMenurut kalian , apa kesan pertama tentang persahabatan? menurutku, persahabatan sejati pasti ada, tinggal menunggu saatnya tiba, saat kita sudah menemukan lingkungan pertemanan yang sehat dan cocok untuk kita. ini sama kaya pengalaman ku selama in...