Cheers 13

1.8K 191 25
                                    

3 Maret 2024

🌸

Dimalam hari, sekitar pukul setengah delapan, Sakura terbangun. Banyak waktu yang dihabiskan Sakura untuk tidur. Sasuke memahaminya. Dokter bilang, itu sebagai bentuk pelampiasan atas rasa frustasi dan putus asa yang dirasakan Sakura. Sebagai anggota keluarga, Sasuke diingatkan agar tidak terlalu memaksakan Sakura berbicara dalam banyak hal. Cukup dampingi Sakura sampai  ia sendiri mau menyampaikan keluh kesah yang ia rasakan.

"Kau haus?" Tanya Sasuke. Ia membantu Sakura untuk duduk. Perempuan itu mengangguk.

Sasuke mengambil sebotol air di atas nakas. Membantu Sakura minum. Setelah beberapa tegukan, Sakura menjauhkan mulutnya dari ujung botol.

"Sudah," ucapnya. Sasuke tersenyum tipis. Ia simpan kembali botol itu di atas nakas.

"Makan malam ya?" Tanya Sasuke. Sakura mengangguk. Ia memang sudah merasa lapar sejak bangun.

Sasuke dengan sigap mengambil nampan tempat makan malam Sakura yang tiba beberapa waktu lalu. Menyuapi Sakura. Sasuke senang karena perempuan itu tidak menunjukkan sikap penolakan akan keberadaannya.

Sakura hanya mampu menghabiskan setengah dari makan malam yang disediakan untuknya. Perempuan itu menggeleng ketika Sasuke meminta untuk menambah beberapa suapan lagi.

"Minumlah," ucap Sasuke. Ia bantu Sakura untuk minum. Kemudian Sasuke menyimpan semua peralatan makan itu di atas nampan. Menunggu petugas mengambil sendiri.

Sasuke kembali duduk di tepi brankar. Mengambil tangan kiri Sakura dan memijatnya pelan. Sakura memperhatikan itu. Ia menunduk. Tangan kanannya yang bebas mengambil sesuatu yang menggantung di lehernya.

"Uchiha Sakura," ucapnya. Seketika Sasuke mengangkat pandangannya.

"Aku pernah bermimpi untuk memiliki nama ini di masa depan. Walaupun tidak akan terwujud, aku boleh menyimpan cincin ini kan?" Tanya Sakura pelan.

Sasuke tersenyum tipis. Perkataan Sakura kembali menyakiti dirinya. Semuanya akan terwujud Sakura.

"Aku memang memberikannya untukmu," jawab Sasuke. Sakura tersenyum tipis, sangat tipis sampai Sasuke merasa ia salah melihat.

"Terimakasih."

"Terimakasih juga telah menerima cincinnya," balas Sasuke.

"Apa kak Temari datang hari ini?" Sakura kembali bertanya. Tidak mungkinkan Sasuke tidak menghubungi Temari.

"Ya, Temari sedang di kantin. Ia pergi untuk makan malam," jawab Sasuke.

"Bagaimana denganmu?"

"Hm?"

"Kau sudah makan malam?"

Sasuke bisa merasakan detak jantungnya yang bergemuruh lebih cepat. Ia mengangguk. "Aku sudah makan malam ketika kau tidur tadi."

"Kau tidak pulang?"

Sasuke menggeleng, "aku akan pulang bersamamu."

"Bisa bantu aku ke kamar mandi?" Sakura mengalihkan pembicaraan.

Dikarenakan kaki yang belum bisa berjalan seperti dulu, Sakura masih digendong oleh Sasuke. Untungnya perempuan itu sudah memiliki tenaga untuk memegang tiang infusnya sendiri, tangannya menyeret tiang infus.

Sasuke dengan perlahan membantu Sakura duduk, ia menutup kamar mandi, menunggu Sakura menyelesaikan urusannya.

"Sasuke," panggil Sakura dari dalam kamar mandi.

Sasuke membuka pintu kamar mandi dari luar. Ia bawa tubuh Sakura dalam gendongannya. Dengan perlahan, ia melangkah keluar kamar mandi. Membawa langkahnya ke arah brankar. Meletakkan Sakura bertepatan dengan pintu ruangan yang terbuka.

Temari bersama Ino dan Sai muncul di sana.

~Cheers~

"Hei, sudah merasa lebih baik?" Temari memulai pembicaraan. Ketika ia masuk bersama Sai dan Ino, keadaan ruangan menjadi canggung. Ia mendekat pada Sakura. Berdiri di sisi lain brankar. Meninggalkan Ino dan Sai yang masih berdiri di dekat pintu.

"Sudah, bagaimana makan malamnya kak?" Tanya Sakura balik. Ia hanya menatap Temari dan Sasuke. Belum siap untuk bertemu pandang dengan Sai ataupun perempuan berambut pirang di sampingnya.

"Ya, biasa-biasa saja," jawab Temari. Ia duduk di bangku kecil di samping brankar.

Temari menoleh pada Sai dan Ino. Kemudian pada Sasuke, meminta bantuan untuk menghilangkan susana canggung. Sasuke menghela napas. Ia duduk di tepi brankar seperti biasa. Menggenggam kedua tangan Sakura.

"Mau berbicara sebentar dengan Sai?" Tanyanya lembut. Ia tatap mata Sakura. Mengunci pandangan perempuan itu.

Sakura menggeleng, "aku tidak mau," jawab Sakura.

"Tidak mau atau belum siap?" Tanya Sasuke lagi. Sasuke tidak ingin Sakura memiliki hubungan yang buruk dengan Sai. Apalagi Sai adalah orang yang sangat berarti untuk Sakura. Perempuan berambut merah muda itu hanya sedang dalam kondisi tidak baik dan tidak siap berbicara dengan orang-orang terdekatnya dulu.

"Belum siap," jawab Sakura pada akhirnya.

"Beritahu aku jika kau sudah siap untuk berbicara dengan Sai. Aku akan berbicara dengannya sebentar."

Dengan begitu, Sasuke berdiri. Menggiring Sai dan Ino yang terlihat tidak rela keluar dari ruang inap Sakura. Meninggalkan Temari dan Sakura berdua.

"Kau sudah memaafkan Sasuke?" Tiba-tiba saja Temari merasa penasaran dengan perubahan sikap Sakura yang cukup ektrem baginya. Lonjakan emosi Sakura terhadap Sasuke cukup menarik perhatian Temari tentang hubungan keduanya.

"Hm?"

"Kau sudah memaafkan Sasuke?"

"Aku sudah memaafkannya sejak lama kak," jawab Sakura.

"Kau tidak membenci Sasuke?" Gelengan Sakura menjadi jawaban.

"Kalau begitu kau masih menyukainya?" Kembali Sakura memberikan gelengan. Temari berdecak kesal dalam hati.

"Lalu?"

"Lalu apa?" Tanya Sakura bingung.

Temari ingin bertanya lagi tapi tidak jadi. Ia menggenggam kedua tangan Sakura.

"Sakura, jika ada yang bisa kubantu beritahu aku. Atau kau mau berbicara dengan adikku yang sibuk itu?"

"Jangan mengganggunya kak, dia sangat sibuk. Kita tidak akan bisa menghubunginya selain lewat surat," balas Sakura. Ia tersenyum tipis mengingat temannya yang berambut merah itu.

"Aku akan baik-baik saja," ucap Sakura saat melihat tatapan keraguan di mata Sakura.

"Aku ingin berkunjung ke pemakaman ayah nanti. Jadi aku akan baik-baik saja," ulang Sakura meyakinkan Temari.

Temari tersenyum senang. Ia berdiri, membawa Sakura dalam pelukannya.

"Kau tahu kan, aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri. Jangan sungkan untuk menghubungiku saat aku tidak di rumah sakit." Sakura mengangguk.

"Kak, aku ingin konsultasi dengan dokter."

🌸

Publish: 7 Juni 2024

Cheers [SasuSaku]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang