...............••••🖤••••................
Malam itu tepat di ulang tahunku yang ke tujuh belas aku terbangun dari tidurku setelah mendengar sebuah bisikan memanggil namaku. Kuamati di sekitar, tak ada satu orang pun di sini. Kuputuskan untuk kembali tidur akan tetapi, suara itu kembali terdengar. Hingga sebuah kilatan cahaya putih menembus jendela kamarku dan kemudian menerpaku dan menghilang. Kepalaku sedikit nyeri saat cahaya itu menyilaukan mataku. Kucoba memeriksa pantulan diriku di kaca rias. Alangkah terkejutnya aku saat kulihat sepasang sayap mencuat indah dari punggungku. Mataku berubah menjadi semburat warna merah muda dan rambutku seketika berubah warna. Tak percaya dengan apa yang kulihat aku mencoba mengerjap beberapa kali, hingga kusadari ini bukanlah mimpi.
..............••••••🖤••••••...............
Rhea, gadis cantik bermata amber dengan kulit putih itu, tengah sibuk menyisir helaian demi helaian rambut hitam panjangnya. Parasnya yang cantik nan rupawan semakin terlihat anggun dengan balutan makeup natural. Gaun berwarna merah muda dengan sedikit aksen putih pada tubuhnya membuatnya terlihat bak putri kerajaan. Tak ada yang bisa ia dapati di pantulan cermin riasnya kecuali kesempurnaan.
"Kamu yang terbaik Rhe," seorang wanita menggumam dari belakang.
"Tentu semua orang tau itu," Rhea tersenyum dan menatap pahatan indah wajahnya.
"Lekaslah turun mereka sudah menunggu."
"Baik ibu."
Rhea bergegas keluar dari kamarnya menuju tangga lantai satu rumah mewahnya itu. Dengan anggun ia menuruni satu demi satu anak tangga diiringi tepuk tangan meriah. Rhea begitu bersinar malam itu, kecantikannya mampu membuat puluhan orang disana terpukau dan terpana hanya dengan sekali pandang saja.
Selain parasnya yang begitu menawan, Rhea juga memiliki hati yang lembut, dan dikenal suka berbagi kepada siapa saja. Contohnya pada pesta malam ini tak hanya mengundang teman dan sahabatnya Rhea juga mengundang anak-anak yayasan panti asuhan dan beberapa tunawisma di dekat kompleks tempat tinggalnya. Menurutnya membuat orang lain bahagia adalah kebahagiaan untuk dirinya juga.
Acara berlangsung dengan sangat meriah. Puluhan tamu berdansa menikmati alunan musik, ada juga yang sibuk menikmati berbagai hidangan yang lezat disana. Tak sedikit pula dari mereka yang berbincang-bincang dan saling berkenalan.
"Hei, apakah kau mengenalnya?" seorang wanita muda berbisik pada wanita setengah baya di sampingnya yang sedang terlihat asyik membaca buku kuno.
"Entahlah, aku baru tiba di kota ini sesaat sebelum beberapa orang pria mengundangku untuk makan, awalnya aku kira mereka akan menculikku tapi mereka terlihat baik jadi aku ikut saja."
Merasa tak mendapat jawaban ia pun beralih pada gadis remaja berambut pirang di belakangnya. Gadis itu tengah melancarkan aksinya menyelundupkan makanan ke dalam tas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World of Eternity | Rhea
Teen FictionMenjadi manusia setengah elf dan memiliki kekuatan magis serta kecerdasan yang tinggi mungkin menjadi idaman banyak orang di luar sana, namun tidak dengan Rhea. Ia harus siap untuk kehilangan satu persatu orang terdekatnya, semua menjauh dan mengang...